Nio terdiam di samping pria yang sudah berganti status dari pacar menjadi suami itu, sekarang mereka dalam perjalanan ke suatu tempat. Terhitung sudah ia melihat ada beberapa hotel yang mereka lewati membuatnya merasa heran kemana pria itu akan membawanya? Pikiran kotornya mengatakan mereka akan pergi ke hotel dan melakukan hal yang berbau dewasa tapi nyatanya sudah beberapa hotel mereka lewati tapi suaminya itu tak kunjung berhenti, lantas kemana tubuh ini akan pria itu bawah?
"Kita mau ke mana? Gue perhatiin kita udah lewatin beberapa hotel dan sekarang lo masih asik mengemudi, apa lo nggak mau ke hotel? Takut di curigain? Ah! Lo mau ke oyo ya? Hayo ngaku? Kan di sana bebas nggak perlu ngerasa takut sama murah juga," ujar Nio yang sudah tak tahan menahan rasa penasaran di dalam pikirannya, pemuda itu dengan pemikirannya sendiri dua hal yang sama sehingga sulit untuknya bersikap malu-malu atau pendiam.
"Pernah ke oyo kamu? Gimana suasana di sana? Ranjangnya kalo digunain dengan cepat apa tahan? Takutnya nanti kita lagi asik main tiba-tiba ranjangnya rusak, kan malu kalo ketahuan," ujar dokter Farhan dengan senyuman tertahan miliknya, demi apapun si manis dan juga istri Melviano dua hal yang sama, semoga saja ia selalu sabar sehingga tak terpancing untuk selalu menyentuh pemuda itu terus-terusan karena sikapnya yang blak-blakan itu.
"Ke oyo sih nggak pernah ya, soalnya nggak mau ngeluarin duit. Cuman kalo nanti lo minat ajak gue ke sana, hayuk aja sih selagi itu berhubungan sama yang enak-enak, apa pun pasti mau," ujar Nio dengan tawa miliknya, ternyata ia salah, sudah sangat jelas pria kaya seperti suaminya itu mana mau ke oyo bukan?
"Jadi sekarang kita mau ke mana mamasku tercinta?" ujar Nio kembali saat merasa suasana mulai hening kembali, ia tak suka keheningan.
"Beberapa hari yang lalu mas sempat datang ke rumah kedua orang tua mas yang dulu, melihat-lihat dan meminta orang membersihkan serta mengganti hal yang mungkin saja sudah rusak atau usang di makan waktu. Karena dulu mas pernah mengatakan akan kembali tinggal di sana setelah menemukan seseorang yang tepat untuk tinggal bersama di sana. Bukan tanpa alasan selama ini mas tak tinggal di sana, karena begitu banyak kenangan di dalam sana sehingga membuat mas takut berlarut-larut akan kesedihan yang ada, sampai sekarang saat kita bersama mas ingin membawamu tinggal di sana nanti. Di sana sudah ada beberapa barang kita mas pindahkan jadi hari ini sudah bisa tinggal dan meminta orang membantu memindahkan sisanya yang ada di apartemen. Kamu mau kan tinggal bersama dengan mas di sana?" ujar dokter Farhan, sejak tadi ia berusaha merangkai kata sebaik mungkin agar si manis mudah mengerti dan tahu apa yang tengah ia maksud sekarang.
Ia akan menepati perkataannya sendiri untuk kembali tinggal di sana jika sudah memiliki pasangan, karena seorang pria yang di pegang itu bukti dari perkataannya saja bukan hanya janji-janji semata yang tak kunjung ditepati. Pria itu juga merasa rindu dengan tempat di sana, pasti rasanya masih nyaman sama seperti dulu, mungkin saja karena ada Nio bersamanya ia tak akan begitu mengingat kenangan menyakitkan yang sudah ia lakukan selama ini.
"Tentu aja gue bakalan ikut lo kemanapun itu. Apa lagi ini ke rumah kedua orang tua lo, pasti rasanya bakalan lebih nyaman sama hangat walaupun sekarang saat kita nikah mereka udah nggak ada, tapi gue yakin di atas sana mereka pasti ngerasa seneng karena anak tunggal mereka udah jadi dokter hebat dan mau tinggal di rumah kalian dulu lagi. Gue sendiri nggak tau siapa kedua orang tua gue, cuman sekarang entah kenapa gue beruntung bisa lahir di dunia, mungkin dulu gue marah kenapa gue ada di dunia ini kalo ujung-ujungnya di buang kan? Selalu ngerasa hidup gue nggak ada artinya sama sekali, tapi sejak ketemu sama lo, gue mulai ngerasa kalo mungkin ini alasan gue lahir dan di buang, agar kita bisa bersama. Kalo nggak di buang maka mungkin kita bisa nikah yakan?" ujar Nio dengan senyuman miliknya, ah betapa senangnya dirinya saat menyadari jika ini alasan kenapa dulu dirinya di buang, walaupun harus jatuh bangun menghadapi semuanya tapi merasakan ini semua, menurutnya itu setimpal karena tak ada yang sempurna di dunia ini bukan? Mereka mempunyai masalah dan ujian sendiri untuk menikmati hidup ini agar tak terasa hambar dan membosankan, karena percayalah hidup tanpa itu semua akan terasa aneh.
"Kamu mendadak jadi bijak seperti ini ya? Siapa yang mengajari kamu? Kenapa sekarang istri mas ini begitu pintar? Takutnya nanti kamu sudah tak membutuhkan aku lagi jika kamu sudah sangat pintar seperti ini," ujar dokter Farhan dengan senyuman tertahan miliknya, pemuda itu dengan kata bijaknya terdengar sangat menggemaskan untuknya, karena biasanya hanya makian dan kata-kata tak senonoh yang keluar dari bibir tipis itu namun sekarang? Ada rasa bangga tersendiri bisa mendengarnya karena itu artinya ia termasuk dalam perubahan ini juga bukan?
"Suami gue kan dokter Om~ jadi wajar dong kalo gue harus pintar sama bijak," ujar Nio dengan tawa miliknya, ia sangat menyukai jika suaminya itu mulai bercanda karena rasanya begitu candu.
"Suami kamu kan dokter, lalu kenapa kamu memilih mas? Dia jelas lebih hebat dan juga keren bukan?" Ah dokter Farhan suka sekali saat bisa menikmati waktu bisa bicara dengan si manis sebebas ini.
"Bukan milih cuman pengen! Habisnya om menggoda banget bikin adek sange berat!"
Nio mulai mengeluarkan jurus mulut tanpa filter lagi, itu semua keluar begitu saja tanpa bisa di tahan sedikitpun. Mengalir begitu saja seperti air dari atas gunung.
"Sayang, jangan bicara begitu. Mas tak ingin kita dalam bahaya karena perkataan kamu bisa membuat pikiran traveling keluar negeri." ujar dokter Farhan, lebih baik menahan dari pada kejadian bukan? Kalau kata pepatah sih sedia payung sebelum hujan.
Nio tertawa kencang mendengar itu semua, demi apapun rasanya candu bisa menggoda suaminya itu.
"Sange itu bukan cuman ent*t-ent*t doang loh, itu juga singkatan, artinya sayang banget! Makanya gue sange banget sama lo! Gitu! Lo kelamaan sama gue jadi ikut mesum ya? Tapi gapapa gue suka," ujar Nio yang masih dengan tawanya, ini pertama kalinya ia bisa merasa sebebas ini bersama dengan orang yang ia cintai. Rasanya luar biasa bahagia.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokterku! {BXB} END✔️
RomanceNio Vincen, pemuda pertakilan yang sudah mengerti jika dirinya suka pasangan sesama jenis sejak kecil. Pemuda yang tinggal di panti asuhan itu mulai melakukan semua hal yang ia sukai, mulai dari berpacaran dengan seorang pria yang menurutnya sempurn...