54

2K 169 1
                                    

Sekitar pukul empat subuh dokter Farhan mulai masuk ke dalam kamar di mana dirinya dan juga si manis sempat melakukan hubungan panas beberapa jam yang lalu, ia bisa melihat jika sekarang pemuda itu tengah bergelung nyaman di dalam selimut tanpa merasa terganggu sedikitpun mendengar suara pintu terbuka dan dirinya yang mulai melepas jas yang sejak tadi memeluknya.

Ia tersenyum melihat betapa menggemaskannya pemuda itu saat tengah tidur begitu nyenyak seperti saat ini, ia tahu apa yang barusan mereka lakukan beberapa jam yang lalu membuat si manis begitu kesusahan dan merasa bingung kenapa dengan pengaman? Mungkin begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam pikiran si manis tadi tapi saat sedang seperti itu mana mungkin dirinya bisa fokus menjelaskannya semuanya sebaik-baiknya, mungkin nanti setelah mereka berbincang hangat barunya ia akan menjelaskan alasan di balik itu semua.

Memang benar rasanya lumayan aneh mengenakan itu semua tapi jika demi kesehatan maka pasti akan dirinya lakukan bukan? Ia tahu itu semua kurang baik bagi pemuda itu, sampai dirinya memutuskan mungkin hal ini akan di lakukan jarang-jarang, walaupun mungkin banyak orang di luar sana begitu bebas melakukan anal sex untuk hubungan seperti mereka, tapi itu semua kurang sehat dan ia tak ingin sampai Nio dalam masalah karena itu semua, maka dari itu menggunakan pengaman agar tak terlalu melukai di dalam sana.

"Nyenyak banget sih istri saya ini tidurnya? Mungkin kalau kamu masih terjaga maka bisa di pastikan sekarang mas akan mendapatkan tatapan maut dari kamu karena mengatakan kamu istrinya mas padahal kita sama-sama seorang pria. Tapi gimana ya? Kamu lucu sekali sehingga sulit untuk menahan semuanya, bukan menahan gairah ya? Tapi menahan rasa gemas," ujar dokter Farhan dengan mencium dahi si manis beberapa kali sebelum berjalan ke arah kamar mandi agar bisa membersihkan diri sebelum memasak makanan untuk mereka berdua, ia tak akan kembali tidur karena ini sudah mau pagi mungkin nanti baru tidur siang karena ship kerjanya malam mulai sekarang, menurutnya lebih baik banyak menghabiskan waktu bersama di siang hari untuk sekarang karena mereka baru menikah.

Beberapa saat kemudian dokter Farhan mulai keluar dari dalam kamar mandi menggunakan celana pendek dan baju tanpa lengan andalan miliknya, dulu setiap berada di rumah atau kost pasti ia hanya akan mengenakan pakaian tanpa lengan agar tubuhnya bisa menikmati udara segar setelah hampir setiap hari terbekap di dalam pakaian.

Pria itu berjalan ke arah nakas sebelum mengenakan kembali kacamata yang sempat ia lepas tadi, tersenyum lagi melihat wajah lelap dari si manis yang tak merasa terganggu dengan apa yang ia lakukan sejak tadi. Dokter Farhan mulai beranjak dari dalam kamar setelah melakukan itu semua untuk memasak makanan sehat mereka berdua, ia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika mereka sudah menikah maka hidup pemuda itu akan penuh dengan hal-hal sehat, mulai dari makanan, kebersihan, dan kehidupan sehat lainnya.

****

Dengan pelan kedua mata bulat itu mulai terbuka sebelum mendudukan dirinya di tengah-tengah ranjang, rambut itu terlihat sangat berantakan persis seperti singa. Memang seperti ini lah Nio tidur, secara tak sadar tidurnya cukup ribut sehingga hal ini terjadi, tangan itu menutup mulutnya yang mulai menguap sebelum memicing menatap ke arah jam tangan di atas nakas, itu milik dokter Farhan yang artinya pria itu sudah pulang sekarang, ah dia sangat manis sekali sehingga mau menepati janjinya untuk pulang lebih awal sekarang.

Betapa tergila-gilanya ia dengan suaminya itu sekarang, tangan itu mulai mengambil ikat rambut yang ada untuk merapikan rambutnya yang sudah mulai panjang kembali setelah waktu itu sempat di potong karena kejadian mengenaskan. Pria itu merawatnya dengan baik sehingga rambutnya bisa tumbuh dengan baik dan juga rapi, ingin sekali memotongnya pendek tapi dokter Farhan melarang dengan alasan itu cocok untuknya. Tak apa untuk saat ini, jika nanti lebih panjang lagi maka ia akan memotongnya.

Sekarang sudah pukul lima lewat sedikit, entah sejak kapan suaminya itu pulang tapi demi apapun ia tak tahu sama sekali karena terlalu lelah.

Kedua kaki itu mulai melangkah keluar walaupun masih sedikit gontai tapi tak apa, untuk saat ini ia ingin memeluk suaminya itu dan menikmati kebersamaan mereka berdua setelah di tinggal pergi seperti tadi, senyuman itu mengembang saat melihat tubuh tegap suaminya tengah sibuk berkutat di depan alat masak yang ada, sebelum memeluk tubuh itu dari belakang.

"Lo kapan pulangnya? Kok gue nggak tau? Apa baru aja pulang? Tapi rambut lo udah lumayan kering tuh jadi pasti udah lama kan mandinya?" tanya Nio begitu banyak, ia tahu satu kebiasaan suaminya itu yaitu langsung mandi setelah habis dari luar maka dari itu ia bertanya hal serupa agar bisa tahu.

"Mas pulang sekitaran pukul empat lewat sedikit tadi, karena perjalanan membutuhkan waktu hampir 20 menitan. Mas langsung mandi tadi makanya rambutnya sudah kering sekarang, kamu kenapa sudah bangun? Katanya lelah kenapa tak istirahat di dalam kamar saja? Mas hanya akan membuat sarapan untuk kita berdua dan kembali ke dalam kamar kita," ujar dokter Farhan tanpa menatap ke arah belakang karena ia tengah fokus saat ini, tak ingin makanannya gosong akibat terlena dengan si manis.

"Gu-aku kan kangen sama l-kam-eh mas," ujar Nio dengan meralat semua perkataannya, karena itu salah semua. Ia ingin menurut panggilan yang biasa suaminya itu berikan pada dirinya sendiri, lebih baik belajar dari sekarang bukan? Agar nanti bisa terbiasa tanpa harus menunggu waktu.

"Mas hm?" ujar dokter Farhan dengan mematikan kompor sebelum membalik tubuhnya sehingga mereka bisa saling menghadap satu sama lainnya, terlihat kedua mata bulat pemuda itu mengerjab saat tatapan mereka bertemu, ah betapa tampannya suaminya itu sehingga membuatnya melayang terus-terusan.

"Em! Mas! Pelan-pelan aku bakalan belajar buat ubah cara bicara mulai sekarang, walaupun sulit sih tapi semoga aja segera bisa sehingga nggak perlu ngeralat lagi kalo salah bicara," ujar Nio dengan senyuman manisnya sehingga mendapatkan beberapa ciuman di pipinya dan yang terakhir di bibirnya.

"Kamu bilang seperti itu bertambah menggemaskan tau tidak? Bikin mas semakin cinta dan cinta," ujar dokter Farhan dengan tatapan terkunci pada si manis, pemuda itu selalu bisa membuatnya merasa nyaman dengan hati menghangat setiap saatnya. Rasanya begitu beruntung, untung saja sekarang si manis hanya miliknya, jika tidak maka bisa di pastikan sampai saat ini ia akan sendirian.

Bersambung...

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang