Nio tersenyum dengan tangan yang terus saja mengelus rambut tebal milik suaminya yang sekarang tengah merebahkan kepalanya di pangkuan miliknya, hari ini hari pertama mereka sebagai pasangan maka dari itu semuanya terasa sangat menyenangkan dan juga romantis seperti ini, ia juga sama sekali tak tahu jika suaminya itu ternyata orangnya cukup manja jika bersama dengan pasangannya, untung saja dirinya yang menjadi istri dari Dokter Farhan, jika bukan maka hal ini tak akan pernah dirinya rasakan.
"Dulu setiap hari libur pasti mas akan bermanja-manja sama ibu dengan merebahkan kepala di pangkuannya, tapi sekarang karena ada kamu maka mas akan melakukan itu sama kamu. Rasanya masih nyaman dan juga menyenangkan," ujar dokter Farhan dengan tatapan mengarah pada wajah si manis sekarang, melihat dari bawah seperti ini Nio terlihat jauh lebih menggemaskan di matanya. Ah ia sama sekali tak menduga jika mereka berdua pasangan sekarang karena dulu dirinya sama sekali tak berpikir akan mempunyai hubungan dengan seseorang, tapi nyatanya takdir mengatakan hal berbeda.
"Sekarang mas bisa ngelakuin itu semua sama aku, kebetulan istrimu ini serba bisa," ujar Nio dengan kekehan pelan miliknya, ia memang sangat senang bercanda dengan pria itu karena rasanya begitu candu?
Untung saja sejak kejadian waktu itu, Herman seperti menghilang dari permukaan bumi ini sehingga ia tak perlu merasa khawatir jika rumah tangga mereka nanti akan mendapatkan gangguan dari pria yang merupakan mantannya itu.
"Mas tak bisa membayangkan jika waktu itu kita tak bertemu dan kamu tak patah hati. Pasti sampai sekarang kamu masih menikmati semua rasa sakit yang ada sedangkan mas masih melakukan hal seperti biasanya, di rumah sakit terus dan tak pernah kembali ke sini lagi," ujar dokter Farhan, ia sama sekali tak bisa membayangkan jika mereka berdua tak bertemu waktu itu atau dirinya yang bersikap cuek pada si manis pasti ini semua tak akan pernah mereka rasakan sampai saat ini.
Nio tertawa mendengar itu semua, entah kenapa saat mengingat kejadian itu semua rasanya sangat menggelikan, di mana dirinya dengan begitu bodohnya mendatangi seorang dokter dengan niat ingin bertanya tentang obat sakit hati dan yang paling menggelikan lagi dengan mudahnya dokter Farhan mengatakan jika ia harus mengganti hati agar tak sakit lagi.
"Waktu itu pikiranku kosong banget tau! Soalnya di selingkuhin mulu padahal kan aku nggak kalah semok dari cewek-cewek yang ada di sekolah, goyanganku juga legit! Tapi masih aja di selingkuhin sampai pas liat mas berjalan aku langsung mikirin ide gila. Mas kan dokter pasti punya obat dari semua rasa sakit bukan? Makanya dengan penuh kesadaran aku nanya itu semua waktu kita ketemu lagi soalnya orang banyak bilang dokter punya obat dari segala hal sakit di dunia ini." ujar Nio saat ingatan itu datang seperti rekaman yang dulu pernah terjadi antara mereka berdua.
"Dulu mas merasa geli sekali mendengar pertanyaan yang kamu berikan maka dari itu mas bilang jika kamu harus mengganti hati biar tak merasa sakit. Dan terbukti sekarang kamu memang berganti hati dengan mengambil hati mas untuk kamu pakai," ujar dokter Farhan dengan tawa miliknya, ah betapa senangnya saat mengingat itu semua, masa-masa yang tak mungkin akan terulang kembali nantinya, hanya bisa di kenang lewat pikiran dan juga hati.
"Besok ikut mas ke rumah sakit ya? Kita lihat tempat-tempat di mana kita pernah bertemu dulu, walaupun tak bisa bersikap manis di luar setidaknya kita bisa berjalan bersama, orang-orang tak akan curiga." ujar dokter Farhan, ia ingin mengenang semua tempat yang pernah mereka datangi waktu baru bertemu.
"Ayo-ayo aja sih, selama sama mas kemana pun bakalan aku turutin kebetulan kita pengantin baru yakan?" ujar Nio, ah pengantin baru mereka memang pengantin baru bukan? Walaupun bukan pasangan normal tapi setidaknya mereka juga sudah menikah bukan?
"Kamu bucin banget sih sama mas? Takut suamimu yang tampan ini di ambil orang? Kalau selingkuh sih tak akan mungkin secarakan istrinya mas ini cantik dan juga menggemaskan mana tahan buat selingkuh," ujar dokter Farhan dengan mencuri satu ciuman di bibir milik si manis, rasanya sangat candu seperti biasanya.
"Jelas dong bucin soalnya kalo mas di ambil orang akunya bisa apa? Bisa bunuh orangnya lah," Nio tertawa karena perkataannya sendiri yang terdengar sangat menggelikan, demi apapun hanya dengan dokter Farhan ia bisa alay dan juga tak jelas seperti ini karena biasanya selalu kalem dan juga bersikap manis.
"Mas tak bisa memberi komentar apapun untuk itu semua. Terlalu gelap untuk di lihat,"
Mereka tertawa bersama, terkadang hal yang terdengar cukup menggelikan dan juga alay untuk orang lain justru bisa membuat mereka sekarang seperti tadi. Hanya karena pembicaraan yang terdengar sangat tak masuk ke dalam humor orang tinggi, bisa membuat mereka tertawa.
****
Nio mengulum senyuman tertahan miliknya saat melihat jika sekarang suaminya itu tengah fokus mengerjakan tugasnya sedangkan dirinya hanya melihat dalam diam. Niat mereka ingin mengenang masa-masa pertemuan mereka untuk pertama kalinya sudah di lakukan tadi, dan rasanya sangat berbeda mungkin karena sekarang suasananya sudah berubah sehingga itu semua tak terasa begitu menyebalkan seperti dulu.
"Kamu sepertinya akan selalu menemani mas seperti ini jika ada waktu senggang, karena melihat kamu ada di sini membuat mas semakin bersemangat, kamu tahu itu?" ujar dokter Farhan ternyata dampak dari kedatangan si manis begitu luar biasa untuknya, terbukti semua berkas yang harus ia periksa untuk pertemuan besok bisa dengan mudah selesainya hanya karena melihat Nio sesekali.
"Apa aku perlu jadi dokter juga biar bisa temenin mas setiap hari di rumah sakit?" tanya Nio, itu hanya bercandaan semata karena sekarang saja ia sibuk dengan ujian, bagaimana bisa melakukan hal itu, terlalu jauh.
"No, cukup mas saja yang jadi dokter dan juga bekerja. Tugas kamu hanya di rumah dan menyambut kepulangan mas nantinya. Kita akan bersenang-senang nantinya jadi jangan pernah berpikir untuk melakukan itu semua, mengerti?"
Nio menganguk, ia begitu senang walaupun awalnya sangat menyakitkan tapi setidaknya akhirnya membahagiakan seperti sekarang. Ia begitu beruntung bisa ada di posisi ini karena banyak yang ingin ada di posisinya tapi tak bisa sedangkan dirinya bisa. Begitupun dengan dokter Farhan, walaupun harus menunggu 30 tahun untuk bisa mendapatkan ini semua ia sama sekali tak keberatan, karena itu semua setimpal dengan apa yang ia dapatkan saat ini.
Kebahagiaan memang terkadang harus kita capai sendiri, tak ada hasil tanpa usaha bukan? Dan itulah dan Nio dan juga dokter Farhan lakukan selama ini.
~SELESAI~
#makasih buat yang udah ngikutin cerita ini dari awal sampai bagian 55 ini. Jujur bikin cerita ini penuh perjuangan karena lama juga prosesnya, tapi semoga aja kalian suka ya! Maaf kalo kurang memuaskan untuk kalian, sekian dari gue sampai ketemu lagi di cerita selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokterku! {BXB} END✔️
RomanceNio Vincen, pemuda pertakilan yang sudah mengerti jika dirinya suka pasangan sesama jenis sejak kecil. Pemuda yang tinggal di panti asuhan itu mulai melakukan semua hal yang ia sukai, mulai dari berpacaran dengan seorang pria yang menurutnya sempurn...