18

3K 234 4
                                    

Nio terdiam, sudah terhitung beberapa jam berlalu sejak ia sampai di sini dan dirinya hanya berdiam diri di ruang tengah dengan tatapan mengarah pada jam yang ada di dinding, terkesan bodoh karena hanya melihat itu saja sejak tadi tapi demi apapun ini sangat membosankan!

Ia ingin kembali keluar tapi mau kemana? Uang pun tak punya jadi tak ada alasan untuk keluar dari apartemen ini sampai ia hanya berdiam diri saja menunggu apa yang akan terjadi nantinya, jujur dirinya ingin memakan sesuatu tapi ini tempat orang lain bukan tempatnya sangat tak sopan jika Nio mengambil makanan begitu saja bukan? Mungkin jika ada pemilik apartemennya ia bisa meminta makanan tapi ini? Takutnya di kira mencuri makanan kan berabe!

"Gue gabut, pengen makan sesuatu. Biasanya gue masak kentang goreng atau hal yang lainnya pas di apart Herman dulu tapi sekarang nggak ada yang bisa gue lakuin selain diam dan menunggu rasa bosan itu menghilang. Ini bukan tempat gue anjir, mungkin kalo tempat Arion keknya gue bisa makan semuanya tanpa ngerasa canggung tapi ini? Kami baru ketemu satu sama lain, dia bantuin gue, rawat gue pas sakit dan mau menampung gue di sini masa gue harus makan maling punya dia?" ujar Nio pada dirinya sendiri, mungkin jika ini rumah Arion maka ia bisa memakan apapun yang ia mau tapi ini rumah orang baru yang dirinya kenal, akan sangat bangsat jika dirinya memakan hal apapun tanpa meminta lebih dulu.

"Kalo punya uang pasti gue beliin jajan sekarang, hal paling sulit di dunia ini bukan hidup sebatang kara tapi nahan diri buat nggak jajan," ujar Nio kembali, demi apapun rasa ingin jajannya sangat luar biasa tapi takdir mengatakan hal berbeda karena ia tak memiliki uang sekarang ini.

Pemuda itu menunduk, menatap kearah barang miliknya sekarang ini. Ia hanya diam saja di sini sejak sampai tadi karena ia kurang nyaman jika asal masuk ke dalam kamar dokter Farhan kembali seperti semalam, mungkin jika ada si pemilik kamar maka ia bisa melakukan hal itu tapi sang pemilik kamarnya tidak ada di sini jadi ia akan menunggu saja sekarang.

Ia menatap kearah sofa yang tengah ia duduki, mengambil tas berisi pakaian miliknya meletakannya di atas sofa sebelum merebahkan dirinya di sana, tak bisa jajan maka tidur adalah jalan ninja paling ampuh, maka itu lah yang dirinya lakukan.

Hidup mengajarkan dirinya tentang banyak hal, walau pun umurnya masih sangat mudah tapi ia mengerti itu semua. Tak semua hal harus ia miliki selama ini, karena dirinya merasa jika ia tak miliki sesuatu mungkin saja memang ia tak mampu untuk mendapatkannya.

****

Embusan napas berat dokter Farhan berikan sekarang, ia mendadak sakit begitu saja tanpa bisa di hindari padahal biasanya ia paling jarang sakit karena sangat menjaga kesehatan tubuhnya tapi sekarang? Rasanya sangat pusing sehingga membuatnya menghubungi temannya untuk tukar shif hari ini, untungnya temannya itu mengerti dan langsung menggantikan dirinya.

Sampai sekarang ia berada di depan pintu apartemen dengan membawa beberapa makanan dan juga obat bersama dengannya. Dokter Farhan tipe orang yang selalu menjaga dirinya sendiri saat tengah sakit, merawat diri sampai benar-benar pulih dengan baik, ia paling tak ingin berada di rumah sakit karena menurutnya itu membosankan, lebih baik dirinya di rumah dan beristirahat sampai sembuh.

Ia mulai membuka pintu apartemennya menggunakan kode, sebelum berjalan masuk dengan sedikit terhuyung, ah ini selalu terjadi. Dirinya jarang sakit tapi saat sakit semuanya ada pada dirinya, semua penyakit masuk semua.

Tatapan sayu karena tengah sakit itu menatap kearah sofa yang ada di ruang tengah apartemen miliknya, walau pun kecil tapi sebaik mungkin ia akan mengatur tempat tinggalnya agar nyaman di tinggali. Ia tersenyum saat melihat pemuda itu kembali ke sini, itu artinya dia pintar, tak sia-sia ia bicara panjang kali tinggi dan juga lebar waktu itu.

Kedua kaki panjang itu secara refleks mendekat sebelum berjongkok agar bisa menatap wajah pulas itu sekarang ini, tadi ia merasa mungkin saja mereka tak akan pernah bertemu lagi setelah pemuda itu kembali ke rumah mantan kekasihnya tapi itu semua salah, ia kembali tersenyum saat melihat Nio seperti anak kecil jika tengah tidur.

"Kamu kembali karena ingin menemaniku disini hm? Biasanya aku sakit sendirian dan sembuh juga sendirian tapi sekarang ada kamu di sini, walau pun kita baru bertemu tapi aku merasa senang bisa melihatmu di sini," ujar Dokter Farhan dengan suara serak miliknya, ia meletakan kepalanya di dekat tangan pemuda itu sebelum duduk dan menutup kedua matanya yang terasa sangat berat sekarang.

Kedua mata bulat itu terbuka dengan pelan saat merasa terganggu, ia cukup terkejut mendengar suara seseorang sehingga tersadar dari tidurnya, tatapan itu mengarah kearah bawah di mana ada kepala seseorang tengah menyandar di dekat tangan miliknya, rasanya panas, membuat Nio langsung mendudukan dirinya, menarik tangannya sebelum meletakan punggung tangannya di dahi dokter Farhan setelah menyingkirkan rambut pria itu yang mengganggu, ia mengira dokter Farhan akan pulang larut malam tapi itu semua nyatanya salah besar.

Sekarang pria itu sudah kembali tapi keadaannya terlihat kurang baik sekarang, dahinya terasa panas. Mungkin kah Dokter Farhan sakit? Dengan pelan ia mulai turun dari sofa, menatap kearah bungkusan berisi bubur itu sebelum tersenyum kecil, mungkin saja pria itu pulang dan membeli bubur karena takut tak bisa memasak makananan, dia tak tahu saja jika dirinya bisa memasak!

"Gue bakalan hangatin buburnya sama bikinin sesuatu buat lo, nggak perlu minta izin dulu kan ya? Lo kan ada di sini sekarang," ujar Nio, ia merasa sekarang gantian dirinya yang merawat pria itu sebaik mungkin, karena kemarin malam dokter Farhan sudah sangat menjaganya dengan baik.

Ia tahu cara balas budi dengan baik, karena hanya sedikit orang baik di dunia ini bukan? Jadi harus di manfaatkan sebaik mungkin, lagi pula dirinya sering memasak saat berada di rumah Herman waktu itu jadi ini semua tak akan sulit untuk Nio.

"Bahan makanannya lengkap banget, cuman gue mau panasin buburnya sama bikin sup biar tubuh dia lebih enakan dikit. Walau pun dia dokter dan pasti lebih tahu semuanya di bandinginkan gue cuman tetep aja sekarang dia sakit jadi harus di rawat sebaik mungkin," ujar Nio dengan menyiapkan semua bahan yang akan ia butuhkan untuk memasak ini semua, ia merasa ini tak masalah selagi dirinya melakukannya dengan baik.

Bersambung...

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang