16

3K 227 3
                                    

Nio terdiam di depan apartemen milik Herman sekarang, tadi sebelum berangkat ke sini ia mengatakan pada dokter Farhan jika dirinya akan memperjelas semuanya lagi sehingga harus datang ke apartemen Herman kembali, pria itu mendukungnya dengan mengatakan jika semuanya harus di perjelas lagi karena tak ada gunanya terus diam dengan perasaan takut, katakan semuanya dan selesaikan semuanya baik-baik.

"Hari ini gue tau lo nggak akan kemana-mana karena ini jadwal lo olahraga di rumah, bisa-bisanya gue masih inget tentang itu semua. Rasanya anjing benget saat harus di paksa inget tentang semuanya sedangkan kelakukan lo udah jauh berbeda, mungkin dulu kalo lagi libur gini kita bakalan habisin waktu di rumah full seharian tanpa ada niatan keluar rumah, tapi sejak lo berubah semuanya jadi berantakan," ujar Nio dengan tatapan mengarah pada pintu apartemen milik Herman sekarang, ia tahu semua hal tentang pria itu bahkan sangat tahu, mereka sudah bersama selama tiga tahun, munafik jika ia tak tahu. Banyak waktu yang mereka habiskan bersama tapi pada akhirnya ini semua harus terjadi demi kebaikan dirinya sendiri.

Tangan itu terangkat, mulai mengetuk pintu itu beberapa kali sebelum terdiam menunggu jawaban dari sana, pintu itu mulai terbuka.

"Sya lo datang ke-" Perkataan yang ingin  Herman katakan tertahan di tenggorokan begitu saja saat melihat Nio ada di sini sekarang.

"Sya? Ohh Syasa? Cewek yang tet*nya kek gunung itu? Lo pacaran sama dia sekarang? Setelah bosen sama gue ternyata selera lo spek tante-tante gitu, mana puas anjir, pasti longgar cuman gitu sih kan lo bisa remes-remes dia punya tet*" ujar Nio saat mendengar itu semua, ia semakin yakin lagi dengan pilihannya sekarang, wanita yang ia sebut tadi merupakan cewek sasimo di kelas mereka.

"Lo salah, tadi dia bilang mau kerjain pr bareng makanya tadi gue kira lo itu dia. Kenapa sih pikiran lo jahat banget sama gue?"

Nio mendengus mendenger itu semua, ia cukup tahu tentang hal ini. Selama mereka bersama tak ada yang berani mengerjakan pr bersama karena jijik dengan dirinya tapi sekarang?

"Lo bisa bodohin gue selama tiga tahun ini, pura-pura kalo gue emang yang paling penting buat lo tapi ternyata itu semua munafik. Sekarang semakin ke sini gue tau semua hal tentang lo tanpa lo sadari. Mari kita perjelas semuanya, kita bisa putus sekarang. Lo bisa bebas mau pacarin siapa, main sama siapa, semuanya. Nggak ada yang bakalan ngelarang sedikit pun. Gue juga nggak perlu ngerasa sakit kalo terus bertahan sama hubungan ini. Semalem lo bilang buat kita bicarain semuanya kan? Sekarang gue udah bilang semuanya, puas kan? Silahkan undang siapapun yang lo mau, gue udah nggak peduli lagi."

"Putus bukan pilihan terbaiknya! Udah beberapa kali gue bilang tentang itu semua sama lo? Kenapa nggak ngerti-ngerti sih? Emang pernah selama ini gue bosen sama lo terus minta kita putus? Nggak kan? Jadi tenangin diri lo dulu dan gue bakalan usaha perbaiki semuanya,"

"Selama ini setiap kali lo bosen sama gue pasti lo bakalan jadiin gue budak nafsu lo selama beberapa hari, wajar aja kalo lo nggak mau kita pisah. Soalnya sumber yang kasih lo kenikmatan hilang, lalu gue? Cuman sakit terus yang gue dapetin, bikin capek setiap harinya. Dari pada ini semua terus berlanjut, lebih baik kita pisah aja. Gue udah capek banget sama hubungan ini," ujar Nio, selama ini ia selalu berusaha untuk bertahan demi hubungan mereka tapi semakin ke sini semuanya semakin membuatnya merasa muak.

"Oke kalo itu pilihan lo, tapi jika nanti lo kembali dan pengen perbaiki semuanya, jangan harap gue bakalan kasih itu sama lo,"

Nio tersenyum, Herman hanya tak ingin sumber mencari kenikmatannya menghilang. Sampai sekarang sepertinya pria itu mulai muak sehingga mengatakan itu semua padanya.

"Boleh gue ambil semua pakaian gue di sini? Walau pun itu semua barang murah tapi setidaknya gue bisa pake lagi," ujar Nio, mungkin untuk beberapa hari ke depan ia akan menetap di apartemen milik dokter Farhan lebih dulu, sebelum mencari solusi lainnya.

"Lo mau kemana? Kerumah Arion? Ini baju suami dia?" tanya Herman heran, ia merasa mungkin saja pemuda itu akan tinggal di rumah teman mereka yaitu Arion, selain mempunyai dia, Nio hanya mempunyai satu teman jadi pasti pemuda itu akan ke rumah Arion, walau pun hubungan mereka sudah berakhir tapi ia masih ada sedikit rasa peduli sehingga menanyakan itu semua.

"Itu semua nggak penting buat lo. Dari pada nanti Syasa dateng pas ada gue, lebih baik gue ambil semuanya sekarang dan pergi. Bisa mual liat tampang tante-tante dia," ujar Nio dengan berjalan masuk ke dalam apartemen Herman untuk mengambil semua pakaian dan juga barang miliknya.

*****

"Kata suster yang ada, lo bawa orang kemarin malam. Siapa tuh? Katanya itu pemuda manis, apa bener?"

Dokter Farham mendatarkan tatapan miliknya, tadi temannya itu mengatakan akan pergi setelah dia datang tapi kenapa sekarang temannya itu malah banyak tanya? Kenapa juga suster itu sangat bocor, memang mulut wanita susah untuk di percaya.

"Kalian selalu bergosip, ini saatnya kerja bukan bergosip," ujar dokter Farhan dengan menatap kearah wanita yang seumuran dengannya, yang membedakan hanyalah satu. Wanita itu sudah menikah dan punya anak sedangkan dirinya masih sendirian.

"Justru itu, karena sekarang lagi istirahat jadi gue mau tanyain semuanya. Kenapa dengan pemuda itu? Lo kasar ya sama dia? Diem-diem ternyata pemain juga,"

Dokter Farhan menghembuskan napas kasar miliknya, berurusan dengan manusia yang sangat terbuka dengan semua hal ternyata enak dan tak enak. Temannya itu tak masalah jika dirinya belok atau hal yang lainnya, padahal jika orang lain mungkin saja sekarang dirinya sudah di jauhi.

"Orang-orang benci saat tahu temannya belok dan lo? Apa-apaan ini? Lo suka gue sama cowok?" tanya dokter Farhan, ia bukan benci pasangan sesama, dirinya ingin memastikan semuanya.

"Gue mah apa aja suka selagi lo ada pasangan yakan, dari pada lo sendirian mulu? Suster tadi juga bilang kalo pemudanya manis, jadi gue setuju. Kebetulan gue sekte uke gemoy!"

"Hah uke?" dokter Farhan tak mengerti sama sekali tentang hal itu.

"Uke itu kayak pihak ceweknya kalo di hubungan sesama jenis, cowok sama cowok,"

Dokter Farhan terdiam, menurutnya wanita itu terlalu sering menonton hal seperti itu sehingga tahu semua hal tentang ini semua.

Bersambung....

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang