23

1.9K 168 2
                                    

"Gue lagi deket sama seseorang ah ralat beberapa hari yang lalu gue selametin seseorang yang sedang sakit di jalan, dia tinggal di rumah gue saat ini. Selama beberapa hari ini rasanya beda banget, kayak ada yang aneh tapi gue bingung itu apa karena lo tau sendiri kan kalo gue nggak ada pengalaman sama sekali?" ujar dokter Farhan mulai mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, hanya temannya itu saja yang bisa mengerti dirinya.

Ingin cerita ke Lisa pun itu akan sulit, karena temannya itu pasti hanya akan fokus pada kesenangan saja saat tahu ia dekat dengan seseorang.

"Lo ngerasa aneh karena sekarang ada orang lain di rumah lo, bukan cuman sendirian lagi. Wajar aneh, gitu doang," ujar Melviano, ia memang memikirkan itu semua sejak pertama kali temannya itu mengatakan keluhannya, mereka berdua dulunya sama yaitu tak ada pengalaman sama sekali tapi karena sekarang ia sudah menikah, otomatis ada pengalaman untuk itu semua, ia juga bingung Farhan ingin mengatakan apa sebenarnya.

"Bukan itu anjir! Gue sekarang lumayan deket sama pemuda itu, kami sering ngelakuin interaksi berdua mulai dari bicara dan saling menatap. Setiap kali tatapan kami bertemu pasti jantung gue rasanya sakit, gue bingung tadi udah cek kesehatan jantung tapi jantung gue aman. Lalu ini perasaan apa? Jantung gue kek deg deg annya kenceng banget pas deket sama pemuda itu, apa mungkin gue suka sama dia? Atau ini cuman perasaan kesepian karena selama ini selalu sendirian?" ujar dokter Farhan, ini bukan perasaan yang tadi temannya itu katakan karena saat pemuda itu pertama kali datang ke apartemennya rasanya biasa saja tak aneh sedikitpun.

"Tanya itu sama hati lo sendiri itu emang cinta atau cuman perasaan sesaat yang bakalan hadir pas ketemu orang baru. Cara bedain antara dua hal itu cukup sulit sih makanya gue suruh lo rasain sendiri, takutnya gue salah mengartikan semuanya kan setiap perasaan itu beda-bada yakan?" ujar Melviano, ia paham sekarang jika temannya itu tengah merasa bingung, itu semua hal yang wajar karena selama 30 tahun lebih, Farhan tak pernah memiliki hubungan dengan seseorang, sama sepertinya dulu bedanya dirinya memang menghindari hal itu tapi Farhan tidak sama sekali.

"Intinya ini perasaan buat pemuda itu kan? Dia sebelas dua belas sama istri lo itu, dulu gue berharap banget nggak bakalan dapet jodoh kayak dia tapi nyatanya takdir bilang hal yang berbeda sama gue tapi rasanya cukup menyenangkan ternyata. Nanti gue akan pahami semuanya secara perlahan-lahan agar nggak salah sangka nantinya," ujar dokter Farhan, perasaannya mulai tenang saat tahu inti dari ini semua, setidaknya ia bisa berjaga-jaga dan tak merasa takut lagi jika ini semua penyakit serius.

"Hm. Lo nikmatin aja semuanya nanti perasaannya akan nyata dengan sendirinya dan lo bisa ngerti perasaan apaan itu," ujar Melviano, itu lah yang dulu ia lakukan karena memang perasaan itu tak bisa di tebak dengan mudah sehingga harus membutuhkan waktu yang lumayan lama agar semuanya terlihat lebih jelas lagi.

"Lo bener. Gue masih nggak nyangka karena ketemu sama pemuda itu gue bisa ngerasain ini semua, sebelumnya setiap kali ngelakuin pemeriksaan bahkan jadi dokter pribadi seseorang gue nggak pernah sekalipun ngerasain ini semua tapi sekarang? Kayaknya emang ada sesuatu di dalam diri pemuda itu," ujar dokter Farhan yang masih merasa heran dengan dirinya sendiri selama beberapa hari ini, pemuda itu baru masuk ke dalam kehidupannya tapi sudah begitu banyak membawa perubahaan untuknya, sangat luar biasa bukan? Entah apa yang ada di dalam diri Nio sehingga membuatnya menjadi seperti ini.

"Nama dia siapa? Yang lo maksud pemuda itu umurnya berapa? Mungkin aja gue bisa bantuin cari tahu tentang dia juga nantinya biar lo lebih enak," ujar Melviano, ia merasa penasaran siapa sosok pemuda yang berhasil menarik temannya itu dari zona nyamannya dan merasakan hal seperti ini, karena ia sendiri pernah mengalami hal serupa juga.

"Namanya Nio Vincen, seumuran sama istri lo kayaknya sih," ujar dokter Farhan mengingat-ingat jika pemuda yang sekarang bersama dengannya seumuran dengan Arion.

"Nio?" tanya Melviano, ia merasa tak asing dengan nama itu karena setiap hari minggu pasti istrinya meminta izin untuk menghabiskan waktu bersama dengan temannya bernama Nio.

"Iya, Nio. Lo kenal dia?" tanya dokter Farhan penasaran karena ini pertama kalinya mereka membahas hal seperti ini jika bertemu karena biasanya pasti hal politik yang selalu mereka bahas berdua.

"Gue nggak kenal dia bahkan nggak tau muka dia kayak gimana. Tapi nama itu kayak nggak asing buat gue atau emang mereka orang yang sama? Istri gue juga punya temen namanya sama kayak yang lo sebutin tadi dan dia barusan putus dari pacarnya makanya gue rada bingung itu pemuda yang sama atau bukan,"

Dokter Farhan terdiam, jika Melviano mengatakan jika pemuda itu baru saja putus dengan kekasihnya itu artinya itu memang Nio, karena pemuda itu juga barusan putus dengan pacarnya beberapa saat yang lalu, siapa sangka jika dunia bisa sesempit ini sehingga bisa membuat takdir ini, temannya istri Melviano dekat dengannya, kemana saja ia selama ini sehingga tak tahu? Padahal Arion cukup banyak bertemu dengannya tapi ia tak tahu.

"Itu beneran pemuda itu, dia habis putus waktu bertemu dengan gue waktu itu bahkan sampe nanya sama gue apa ada obat sakit hati? Pantes kelakukannya sama ternyata mereka temenan, berarti jika memang gue suka sama dia maka harus siapin hati karena bisa saja dia akan di luar nalar kayak istri lo itu. Ternyata jodoh itu cerminan diri, gue rada bar-bar kayak gini pasti jodoh gue nanti bakalan lebih dari ini, lo aja yang kalem dapet jodoh yang di luar nalar," ujar dokter Farhan, ia mulai berpikir dengan keras saat ini jika memang jodoh cerminan diri maka ia akan mendapatkan jodoh yang sama seperti dirinya sendiri.

Selama ini ia tak pernah berpikir untuk menikah atau menemukan jodoh, karena menurutnya sekarang bukan saatnya memikirkan itu semua, ia masih harus fokus pada pekerjaannya tadi sekarang? Mendadak ia mulai berpikir jika pada usia ini, ia harus memikirkan masa depannya juga, mungkin jika kedua orang tuanya masih ada maka ia harus memikirkan mereka juga tapi sekarang ia sendirian, otomatis tujuannya hanya satu yaitu menentukan kebahagiaannya sendiri dan mencari pasangan. Bertemu dengan Nio mulai membuka sedikit cara berpikirnya selama ini, ternyata pemuda itu membawa pengaruh cukup baik untuknya.

Bersambung....

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang