2

4.4K 254 3
                                    

Terlihat pemuda itu tersenyum penuh arti, "parfum lo ganti ya?" tanya Nio, itu hanya pancingan semata.

"Hah? Gue masih pake yang biasanya," ujar Herman kurang paham, kenapa saat kembali sampai sekarang, ia merasa pemuda itu bersikap cuek padanya? Atau hanya perasaannya saja?

Nio tersenyum, mereka sudah bersama hampir dua tahun karena setahunnya LDR, dan ia sangat tahu jika Herman tipe pria yang sangat sulit untuk berganti parfum, jika dia suka maka pria itu akan memakainya terus-menerus dan sekarang ia mencium bau parfum orang lain di sini, sudah pasti ini milik kekasih dari pria itu bukan?

"Masih pake parfum biasanya? Kenapa gue mencium bau parfum cewek di baju lo?" tanya Nio, perkataan itu sangat santai namun menusuk lawan bicaranya, selama ini mereka hanya berdebat tentang perbedaan pendapat saja karena ia tak ingin memperpanjang masalah dengan membahas selingkuhan dari Herman dan bertanya apa alasan pria itu, karena ia bodoh ingin hubungan mereka masih membaik walau pun rasanya sangat sakit, tapi tidak untuk sekarang.

Arion pernah mengatakan pada dirinya jika mereka hampir miliki sifat yang sama, jika merasa muak pasti semua hal yang buruk itu akan keluar apa lagi ia sudah berusaha bertahan selama tiga tahun ini walau pun rasanya sangat menyakitkan, sehingga sekarang ia memutuskan untuk menyerah. Semuanya terlalu melelahkan, tak ada yang bisa tahan dengan hubungan seperti ini, sekuat apapun orang itu.

Menyerah memang bukan jalan satu-satunya agar masalah ini selesai, tapi entah kenapa ia takut jika ini semua semakin jauh maka rasa sakit yang ada di dalam hatinya semakin besar, lebih baik menghindari itu semua walau pun rasa sakit juga pasti akan ada di antara mereka berdua, ah hanya dirinya sendirian.

"Hah?" Herman mencium tubuhnya sendiri untuk memastikan sebelum terdiam saat nenyadari jika apa yang Nio katakan memang benar, kenapa ia lupa jika pemuda itu mempunyai indra penciuman yang sangat kuat.

Nio tersenyum mendengar itu semua, semuanya sudah sangat jelas sekarang hanya saja ia ingin melihat apa pria itu akan jujur setelah ketahuan seperti ini atau justru mengelak?

"Mungkin penciuman lo doang salah, gue masih pake yang biasanya kok. Jangan jadiin ini alasan buat kita berantem atau lo sengaja pengen berantem karena gue nggak ajak lo kumpul sama temen-teman gue?"

Pemuda itu mendengus mendengar itu semua, kenapa ia bisa sangat mencintai pria bodoh seperti Herman dulu? Pria itu sama sekali tak peka dengan semua hal, bisa-bisanya ia dulu sangat menyukai pria itu bahkan hampir tergila-gila, ia mulai mempertanyaan itu semua pada hatinya yang mudah sekali luluh akan setiap hal.

"Kan emang selama ini lo nolak kalo gue mau ikut sama lo kumpul. Sedangkan pas gue mau kumpul sama Arion, lo nanya-nanya gue mulu, dimana tempatnya, sama siapa aja, apa aja yang gue beli, padahal lo tahu kalo gue cuman punya satu temen doang selama ini. Jadi disini siapa yang mau berantem? Fine! Gue bakalan diem biar nggak berantem," ujar Nio dengan beranjak dari atas tempat tidur, rasanya sangat berbeda sekarang. Pria yang dulu sangat memperhatikan dirinya, melakukan semua hal agar bisa bersama dengannya, sudah berubah total, ini bukan seperti Herman yang dulu ia kenal.

"Gue kesana karena ada hal penting yang harus dilakuin," ujar Herman memberi pembelaan sebelum ikut terdiam juga sekarang.

Nio hanya diam mendengar itu semua, urusan penting anjing! Paling urusan bermain dengan selingkuhannya!

****

Keesokan harinya, mereka sama-sama diam satu sama lainnya, walau pun berangkat bersama tapi tak ada pembicaraan di sana, baik Herman mau pun Nio memilih bungkam sampai membuat teman mereka yaitu Arion bingung melihat ini semua.

Nio mendengarkan dengan baik apa yang Arion katakan barusan, temannya itu mengatakan jika sekarang dia tengah mengandung setelah ingin sekali hamil, hanya saja ia malas bicara sehingga hanya diam saja sejak tadi, sepertinya pertengkarannya dengan Herman berdampak juga pada Arion yang tak tahu apa-apa disini.

"Kalian tiba-tiba jadi bisu?"

"Nggak baik anjir bicara kayak gitu pas lagi hamil," ujar Herman yang akhirnya angkat bicara, ia cukup malas untuk bicara hari ini karena ada sesuatu masalah terjadi antara dirinya dan juga pasangannya.

"Habisnya kalian cuman diem doang padahal sejak tadi gue udah ngoceh panjang lebar tentang kabar bahagia ini! Siapa yang nggak marah coba? Heh Nio! Bicara anjir! Lo kenapa diemin pacar lo ini? Kalo ada masalah tuh di bicarain berdua bukan diem-dieman kayak gini! Gimana mau selesai masalahnya kalo kalian cuman diem tanpa kata-kata kayak gini?"

Nio bisa melihat jika sekarang Arion tengah merasa kesal padanya dan juga Herman.

"Percuma dia nggak bakalan bicara, padahal sejak kemarin gue udah minta maaf karena udah keluar sama temen yang lain tapi nggak izin sama ajak dia," ujar Herman angkat bicara lagi.

"Alasan lo nggak logis! Biasanya lo selalu izin atau ajak gue langsung kesana. Tapi pas gue tanya lo malah bilang kalo lo ada urusan penting sama mereka, urusan penting apanya? Urusan liatin cewek tetek gede disana? Selera lo sekarang spek tante-tante! Gue tau lo bisex cuman nggak gini juga anjir! Gue juga tau kalo lo mungkin bosen sama gue dan lo nggak minta maaf atau pun kasih alasan kemarin," ujar Nio dengan menatap kearah Herman, perkataan pria itu semuanya bohong!

Sungguh ia muak sehingga mengatakan itu semua tanpa bisa di rem sedikitpun, ia sudah memutuskan satu hal sejak semalam dan hari ini mungkin saja itu semua akan segera ia katakan tanpa tersisa sedikit pun.

"Lo tau gimana gue dan lo masih mau sama gue kan? Itu udah resiko yang harus lo ambil karena suka sama cowok bisex! Gue juga nggak bisa maksain diri buat selalu suka sama lo karena ada masanya gue bosen! Apa salahnya? Gue masih sama lo kan? Hanya saja kalo gue mulai bosen lo harus nerima itu semua dengan kasih gue waktu buat kembali sama lo,"

"Bacot anjing! Selama ini gue berusaha jadi yang paling baik buat lo karena nggak mau bikin lo bosen sama gue, karena gue tau gimana lo yang mudah banget bosenan sama sesuatu! Lo selingkuh nggak sekali dua kali bahkan sering pas kita ngelakuin pertukaran pelajaran! Lo kira gue buta? Selama ini gue tunggu waktu biar lo sadar dan mau berubah dengan perlahan tapi makin kesini tingkah lo sama gue semakin seenaknya! Lo tau gue hanya punya lo di dalam hidup gue cuman kenapa lo malah gini? Gue capek! Disaat lo tau lo di butuhin, lo ngelakuin hal seenaknya sama gue. Mendingan kita udahan aja Her, lo bisa kembali kayak dulu tanpa di kekang sama hubungan apapun kayak sekarang dan gue nggak perlu ngerasa capek karena cinta sama lo,"

Nio beranjak dari sana setelah mengatakan itu semua. Benar, ia sudah memikirkan ini semua sejak semalam, hubungan ini tak bisa di pertahankan lebih lama lagi, karena semakin bertahan maka rasa sakitnya semakin besar. Ia lelah dengan ini semua.

Bersambung....

Votmen_

#100 vote kita lanjutin ceritanya ya! Bye!

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang