"Sutt! Diem lo bangsat! Gue mau menikmati setiap perkataan lo tadi, jadi lo harus diem ngerti? Perlu lo tau kalo gue juga cinta sama lo! Entah kenapa perasaan ini muncul di gue padahal lo tau sendiri kalo gue barusan sakit hati yakan? Tapi takdir yang lo percaya malah kasih perasaan ini sama gue," ujar Nio dengan terus memeluk pria itu, tanpa peduli dengan semuanya lagi.
"Kamu cinta sama saya juga? Atau hanya ingin menghibur saya? Kamu tahu kan resiko dari perkataan kamu sekarang? Jika kamu mengatakan itu semua artinya kamu hanya milik saya, tak ada seorang pun yang boleh mengambil kamu, sekalipun kamu masih memiliki rasa untuk dia," ujar dokter Farhan dengan membalas pelukan yang pemuda itu berikan, senyuman miliknya mengembang karena demi apapun ini semua tak terduga sama sekali, bahkah tak pernah terpikir olehnya sama sekali jika Nio juga mencintai dirinya.
"Lo tau kan kalo gue baru aja putus? Udah lumayan lama sih tapi tetep aja baru. Awalnya gue takut sama perasaan gue sendiri, walaupun tau ini perasaan cinta buat lo tapi gue takut bikin lo sakit kalo sampe masih ada Herman di dalam hati gue dan takutnya lo sukanya sama cewek doang maka dari itu gue minta pindah sama lo, itu bukan sepenuhnya kemaunan gue sendiri. Semua itu gue lakuin biar perasaan ini bisa hilang dengan sendirinya jika memang cuman perasaan sesaat doang, tapi nyatanya semakin lama kita pisah makin besar juga cinta gue sama lo sampe bikin gue bingung sendiri gimana ngendaliin semuanya. Sehingga sekarang saat lo bilang itu sama gue, rasanya dunia gue bener-benar bahagia lo tau? Sekarang gue yakin jika cinta ini cuman buat lo doang! Gue juga cinta sama lo, bimbing gue biar bisa selalu cinta sama lo ya? Kalo nanti lo udah bosan sama hubungan kita berdua, bilang sama gue biar gue bisa usahain agar semuanya tetap baik-baik aja," ujar Nio, ini perkataan terpanjang setelah dirinya sembuh, rasanya sangat lega saat semua yang selama ini ada di dalam hatinya, bisa ia keluarkan tanpa merasa takut sedikitpun jika jawaban yang akan pria itu berikan menyakiti hatinya.
Nio tahu, setiap orang yang jatuh cinta maka siap tak siap harus mau merasakan sakit oleh cinta itu sendiri.
"Kamu bisa rangkai kata sebaik mungkin agar bisa mengatakan apa yang selama ini kamu rasain buat saya, tapi saya sendiri sulit untuk membuat perkataan yang bisa membuat kamu merasa jika cinta ini memang untuk kamu. Selama ini saya memang sering berbicara panjang lebar untuk pasien saya agar dia bisa mengerti, tapi ini semua berbeda bukan? Ini cinta dan baru pertama kali saya rasakan, saya ingin kamu tahu betapa besarnya cinta ini tapi rasanya sulit untuk mengatakan semuanya secara langsung," ujar dokter Farhan, ia merasa sangat sulit merangkai kata untuk menunjukan jika dirinya mencintai pemuda yang ada di dalam pelukannya saat ini.
"Lo nggak perlu ngejelasin apapun itu sama gue. Gue bisa rasain sendiri gimana cinta lo buat gue, cukup buktiin aja sama perbuatan lo itu udah lebih dari cukup buat gue. Nanti seiring berjalannya waktu, lo juga pasti bakalan terbiasa bicara hal yang romantis atau pun hal yang lainnya, mungkin sekarang masih butuh pembiasaan," ujar Nio dengan mendongak menatap ke arah pria yang sangat ia cintai.
Kedua kaki itu sedikit berjinjit agar bisa mencium pria itu, membuat dokter Farhan menutup rapat bibir miliknya dengan menghalangi pemuda itu yang ingin menciumnya sekarang.
"Kenapa sih!" Nio sebal sendiri melihat pria itu menghalangi dirinya saat ingin mencium, kan ia pengen! Mereka sudah pacaran jadi tak ada salahnya mencium bukan? Jika dulu mereka belum memiliki hubungan apapun baru lah tak boleh, tapi sekarang kan sudah pacaran! Huh!
"Kita baru berpacaran beberapa menit yang lalu tapi kamu sudah mau mencium saya? Bernafsu banget hm? Sabar dulu ya? Nanti kita akan segera menikah agar kamu bisa dengan leluasa mencium saya ataupun melakukan hal yang lainnya, saya akan membiarkan itu semua. Tapi untuk sekarang jangan dulu ya? Kita baru berpacaran, takutnya nanti kamu menyesel sudah mencium dan mencintai saya saat tahu jika pria yang sekarang ada di hadapanmu ini sudah tua," ujar dokter Farhan dengan suara pelan miliknya, jujur ia juga ingin mencium pemuda itu bahkan sangat ingin, tapi untuk sekarang itu belum bisa terjadi. Mereka baru berpacaran, dan Nio bukan pemuas nafsunya jadi tak boleh berciuman lebih dulu.
"Nggak bakalan nyesel kok! Kan emang cinta bukan cinta monyet lagi! Lo tampan banget huaaaa! Pake kacamata gini tambah bikin pengen cium, pasti selama ini banyak gadis-gadis yang pengen cium lo melihat gimana tampannya pacar gue sekarang! Ugh ... harus sabar dulu soalnya kebanyakan orang dewasa mau ngelakuin ciuman dan hal yang lainnya setelah nikah, gue harus sabar dulu!" ujar Nio saat mengingat perkataan Arion jika orang dewasa lebih ke menikah dulu baru melakukan hal yang mengenakan! Jadi dirinya harus tahan dulu, tapi apa bisa? Kekasihnya sekarang sangat tampan ugh! Bikin sange!
"Kamu kan bukan pemuas nafsu saya, masa baru pacaran udah nyosor-nyosor kayak tadi. Jangan memancing singa yang lagi tidur, kita nikmati dulu kedekatan kita berdua sekarang, selagi saya mempersiapkan semuanya. Lebih cepat menikah, maka lebih baik." ujar dokter Farhan, ia merasa jika nanti mereka sudah menikah maka resiko yang mungkin saja akan terjadi jauh lebih kecil lagi dan pemuda itu hanya untuknya seorang, bukan orang lain.
Nio terdiam, perkataan pria itu berhasil menembus masuk ke dalam hatinya yang paling dalam, ternyata seperti ini rasanya mencintai seseorang yang memang takdir untuknya, rasanya sangat luar biasa.
"Maaf," ujar Nio dengan tatapan mengarah pada kedua mata teduh milik pria itu, ia mulai memikirkan sesuatu hal saat ini.
"Untuk? Kamu tak pernah membuat masalah apapun sama saya, lalu kenapa minta maaf? Saya akan menerima jika memang kamu pernah berbuat salah sama saya, tapi kan itu semua tak pernah terjadi?" ujar dokter Farhan merasa bingung, kenapa pemuda itu secara tiba-tiba mengatakan hal ini padanya? Jujur mendengarnya membuat ia merasa takut dan juga aneh secara bersamaan.
"Lo segitunya nggak pengen ngerusak gue, sedangkan gue sendiri udah rusak karena rasa cinta gue yang salah. Gue beri semua yang ada di dalam diri gue sama orang yang gue cintain dulu, sedangkan dia ngerusak gue. Dan lo?"
Bersambung..
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokterku! {BXB} END✔️
RomanceNio Vincen, pemuda pertakilan yang sudah mengerti jika dirinya suka pasangan sesama jenis sejak kecil. Pemuda yang tinggal di panti asuhan itu mulai melakukan semua hal yang ia sukai, mulai dari berpacaran dengan seorang pria yang menurutnya sempurn...