"Gue Nio Vincen," ujar Nio dengan tatapan mengarah pada tatapan tajam milik pria itu sekarang ini, rasanya aneh melihat tatapan itu untuknya, tapi ia tak bisa mengalihkan tatapan matanya.
"Nio? Namamu sangat lembut, sedangkan orangnya sangat kasar, apa itu benar namamu?" tanya dokter Farhan, namanya pria yang suka memikirkan hal yang random, ia malah menanyakan hal itu karena menurutnya nama pemuda itu tak cocok untuk kepribadiannya.
"Maksud lo?" tanya Nio, pertanyaan pria itu cukup menyentil puting miliknya, ah hati miliknya.
"Namamu tak sesuai dengan tingkahmu," ujar dokter Farhan kembali, bahkan ia tak sadar jika perkataannya membuat seorang pemuda marah dan kesal.
"Bodoamat, orang yang kasih nama ibu panti asuhan. Dari pada gue tanpa nama, mendingan namanya gini walau pun nggak sesuai sama sikap," ujar Nio, bukan hanya pria itu saja yang pernah mengatakan itu semua tapi cukup sering ada yang menanyakan hal itu padanya juga.
Dokter Farhan menganguk, itu semua memang benar, hanya dirinya saja yang begitu memikirkan nama orang lain padahal namanya sendiri juga tak sesuai dengan tingkahnya yang terkadang sangat random ini.
"Lo jaga malem? Ini udah subuh dan lo nggak pulang-pulang, bukannya tadi siang lo buru-buru pulang ya? Itu buat istirahat atau ganti pakaian doang?" Setelah cukup lama terjadi keheningan dengan dokter Farhan yang kembali membuka dokumen miliknya, Nio mulai bertanya kembali, ia hanya butuh tidur sebentar untuk kembali bersemangat menjalani semuanya.
"Saya biasanya bagian ship pagi sampai sore, dan teman saya sore sampai pagi, hanya saja sekarang anak dia tengah sakit jadi saya yang harus menggantikan dia di rumah sakit," ujar dokter Farhan, mengatakan apa yang memang terjadi tadi, ia tak ingin berbohong sama sekali. Selagi itu bukan hal yang privasi maka akan ia katakan dengan jujur.
"Bini sama anak lo nggak marah? Lo full di rumah sakit mulu hari ini. Gue sering baca berita kalo habisin waktu sama keluarga itu sangat penting, jadi aneh liat lo di sini sekarang," ujar Nio, ia mulai banyak bicara lagi sekarang, terlebih melihat respon yang pria itu berikan, cukup membuatnya merasa nyaman mungkin?
"Saya masih sendirian sekarang, mana mungkin anak saya atau pun istri saya akan menunggu di rumah karena itu hanyalah mimpi. Selagi masih sendirian maka hari-hari saya full di rumah sakit ini itu pun jika tak sakit," dokter Farhan masih fokus pada dokumen di depannya, hanya saja mulutnya sibuk menjawab pertanyaan yang pemuda itu berikan untuknya.
"Gue kira lo udah nikah sekarang, karena kan kebanyakan dokter itu udah berkeluarga," ujar Nio, ia merasa sedikit terkejut mendengar itu semua karena nyatanya ada dokter yang masih sendirian di usia yang sudah cukup matang, ia mengira semua dokter itu sudah berkeluarga.
"Mungkin apa yang kamu katakan itu memang benar, tapi saya pengecualian. Karena memang belum ada niatan untuk menikah, mungkin nanti." ujar dokter Farhan kembali lagi dan lagi, ia sama sekali tak keberatan menemani pemuda itu bicara sekarang, selagi bisa kenapa tidak yakan?
"Apa gue bisa cerita sedikit sama lo?" ujar Nio, ia sudah puas bertanya tentang banyak hal pada pria itu, bahkan ia sudah tahu jika dokter Farhan belum menikah, sangat berbeda dari dugaan awalnya tadi.
"Hm."
"Gue tadi siang habis putus sama pacar gue setelah pacaran hampir tiga tahun lebih. Kami banyak habisin waktu bareng, susah seneng bareng. Bahkan saat ketahuan ngegay di sekolah, kami di pisahin dengan melakukan pertukaran pelajar. Satu tahun kami Ldr-an sampai dia kembali dan semuanya terjadi kayak biasanya tanpa dia tahu kalo gue tau semua apa yang dia lakukan di luar sana tanpa gue. Memang ini resiko yang harus gue ambil karena cinta sama cowok bisex, tapi gue kira dia bisa nerima gue dengan baik dan lupain kebiasaan dia itu tapi nyatanya? Dia selingkuh sama cewek lain di luar sana selagi kami pisah. Gue tungguin satu tahun biar dia sadar sama kebiasaan buruknya itu, tapi semakin kesini sikap dia semakin aneh dan sering selingkuh, sampai akhirnya gue putusin dia tadi siang, itu pun tanpa dia bilang apapun gue langsung pergi gitu aja," ujar Nio dengan mengepalkan kedua tangannya saat mengingat itu semua, ia sudah terlalu bodoh selama tiga tahun ini.
Menghabiskan waktu yang sia-sia saja bersama seseorang yang tak pasti. Andai ia bertemu dengan pria dewasa seperti suami temannya yaitu Arion, pasti hidupnya akan sangat baik selama tiga tahun ini, tapi sayang ia tak seberuntung itu.
"Kalian pacaran di sekolah? Tak takut dengan ancaman netizen yang sudah seperti pisau tajam? Dan sejak kapan kamu sadar akan itu semua? Maksud saya sejak kapan kamu tahu jika kamu gay?" ujar dokter Farhan, dokumen yang sejak tadi menyita atensinya ia tutup begitu saja saat mendengar ini semua, ia tertarik untuk mendengar semuanya karena ini pertama kalinya dirinya mendengar cerita pasangan spesial selain temannya yaitu Melviano.
"Iya kami dulu di sekolah pun masih pacaran anjir makanya ketahuan. Sampe orang tuanya dia di panggil ke sekolah dan lo tau sendiri apa yang gue bilang tadi, kami di pisahin secara baik-baik karena orang tua dia sayang anak banget, walau pun setelah dia pergi gue sering di bully tapi itu nggak masalah sama sekali sih. Dan gue sadar akan perbedaan ini semua sejak kecil, lo bayangin aja itu sampai pas umur 16 tahun gue baru berani cinta-cintain gini dan ternyata ada orang gay juga, gue kira gue doang yang beda," ujar Nio, mengingat itu semua membuatnya merasa aneh, bisa-bisanya perjuangan mereka berdua harus berakhir sampai di sini.
"Kalian termasuk berani menurut saya, karena saya sendiri juga mempunyai teman yang sama seperti kamu. Bedanya mereka sudah menikah tapi di antara mereka berdua tak ada yang berani untuk mengatakan pada semua orang tentang perbedaan mereka karena takut akan tanggapan orang-orang sama takut istri dia yang masih sekolah kena bully. Tapi kalian berdua yang masih muda semua berani melakukan itu semua, saya salut mendengarnya," ujar dokter Farhan, mendengar ini semua ia teringat akan temannya lagi, sungguh cerita pemuda itu berhasil membuatnya larut dalam rasa kesal yang sangat luar biasa.
"Begini lah cinta spesial, beda sama pasangan normal lainnya. Dunia kayak gini banyak sakitnya tapi entah kenapa gue masih di sini," ujar Nio dengan tawa kecil miliknya saat merasa ia sangat bodoh tentang ini semua.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokterku! {BXB} END✔️
RomanceNio Vincen, pemuda pertakilan yang sudah mengerti jika dirinya suka pasangan sesama jenis sejak kecil. Pemuda yang tinggal di panti asuhan itu mulai melakukan semua hal yang ia sukai, mulai dari berpacaran dengan seorang pria yang menurutnya sempurn...