53

2.2K 180 2
                                    

Nio terdiam menatap ke arah pantulan tubuhnya di depan cermin sekarang, ah betapa banyaknya merah-merah di area leher dan juga dada, persis seperti orang yang habis kena aniaya masa tapi ini hanya satu orang yang membuatnya dan si pelaku sudah pergi ke rumah sakit.

"Rasanya beda banget. Gue nggak berhenti-berhenti buat bandingin mereka berdua, mungkin banyak yang marah sama gue karena masih aja inget masa lalu tapi itu semua harus tetap di inget agar diri tahu siapa yang dulu pernah nyakitin sama ngasih kasih sayang percuma-cuma bukan? Dulu pas sama Herman, pas pertama kali ngelakuin hal itu saat gue bangun dia udah berangkat sekolah pagi-pagi banget, ngebiarin tubuh yang sakit ini sendirian di dalam kamar dan kesusahan ngelakuin semua hal bahkan sarapan aja nggak ada. Semuanya harus gue yang ngelakuin, tapi sekarang, semuanya beda. Dok-ah Mas Farhan memperlakuin gue sebaik-baiknya seakan-akan gue mahkluk yang harus banget dia lembutin karena bisa aja pecah kalo nggak di lembutin. Rasanya luar biasa banget, betapa beruntungnya gue bisa jadi pasangan dia," ujar Nio dengan menatap pantulan diri di depan kaca, ia baru saja bangun dari istirahatnya tadi, mengganti pakaian kembali dan mengobati merah-merah yang terasa mulai pedih. Rasanya sangat menyenangkan saat sadar jika mereka sudah bersama saat ini.

Pemuda itu segera memakai pakaian kembali setelah mengobati beberapa kissmark yang terasa perih jika di biarkan seperti tadi, rasanya sangat sakit tapi saat mengingat apa yang sudah terjadi sehingga ia bisa mendapatkan ini semua rasanys sangat bahagia. Akhirnya mereka bisa saling memiliki satu sama lainnya dan ia tak perlu merasa takut jika miliknya akan di ambil orang lain ataupun berselingkuh karena status mereka sudah sangat jelas sekarang, jika pria itu berniat selingkuh mana mau dia menikahi dirinya bukan? Berbeda jika mereka hanya pasangan kekasih seperti waktu itu, semua hal bisa saja terjadi tanpa bisa di hindari.

Tubuh itu kembali tiduran di atas tempat tidur setelah memberi obat dan mengenakan pakaian, tidak seperti tadi yang masih memakai pakaian mandi dan tidur begitu saja saking lelahnya. Ingatkan Nio untuk selalu meminum vitamin serta ikut suaminya itu olahraga agar bisa mengimbangi nafsu kuda dari pria itu, ia sama sekali tak pernah membayangkan jika antara berhubungan dengan yang seumuran dan berbeda umur itu sangatlah jauh, mungkin mereka sama-sama nafsuan tapi untuk ketahanan bermain jauh lebih luar biasa pria dewasa.

"Tadinya gue kira kami bakalan ngabisin waktu berdua sampai pagi tapi nyatanya kesibukan dia memaksa kami buat berpisah dulu. Jelas gue nggak bisa ngapa-ngapain karena selama ini kehidupan dia emang kayak gini jadi walaupun udah punya hubungan gue nggak ada hak apapun ngatur dia buat nggak ngelakuin itu lagi. Itu sama aja egois sedangkan dia selalu usahain beri waktu buat kami berdua bersama. Tugas gue sekarang cuman tunggu aja dia pulang dan kami bisa ngabisin waktu berduaan lagi." ujar Nio sebelum kesadarannya menghilang karena tidur, ia selalu tertidur juga tengah sendirian seperti ini, berbeda jika ada suaminya maka mereka bisa bicara berdua sehingga membuatnya merasa tak ingin tidur walaupun hanya sesaat, rasanya sangat menyenangkan melihat reaksi yang akan suaminya itu berikan untuknya jika menceritakan sesuatu hal yang menarik.

***

"Ciri-ciri cowok bangsat gini nih, baru nikah udah kerja aja. Itu bini di rumah gimana? Kan jauh jarak rumah lo ke sini," ujar dokter Lisa membuat dokter Farhan mendengkus, kenapa wanita yang tengah hamil cukup besar itu masih mengambil ship malam? Bukankah itu saatnya dia istirahat? Demi apapun jika ada temannya itu di sini maka sudah bisa di pastikan ia akan di goda terus-terusan.

"Lah lo sendiri kenapa di sini? Inget lo tuh lagi bunting, ini bukan saatnya lo kerja. Kerja tuh siang aja, malemnya istirahat kasihan anak lo di ajak kerja mulu," ujar dokter Farhan membalas perkataan dari temannya itu karena itu semua salah, ini ia lakukan agar besok mereka berdua bisa menghabiskan waktu berduaan saja di rumah dan menikmati kebersamaan menikmati hari sebagai pasangan, mau mengambil cutipun tak bisa karena banyak yang belum masuk kembali ke rumah sakit ini, alhasil ia yang harus berkorban.

"Gue bentar lagi pulang ini, kan tadi masuknya baru jam 7an tadi, ini masih bentar doang."

"Iyadeh yang mau punya anak dua masih aja gila kerja, hamil gede tuh istirahat di rumah biarin suami lo yang kerja doang. Ini malah lo kerja, bawa anak di dalam perut." ujar dokter Farhan, jika ia dan juga Nio ada di posisi Lisa sekarang maka dengan paksaan dirinya akan menyuruh pemuda itu di rumah saja dan fokus pada kehamilan saja walaupun dia memaksa karena saat hamil melakukan ini semua itu tak mudah.

Ah mengenai si manis, pada malam pertama mereka setelah bermain sebentar dengan bangsatnya ia pergi untuk bekerja padahal di rumah pasti Nio sedang merasa kesulitan bukan? Menahan sakit dan juga lemas tapi bukannya menemani, dirinya malah ada di sini seperti pria lugu yang tak tahu apa tugasnya sebagai seorang suami. Tapi demi apapun ia tak ada pilihan lain, karena ini memang tugasnya mau tak mau suka tak suka harus ia lakukan demi pekerjaan yang sudah ia inginkan sejak kecil.

"Minggu ini doang gue aktif di rumah sakit, setelah ini libur. Laki gue marah-marah katanya udah mau brojol juga masih aja kerja katanya. Gue sih cuman bisa diem karena itu emang bener, padahal suami gue gajinya cukup gue nggak perlu repot-repot kerja tapi gimana ya? Ini kan emang keinginan sejak kecil, sulit buat di tinggalin."

Dokter Farhan menganguk, ia juga memikirkan itu semua waktu itu karena ini bukan perkara yang mudah sampai akhirnya dirinya mengambil sedikit jam kerja agar bisa membagi waktu untuk pasangan dan juga tugasnya sebagai seorang dokter.

"Itu yang dulu gue bicarain sama Nio sebelum kami nikah waktu itu. Karena kan sebagai seorang dokter, waktu gue nggak bisa banyak buat ngabisin waktu sama dia karena ada kerjaan juga kan dan itu nggak bisa di tunda-tunda. Syukurnya dia cuman nerima-nerima aja tawaran yang gue kasih sampe kami bisa nikah kayak gini." ujar dokter Farhan saat mengingat-ingat saat itu demi apapun ia merasa takut, takut pemuda itu pergi hanya karena perkataannya yang menyakitkan.

Bersambung..

Votmen_

#maaf kalo ada typo, nggak sempat revisi

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang