1

15.2K 462 5
                                    

Seorang pemuda tengah terdiam di dalam kamar miliknya, pikirannya tengah sangat kacau sekarang. Disaat semuanya mulai membaik, pasangannya malah melakukan hal seperti ini membuatnya merasa takut jika hal yang dulu sering terjadi, sekarang mulai kembali lagi.

Ia berusaha berpikir dengan baik tapi entah kenapa itu semua terasa sangat sulit, mungkin karena sering di hancurkan oleh harapannya sendiri sehingga sekarang pikirannya tak bisa mengatakan hal yang positif sedikit pun, hari ini setelah mereka kembali bersama, pasangannya kembali berulah dengan keluar sendirian tanpa membawanya bersama dengan pacarnya itu atau pun meminta izin, mungkin jika pria itu meminta izin padanya ia bisa lebih tenang tapi sekarang?

Mereka bisa kembali bersama setelah berpisah selama satu tahun lebih, tapi kenapa sekarang pria itu kembali melakukan hal yang sama seperti saat mereka berpisah dulu? Mereka terpaksa berpisah satu tahun yang lalu karena ketahuan pacaran di sekolah, mungkin jika mereka pasangan normal semua ini tak mungkin terjadi tapi nyatanya dirinya dan juga pria itu sama jenisnya, mereka pasangan sesama jenis.

Nio Vincen, mulai sadar atas kelainan dirinya yang memang cenderung menyukai seorang pria juga sejak kecil dulu, walau pun ia baru berani melakukan ini semua saat masuk sekolah SMA dulu, dan pasangannya sekarang merupakan cinta pertamanya.

"Lo selingkuh lagi? Kenapa lo nggak jujur sama gue kalo emang lo bosen dengan hubungan kita? Mungkin gue bisa memperbaiki semuanya, bukan malah kayak gini," ujar Nio dengan tatapan mengarah pada foto mereka berdua yang ada di atas meja belajar sekarang, mereka sudah mulai tinggal bersama sejak berpacaran dua tahun yang lalu, satu tahun pacaran semuanya baik-baik saja sampai perpisahan itu menghancurkan semuanya.

Ia bisa belajar untuk selalu mencintai pasangannya terus-menerus setiap harinya walau pun mereka berpisah dulu, tapi tidak dengan pria itu. Ia sering kali melihat seorang gadis memasukan foto bersama dengan pria itu, bukan hanya berfoto, terkadang mereka juga berciuman di sana. Melihat itu semua tak mungkin ada orang yang bisa berpikir positif bukan? Ia mulai sadar jika di sana kekasihnya berselingkuh, dirinya lupa jika pria itu merupakan Bisex, dia bisa berpacaran dengan seorang gadis mau pun pria tapi entah kenapa dulu ia begitu tergila-gila dengan pria itu padahal tahu jika mungkin saja ini semua akan terjadi.

"Gue terlalu goblok karena percaya sama lo, bahkan gue masih bisa bersikap biasa aja selama ini padahal hati gue sakit banget rasanya. Segitu nggak pengennya gue pisah sama lo anjing! Tapi kenapa lo seenaknya sama gue?" ujar Nio kembali, ia bisa memastikan jika sekarang pria itu tengah bersenang-senang bersama dengan seorang gadis di luar sana, sedangkan dirinya seperti orang idiot disini.

"Lo tau? Kenapa gue takut banget kehilangan lo hah? Karena cuman lo yang gue punya Her, cuman lo! Lo tau kalo selama ini gue sendirian kan? Gue selalu bergantung sama lo bahkan gue tutup mata dengan semua yang terjadi selama ini hanya karena nggak mau kita pisah, tapi kenapa semakin gue kasih tau cinta gue sama lo, lo semakin seenaknya sama gue?"

Nio terkekeh setelah mengatakan itu semua, ia terlalu menyedihkan sehingga sekarang hanya bisa bicara sendiri di dalam kamar, padahal hatinya terasa sangat sakit. Ia tak ingin datang kesana karena itu hanya akan membuatnya merasa sakit, ia akan menunggu sampai besok, melihat apakah Herman menyadari kesalahannya pada dirinya.

Selama ini Nio tinggal di panti asuhan, selama hampir 15 tahun lebih, merasakan kasih sayang yang harus terbagi setiap saatnya karena begitu banyak anak di sana, sehingga saat bertemu dengan pria itu yaitu Herman, ia merasa pria itu bisa memberinya kasih sayang yang sangat luar biasa, sampai ia mau berpacaran dengan Herman. Tapi nyatanya orang yang selama ini ia anggap sebagai rumah, memperlakukan dirinya seenaknya saat dia tahu, jika ia sangat mencintai pria itu.

Ia hanya diam di dalam kamar tanpa ada niatan keluar juga, karena ia terlanjur malas apa lagi harus bertemu mereka nantinya. Nio bingung, selama ini ia kurang apa? Setiap hari selalu memperhatikan Herman, menyiapkan semua kebutuhan pria itu, berusaha membuat pasangannya tak merasa bosan padanya tapi nyatanya? Herman masih kurang dengan itu semua, memang benar jika suka sekali selingkuh pasti akan selingkuh lagi, ini sudah yang kesekian kalinya.

"Gue bakalan tungguin lo jelasin semuanya sendiri, gue capek nanya-nanya pasti ujung-ujung lo ngeles mulu. Pacaran sama lo banyak capeknya Her, lo cuman cinta sama gue selama satu tahun pertama doang setelah itu lo kayak ngejalanin semuanya dengan hambar," ujar Nio, ia sadar jika selama ini hanya dirinya yang begitu bersemangat tentang hubungan mereka berdua, sedangkan Herman hanya biasa saja, ah pria itu akan bersemangat jika mereka melakukan hubungan intim saja tak lebih.

"Lo sama cowok bangsat di luar sana sama aja anjing! Selama tiga tahun ini semuanya biasa saja, nggak ada perkembangan sama sekali. Beda banget sama Arion yang ketemu jodoh langsung nikah, mungkin emang harus cari orang yang lebih dewasa biar semuanya jauh enak," ujar Nio saat mengingat kembali bagaimana perjalanan cinta temannya yaitu Arion yang berjalan cukup baik karena menikah dengan pria dewasa, mungkin memang seumuran lebih susah sepertinya sekarang.

Beberapa jam kemudian, Nio hanya diam saja di dalam kamar tanpa beranjak dari sana sedikit pun. Ia merasa lelah, semuanya sangat melelahkan sekarang, semuanya semakin sakit saat ia berusaha bertahan.

Terdengar suara pintu terbuka, membuat ia langsung menatap kearah sana. Disana ada Herman tengah melepas hodie yang pria itu kenakan, membuat ia hanya diam melihat itu semua, mungkin biasanya ia akan menyambut kedatangan kekasihnya saat kembali dari luar karena tahu kemana Herman pergi tapi sekarang karena pria itu berbohong, ia memilih bersikap cuek saja. Jika peka maka Herman akan menjelaskan semuanya sekarang.

"Lo nggak tidur?" tanya Herman saat melihat Nio hanya memperhatikan dirinya sejak tadi, padahal jika berada di rumah maka pemuda itu akan tidur dan terbangun saat ia pulang.

"Nggak, males," ujar Nio dengan tatapan terkunci pada pria itu saja sekarang, ia tersenyum tipis karena lagi dan lagi Herman tak jujur.

"Handuk dimana? Gue pengen mandi," ujar Herman dengan berjalan mendekat kearah Nio sekarang.

Terlihat pemuda itu tersenyum penuh arti, "parfum lo ganti ya?" tanya Nio, itu hanya pancingan semata.

"Hah? Gue masih pake yang biasanya," ujar Herman kurang paham, kenapa saat kembali sampai sekarang, ia merasa pemuda itu bersikap cuek padanya? Atau hanya perasaannya saja?

Bersambung...

#gabut sampe bikin cerita ini🗿

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang