19. Friendship

1.3K 172 8
                                    

Kazutora merasakan tubuhnya menegang. Kakinya terasa lemas, dan jantungnya berdetak kencang. Dia tidak pernah melihat seorang Omega seperti Takemichi, yang mampu membuat Beta berlutut dan para Alpha berdiri kaku.

Itu menakutkan, tapi juga menenangkan saat melihat Omega bermata biru menghajar orang-orang itu, mengatakan jika dia tidak akan melepaskan siapa yang melukai temannya.

Teman.

Kengerian di dalam tubuhnya berkurang. Hidungnya mencium aroma marah Omega yang semakin pekat. Namun kali ini Kazutora merasa tenang melihat punggung Takemichi. Male-Omega yang sedang berdiri di depannya menggeram layaknya seekor serigala yang tengah melindungi kawanannya.

Di sisi Mikey dan yang lain, Mitsuya berusaha untuk bangun saat merasakan jika feromon Takemichi sudah tidak terlalu menekannya. Mitsuya tidak tahu bagaimana dia bisa kembali berdiri disaat para Beta di tengah-tengah pertarungan masih berlutut dan para Alpha juga hanya mematung.

"Mi-key, kau harus ... menenangkan dia," ucapannya sedikit terbata-bata.

Mikey menoleh, menatap Omega bersurai lilac yang tengah mengatur nafasnya. "Kau baik-baik saja, Mitsuya?"

"Ya."

Mikey bernafas lega. Dia menatap Takemichi yang masih menghajar orang-orang itu, bahkan para Alpha juga tak lolos dari pukulannya. "Jika kalian bisa mendekat pada Takemichi, ikutlah denganku. Jika tidak, tetaplah disini."

Yang lain saling menatap. Draken dan Baji segera membantu Pah yang sedang berusaha berdiri, lalu mulai mengikuti Mikey yang sudah berjalan menghampiri Takemichi.

Mikey mendekat perlahan, keningnya berkerut saat hidungnya mencium aroma marah Omega yang semakin kuat saat dia menghampirinya. Alpha bersurai pirang itu menyebarkan feromonnya untuk menyadarkan si Omega sembari memukuli beberapa Alpha dan Beta yang menghalangi jalannya. Empat orang lainnya berusaha membantu sebisa mereka agar Mikey lebih cepat sampai.

Mikey sedikit berlari saat melihat Takemichi hampir memukul Junpeke-mantan teman Kazutora- yang tengah terduduk mematung. Dia menahan tangan Takemichi, mengelusnya pelan sembari mencoba menenangkannya.

"Cukup, Takemitchy."

Takemichi menoleh, menatap sang Alpha dengan mata birunya yang terlihat kosong.

"Dia melukainya," Takemichi berbisik. "Dia melukai temanku."

"Ya ya, aku tahu. Tetap tenang, Omega."

Mikey berlutut di hadapan Takemichi. Dia mendekat, menggesekkan hidungnya di sekitar kelenjar Omeganya.

"Jangan khawatir, oke?" Mikey berbisik lembut, kembali mengeluarkan feromonnya saat melihat si mata biru mulai tenang.

"Aku disini, Takemitchy. Alpha-mu ada di sini. Jangan mengotori tanganmu dan biarkan aku yang menangani semuanya."

Takemichi memejamkan mata dan sedikit mengangkat lehernya, berharap agar sang Alpha bisa mengharumkannya lebih banyak, meninggalkan jejak feromon yang membuatnya nyaman dan aman.

Mikey tersenyum tipis saat telinganya mendengar dengkuran nyaman Omega. Dia menjauhkan wajahnya, mengelap tangan Takemichi yang penuh darah dengan kaosnya sendiri.

"Mitsuya!" Mikey berteriak, memanggil si Omega bersurai lilac.

Yang dipanggil segera mendekat setelah melempar tubuh seorang Beta laki-laki yang sudah babak belur di tangannya.

"Ya, Mikey."

"Tolong bawa Takemichi mundur," ucapnya.

Mitsuya mengangguk paham. Dia mendekat pada Takemichi yang terlihat sudah tenang dan ikut menyebarkan sedikit feromonnya agar si mata biru merasa lebih baik-walaupun dia tahu Takemichi memang sudah lebih baik karena feromon Mikey.

Dua Omega itu segera mundur, berdiri di samping Kazutora yang sejak tadi masih terdiam di tempatnya. Mereka hanya diam saat melihat Mikey yang mulai menghajar Junpeke.

"Tora."

Kazutora tersentak kaget. Beta itu mendongak, menatap Takemichi yang tidak mengalihkan perhatiannya dari Mikey barang sedetikpun.

"Kita ini teman. Kau temanku, teman kami. Jika ada salah satu dari kita yang terluka, yang lain tidak akan diam saja. Kami akan melakukan apapun untuk melindunginya."

Kazutora tertegun saat mata biru Takemichi menatapnya.

"Dan aku akan melindungi kalian. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun melukai salah satu dari kita."

Kazutora dan Mitsuya terdiam saat melihat Takemichi yang mulai meneteskan air mata. Tidak ada satupun yang berbicara sampai Mikey selesai menghajar Junpeke dan sisa anak buahnya bersama Baji, Draken, dan juga Pah.

Mikey memandang sekumpulan orang yang pingsan di bawahnya tanpa minat. Dia meninggalkan orang-orang yang pingsan itu, menghampiri Kazutora dan berdiri dihadapannya.

"Jangan melakukan hal yang menyenangkan ini sendirian. Harusnya aku yang mengurusnya."

Kazutora mendongak, menatap Mikey yang tengah mengulurkan tangan padanya.

"Jangan terlalu khawatir, Kazutora. Kau itu milikku. Oleh karena itu, semua rasa sakitmu dan penderitaanmu." Mikey tersenyum lebar pada Kazutora yang tengah menatapnya terkejut. "Semua itu adalah milikku."

Hari itu, Kazutora semakin sadar dengan alasan mengapa semuanya mengikuti Mikey tanpa protes. Melakukan semua yang dia perintahkan dengan sukarela. Karena Sano Manjiro memanglah sosok yang luar biasa.
.
.
.
Shinichiro menghela nafas untuk yang kesekian kalinya setelah mendengar apa yang terjadi pada dua anak di depannya. Dia benar-benar hampir terkena serangan jantung saat melihat Mikey dan Takemichi yang kembali dengan tubuh kotor dan juga beberapa darah kering di pakaian mereka. Takemichi bahkan lebih buruk. Tangannya memerah dan lecet disana-sini.

"Apa kalian mendengarkan, anak-anak?" Shinichiro memperingatkan keduanya untuk kesekian kalinya agar tidak sembarangan bertarung.

Takemichi menunduk dan mengangguk kecil sementara Mikey hanya terdiam. Shinichiro menghela nafas pelan dan membereskan semuanya setelah dia selesai mengobati Mikey dan Takemichi.

Emma mengintip dari balik tembok bersama Izana, tidak ingin mendekat karena takut jika si sulung semakin marah.

"Sekarang, pergilah ke kamar dan jangan keluar sampai makan malam tiba. Anggap saja ini hukuman untuk kalian. Paham?"

"Ya, Shin-nii." Keduanya mengangguk dan pergi dari sana seperti yang Shinichiro perintahkan.

Mikey menutup pintu kamarnya setelah mereka berdua sudah masuk. Si pirang mengangkat satu alisnya heran saat melihat Takemichi mengambil beberapa pakaian miliknya dari lemari setelah selesai mengganti baju.

Mikey bersandar di pintu, terus memandangi Takemichi yang terus menumpuk banyak pakaian di kasur. Pakaian milik Mikey, bukan miliknya sendiri.

Matanya hitamnya terbelalak saat melihat Takemichi bersembunyi di balik tumpukan pakaian itu. Mikey menatapnya berbinar, merasa jika tindakan Takemichi sangat lucu.

'Ah! Apa itu yang namanya bersarang?' Mikey bertanya dalam hati. 'Sial! Di terlihat sangat lucu.'

"Manjiro."

Mikey berkedip cepat, kaget dan juga senang mendengar Takemichi memanggilnya 'Manjiro' dan bukan 'Mikey'.

"Ya, Mitchy."

Mikey mendekat, mengintip Takemichi yang masih menenggelamkan wajahnya di tumpukan pakaian itu.

Takemichi mendongak, menatap Mikey dengan mata birunya yang cantik. Kedua tangannya terulur pada si pirang. "Peluk."

Mikey tertegun selama beberapa saat sebelum akhirnya tertawa kecil dan ikut bergabung dengan Takemichi, memeluknya erat.
.
.
.
Tbc...
27 Juni 2024

Aduh... Aku yang nulis ikut meleleh ini. Helpppppp!!!><

Restart (Omegaverse)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang