14

3.1K 217 4
                                    

Nio kembali duduk di kursi tempatnya tadi, lebih baik ia hanya di sini setiap harinya dari pada harus kembali terjebak dengan cintanya sendiri yang sangat bodoh itu, ia tak akan tertipu untuk yang kesekian kalinya cukup tiga tahun yang lalu ia terus saja tutup mata, tapi tidak untuk sekarang.

"Gue kira dia datang buat menyesali semuanya dan minta maaf sama gue tapi nyatanya bukan minta maaf, dia malah semakin bikin gue yakin jika selama ini gue salah karena tetap bertahan. Minta di mengerti tapi nggak pernah berusaha mengerti sama pasangannya sendiri, minta di dengerin tapi nggak pernah mau dengerin gue. Ini hubungan yang toxic banget, bisa-bisanya gue cinta sama dia, memang cinta itu buta dan nggak tau tempat. Seharusnya dulu gue nggak perlu ngerasain ini semua, bangsat! Anjing!" seru Nio dengan tatapan kesal kearah depan sana, demi apapun rasanya ia ingin sekali menarik-narik rambut dan juga memukuli pria itu karena sudah bodoh dengan cintanya sendiri.

"Ini,"

"Anjing!" seru Nio saat merasakan sesuatu yang sangat dingin terasa di pipi miliknya sekarang, ia menatap kearah samping sebelum melihat jika sekarang ada dokter Farhan tengah mengulurkan satu cup es krim padanya.

"Untukmu, memang tak boleh karena kamu masih sakit tapi untuk meredahkan rasa kesalmu ini sangat berperpengaruh sepertinya. Banyak yang mengatakan jika es krim begitu luar biasa efeknya, mungkin ini bisa mengembalikan moodmu," ujar dokter Farhan, sejak tadi ia melihat apa yang terjadi antara pemuda itu dan mantannya, ia ingin melihat apakah mereka akan kembali bersama atau tidak dan nyatanya pemuda itu mempunyai pendirian yang sangat luar biasa.

"Makasih, kebetulan gue suka sama es krim biar nggak badmood," ujar Nio, mengambil es krim itu dengan pelan sebelum memakannya, demi apapun ia memang sangat menyukai es krim. Dokter ini tahu saja jika banyak yang suka es krim di dunia ini, semakin kesini ia semakin percaya jika pria dewasa memang mempunyai pesona tersendiri.

"Hm. Hanya sekali, kebanyakan makan es krim bisa membuat radang tenggorokan," ujar dokter Farhan dengan mengambil tempat duduk di samping pemuda itu, selama ini ia selalu menerapkan gaya hidup sehat untuk dirinya sendiri jadi untuk makan atau minum hal yang banyak mengandung bahan aneh, ia tak menyentuh barang itu sedikitpun. Es krim ini saja ia melihatnya tadi dan mengingat Nio, jika tidak mungkin dirinya tak akan membeli itu.

"Pasti selama ini lo selalu nerapin gaya hidup sehat, kayak makan sayur banyak, minum banyak, sering olahraga, yakan?" tanya Nio, ia begitu menikmati makanan miliknya sekarang, baginya bersama dengan dokter Farhan ia merasakan hal yang berbeda. Tadi ia sangat kesal dan juga marah pada Herman tapi saat melihat ke datangan dokter Farhan ia lebih tenang sedikit, entah apa yang membuat itu semua terjadi, mungkin saja karena pria itu seorang dokter jadi ada perasaan berbeda saat dekat dengan dia.

"Kamu bisa tahu itu semua, pernah dekat dengan dokter ya?" ujar dokter Farhan, itu hanya bercandaan semata karena ia tahu pemuda itu hanya memiliki dan dekat dengan satu pria saja selama ini, saat mendengar ceritanya tadi.

"Yoi, sekarang kan gue deket sama lo masa nggak nyadar? Lo dokternya kan?" ujar Nio, balik bercanda, ia mengerti jika mungkin saja pria itu tengah menghibur dirinya secara tak langsung, mungkin?

Dokter Farhan tersenyum mendengar itu semua, memang itu semua nyata tapi entah kenapa ia merasa berbeda. Bertemu dengan pemuda itu mampu membuatnya merasakan hal yang tak pernah ia rasakan sebelumnya atau mungkin ini efek karena kesepian?

"Ayo kembali jalan ke apartemen saya, kita bisa isrirahat di sana karena siang nanti saya harus kembali ke rumah sakit," ujar dokter Farhan saat menyadari jika mereka kembali terdiam dan bicara di sini seperti di rumah sakit tadi tanpa sadar niat awal mereka keluar dari rumah sakit tadi, ia mengulurkan tangannya ke arah Nio dengan satu tangan lagi membawa barang belanjaan sekarang.

Pemuda itu mendongak sebelum menerima uluran tangan itu dengan cepat tanpa merasa ragu sedikitpun, es krim miliknya sudah habis jadi sekarang ia bisa pergi bersama dengan pria itu. Hari ini sangat melelahkan sekaligus menyenangkan karena bisa bertemu dokter Farhan yang bisa membantu dirinya sekarang ini.

Mereka berjalan bersama, dokter Farhan tak merasa takut seperti tadi siang lagi karena malam seperti ini sangat sepi, mereka bisa melakukan semua hal bersama tanpa takut akan masuk berita hangat di pagi hari, banyak yang mengatakan semakin terkenal dirimu maka semakin banyak orang yang ingin mencari kesalahanmu maka ia tak ingin itu semua terjadi padanya.

"Lo emang tinggal sendirian di apartemen?" tanya Nio saat melihat pria itu mulai mengeluarkan kunci untuk membuka pintu di hadapan mereka saat ini. Ternyata apartemen ini sangat tinggi, ia baru sadar saat masuk dalam lift begitu lama untuk sampai di lantai atas.

"Dulu sebelum orang tua saja tiada, saya tinggal bersama dengan mereka. Tapi setelah ke pergian mereka saya memutuskan untuk tinggal di apartemen untuk memperkecil jarak ke rumah sakit dan untuk melupakan sedikit kenangan di rumah itu. Karena jika saya tetap di sana maka kenangan itu akan terus ada membuat saya sedih, mungkin jika nanti sudah berkeluarga maka saya akan tinggal di sana kembali bersama dengan pasangan saya," ujar dokter Farhan dengan membuka pintu apartemen miliknya, berjalan masuk diikuti Nio dari belakang, pemuda itu seperti anak ayam yang tengah mengikuti kemana pun induknya pergi.

"Kamu ikut saya dulu agar bisa berganti pakaian, karena itu pasti tak nyaman untuk kamu kan?" ujar dokter Farhan kembali, ia berjalan kearah kamar miliknya sebelum membuka lemari dan mengambil pakaian yang di rasa cocok untuk pemuda itu.

"Pakai ini dulu, agar kamu merasa lebih nyaman sedikit. Mau mandi pun silahkan handuknya ada di sana, saya akan keluar sebentar untuk memasak. Jika kamu butuh sesuatu kasih tahu saja atau ingin tidur juga silahkan di sana," ujar dokter Farhan, memberikan pakaian yang dulu salah beli, ia salah memilih ukuran. Menjelaskan semuanya pada pemuda itu sebelum beranjak keluar dari kamar, meninggalkan pemuda itu sendirian.

"Hati lo terbuat dari apasih? Disaat semua orang sibuk memanfaatin gue, lo malah ngelakuin ini semua sama gue?" ujar Nio, ia tahu memang banyak orang baik di luar sana tapi menurutnya rasa peduli dokter Farhan sangatlah luar biasa, ia tak mungkin bisa seperti itu.

Bersambung..

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang