Takemichi mengabaikan Mikey dan memeluk Wakasa erat. Dia tidak marah, sungguh. Dia hanya kesal karena apa yang Mikey ucapkan sebelumnya.
"Takemitchy?"
Mikey menatap terkejut. Dia menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca.
"Takemitchy, kau marah padaku? Maaf."
Wakasa dan Shinichiro saling menatap. Si surai putih menepuk punggung Takemichi pelan sehingga anak itu melonggarkan pelukannya.
"Ayo, Takemichi. Tidak baik bertengkar seperti itu."
Takemichi akhirnya melepaskan pelukannya. Dia turun dari pangkuan Wakasa, lalu duduk di sampingnya. Dia menatap Mikey, mata birunya berkaca-kaca.
"Aku tidak marah," bisiknya.
"Aku kesal padamu! Kau tidak percaya padaku."
"Maaf, Mitchy. Aku tidak bermaksud seperti itu." Mikey mendekat dan berdiri di hadapan Takemichi, memegang tangannya erat.
"Kau ingin ikut, kan? Kalau begitu aku mengijinkan."
"Hah?"
"Kau ingin ikut bertarung, kan? Ayo ikut."
Takemichi menatapnya kaget. "Kau tidak berbohong padaku, kan?"
"Tentu saja tidak. Tapi kau harus tetap berada di sampingku, oke? Jangan jauh-jauh dariku."
Takemichi masih terdiam bingung. Mikey yang melihatnya tak menjawab segera menarik tangannya.
"Ayo, Takemitchy. Kita akan terlambat."
"E-eh! Mikey, pelan-pelan!" Takemichi berteriak saat dia tiba-tiba diseret oleh Mikey.
"Kami pergi, Shin!"
"Mikey, tu-tunggu! Sampai jumpa, Waka-nii." Takemichi melambai pada Wakasa yang dibalas oleh si surai putih.
"Jadi, dia anak yang kau bicarakan?"
Wakasa bertanya saat kedua anak itu sudah pergi. Shinichiro memberikan satu kaleng kopi pada Wakasa, lalu duduk di sampingnya.
"Ya. Bagaimana menurutmu?"
Wakasa bersandar di bahu Shinichiro sembari menyesap minumannya saat dia menjawab. "Mn, aku menyukainya. Dia akan menjadi pemimpin yang baik."
"Benarkah?" Shinichiro tersenyum lebar.
"Tentu saja!" Wakasa menatap Shinichiro. "Aku ingin punya satu yang seperti itu."
"Apa?" Shinichiro berkedip cepat. Dia terkejut dengan pipi yang bersemu merah.
Wakasa memandangnya dengan tatapan menggoda, salah satu sudut bibirnya ditarik. "Aku ingin punya satu, Shin!"
Shinichiro mematung selama beberapa saat sebelum akhirnya dia tertawa keras. Membawa si Omega ke pangkuannya, Shinichiro mendekatkan hidungnya di perpotongan leher Wakasa. Si surai putih dengan senang hati mendongak, memberikan akses lebih untuk Alpha yang tengah memeluknya.
"Tentu saja kau bisa," Shinichiro menjawab perkataan Wakasa sebelumnya. "Kau akan mendapatkannya sebanyak yang kau inginkan."
Wakasa meringkuk senang mendengar perkataan sang Alpha. Dia menenggelamkan wajahnya di bahu Shinichiro, membiarkan Alpha bersurai hitam itu mengecup dan menggigit kecil kelenjar Omeganya.
"Ngomong-ngomong, dengan siapa mereka akan bertarung?"
"Kau yakin ingin tahu?"
"Jawab saja, Shin!"
"Tapi jangan marah, oke?"
"Katakan!"
"Itu Black Dragon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart (Omegaverse)
Action>MaiTake Omegaverse< and other couple ⚠Alur santai⚠ •Chapter 1-15: Childhood •Chapter 16-44: Toman Formed •Chapter 45-56: Moebius Arc •Chapter 57-?: Vallhala Arc Description: Setelah meninggal di pertarungan antara Kantou Manji dan Tokyo Manji, Han...