Tangan kanannya masih mengusap pelan punggung Takemichi sementara tangan kirinya memeluk Mikey. Setelah mendengar cerita Takemichi, Shinichiro benar-benar terkejut karena apa yang dilakukan ternyata membawa serangkaian takdir buruk untuk banyak orang.
"Kalian pasti sangat kesulitan," Shinichiro berbisik pelan. "Maafkan aku, anak-anak."
Keheningan menyelimuti ketiganya. Takemichi masih duduk di pangkuan Shinichiro dan terisak pelan. Hatinya sedikit tenang setelah menceritakan semuanya, apalagi saat dia sadar jika sekarang Shinichiro juga ada untuk menjadi sandarannya.
"Ngomong-ngomong, berapa umurmu dulu, Takemichi?"
"Dua puluh enam," Takemichi menjawab pelan.
"Benarkah? Ternyata kau lebih tua dariku. Haruskah aku memanggilmu Takemichi-san?" ucapnya bergurau untuk menghilangkan suasana sedih di sana.
"Shin-niiii." Takemichi merengek pelan membuat Shinichiro tertawa kecil. Walaupun dia sudah dewasa, sekarang dia ada di tubuh anak-anak. Akan aneh sekali jika Shinichiro memanggilnya seperti itu.
"Jadi, apa kau sudah baik-baik saja, Manjiro?" Shinichiro memandang adiknya khawatir setelah dia mendengar cerita dari Takemichi tentang dark impuls Mikey. Itu menjelaskan mengapa Mikey melukai Haruchiyo dulu.
"Mn, ya. Setelah kembali aku merasa lebih baik. Terkadang, aku masih sedikit merasakan kekosongan tapi itu segera hilang saat Takemitchy bersamaku."
Mikey memandang Takemichi lekat yang membuat siata biru sedikit tersipu. Shinichiro tersenyum tipis melihat mereka.
"Lalu tentang dunia yang berbeda itu? Apa benar-benar ada?"
"Tentu saja. Kau Alpha, Dominan. Begitu juga aku, sementara Takemichi Omega. Itu sebabnya aku segera mengambilnya sebelum dia bertemu Tachibana." Mikey tersenyum bangga saat berbicara.
Shinichiro menggeleng pelan melihat tingkah adiknya. "Tidakkah kau terlalu jahat, Manjiro?"
"Hah? Tentu saja tidak! Takemitchy itu milikku! Dulu aku tidak bisa mendapatkannya karena ada gadis itu, tapi sekarang berbeda. Lagipula,"
Mikey lalu tersenyum lebar pada Takemichi. "kau tidak akan menolakku kan, Mitchy?"
Melihat Takemichi yang memerah di pangkuannya, Shinichiro lantas tertawa. Takemichi yang merasa malu enggan menjawab pertanyaan Mikey dan hanya menyembunyikan wajahnya di dada Shinichiro.
Shinichiro yang merasa kasihan akhirnya menyentil pelan dahi Mikey. "Berhenti menggodanya, Manjiro."
"Aku tidak menggoda. Aku berbicara fakt-"
"SHIN-NII!"
Pintu bengkel dibuka tergesa-gesa. Seorang anak laki-laki dengan bekas luka dikedua sudut bibirnya berdiri terengah-engah di depan pintu.
"Sanzu?" Takemichi berbisik pelan sebelum akhirnya teringat sesuatu.
"Benar! Ingatannya pasti ditata ulang, Shin-nii."
"Maksudmu?" Shinichiro mengerutkan keningnya bingung.
"Harus ada pemicu untuk melakukan perjalanan waktu. Sanzu adalah pemicumu, jadi ingatannya akan otomatis berubah saat kau melakukan perjalanan waktu."
Shinichiro lalu menatap Haruchiyo yang masih berdiri di pintu dengan raut wajah kebingungan. "Kemarilah, Haru."
Haruchiyo ragu selama beberapa saat sebelum akhirnya memberanikan diri untuk masuk. Shinichiro menyuruh anak itu duduk di sebelah Mikey yang langsung dituruti olehnya.
Shinichiro menurunkan Takemichi dari pangkuannya, lalu dia berlutut di depan Haruchiyo.
"Hei, lihat aku, Haru." Shinichiro memandangnya lembut. "Katakan apa yang kau ingat."
Haruchiyo menggigit bibirnya, melirik Mikey dan Takemichi ragu. "A-aku...."
"Tidak apa-apa, Haru. Katakan saja," ucap Shinichiro menenangkan.
"Aku-aku tidak tahu apa yang terjadi, Shin-nii. Sebelumnya, aku jelas-jelas melihatmu melompat ke sungai, lalu tiba-tiba aku sudah ada di rumah."
Haruchiyo berusaha menghapus air matanya yang tiba-tiba mengalir, masih terus bercerita. "A-aku baru saja menghadiri upacara pemakamanmu, Mikey juga, dia harusnya sudah meninggal. Tapi aku tiba-tiba ada di rumah, dan kau tidak menjadi perawat untuk menjaga Mikey tetapi sekarang kau seorang montir. Mikey juga masih hidup dan sehat. Aku, aku tidak tahu lagi apa yang terjadi padaku."
Haruchiyo menatap Shinichiro dan semakin terisak. "Shin-nii, a-apa aku sudah gila?"
Shinichiro tertegun sejenak sebelum akhirnya memeluk erat Haruchiyo yang terus terisak. Dia mengusap punggungnya sama seperti yang dia lakukan pada Takemichi.
"Tidak, Haru. Semua baik-baik saja dan kau juga tidak gila."
"Be-benarkah?"
"Ya. Sekarang, dengarkan penjelasanku dulu, oke?"
Haruchiyo menatap bingung, namun dia tetap mengangguk. Melihat anak di depannya sudah tenang, Shinichiro menceritakan tentang perjalanan waktu yang dia lakukan. Haruchiyo hanya menatapnya dengan wajah tidak percaya. Apa yang baru saja dikatakan oleh Shinichiro terdengar tidak masuk akal.
"Memang terdengar aneh. Tapi itu memang terjadi, Sanzu."
Haruchiyo menatap Takemichi yang sekarang sudah berdiri di depannya.
"Shin-nii hanya melakukannya sekali sedangkan aku justru berkali-kali. Apa ... Apa kau ingin mengetahui perjalanan waktu yang kulakukan, Sanzu?"
"Takemitchy!"
"Tidak apa-apa, Mikey. Lagipula, Sanzu adalah pemicu Shin-nii. Di masa depan dia juga tahu tentang perjalanan waktu yang kulakukan. Kemungkinan, ingatannya juga akan bertambah jika kami bersentuhan seperti apa yang terjadi padaku dan Shin-nii sebelumnya. Lebih baik melakukannya sekarang."
"Tapi," Mikey menjeda ucapannya. "Bagaimana jika di menjadi pemicumu kali ini?"
"Kalau memang itu terjadi, aku hanya perlu mencari Sanzu saja, kan?" Takemichi tersenyum tipis untuk menenangkan Mikey.
"Jika aku kembali ke masa depan, aku akan mencari Sanzu dimana pun dia berada. Aku akan kembali lagi dan lagi untukmu jika memang diperlukan, Mikey."
Shinichiro dan juga Haruchiyo tertegun mendengar kalimat Takemichi yang penuh tekad. Namun, bagi Mikey berbeda. Dia sedikit membenci sikap pantang menyerah Takemichi karena hal itu selalu membawanya dalam bahaya, terutama saat Takemichi mencarinya.
Akan tetapi, apa yang Takemichi katakan juga tidak salah. Dia tidak mungkin mengurung Takemichi hanya agar dia tidak bersentuhan dengan Sanzu. Itu jelas akan lebih buruk. Mikey menarik nafas pelan sebelum akhirnya menangguk setuju.
Takemichi kembali menatap Haruchiyo yang sejak tadi hanya memperhatikan. "Ulurkan tanganmu, Sanzu."
Sanzu sedikit ragu, namun akhirnya dia menerima uluran tangan Takemichi. Keduanya segera berjabat tangan dan sensasi familiar kembali terasa.
Sanzu mematung selama beberapa saat dengan mata terbelalak. Tiba-tiba, di melepaskan jabat tangan mereka dengan tergesa-gesa, lalu menatap Takemichi.
"Brengsek!" Haruchiyo mengumpat. Dia menutup wajahnya menggunakan kedua tangan sebelum akhirnya tertawa.
"Kau benar-benar melakukannya lagi, Hanagaki?"
Yang lain menatapnya terkejut. Namun, Takemichi segera memenangkan dirinya dan tersenyum menatap Haruchiyo.
"Aku akan terus melakukannya sebanyak yang aku bisa, Sanzu,"
Takemichi menatap Sanzu dengan mata birunya yang penuh tekad seperti biasa. "Aku akan melakukannya dengan sukarela, jika itu untuk Mikey!"
.
.
.
Tbc...
8 Juli 2024Btw, ada yang mau trakteer cendol?:)
🖇teer.id/maitake_wp
(link di bio, baru bikin tadi hehe:D)
KAMU SEDANG MEMBACA
Restart (Omegaverse)
Action>MaiTake Omegaverse< and other couple ⚠Alur santai⚠ •Chapter 1-15: Childhood •Chapter 16-44: Toman Formed •Chapter 45-56: Moebius Arc •Chapter 57-?: Vallhala Arc Description: Setelah meninggal di pertarungan antara Kantou Manji dan Tokyo Manji, Han...