Nio mendengus saat mendengar pria itu kurang mengerti dengan apa yang ia katakan tadi, memangnya perkataan dan juga suara cemprengnya tak bisa membuat pria itu mengerti? Seorang dokter tapi tak fokus! Ini memang dokter atau dokter gadungan!
"Anjir! Lo budek?" seru Nio saat merasa pria itu aneh, mungkin memang dokter gadungan karena dokter sungguhan tak mungkin gagal fokus!
"Apa? Pertanyaan kamu sangat aneh," ujar dokter Farhan dengan menatap pemuda yang lebih pendek darinya itu, tiba-tiba saja ia di tahan di pinggir jalan seperti ini padahal niat utamanya tadi hanya ingin mencari udara segar setelah bertemu dengan remaja kelebihan hormon di rumah sakit, tapi sialnya ia kembali bertemu dengan pemuda aneh lagi di jalan, nasib sial tengah datang pada dirinya hari ini.
Lagi pula sangat tak elit, pemuda itu menahannya di pinggir jalan seperti ini seakan-akan ia melakukan pelanggaran sekarang. Lihat pemuda itu, kedua mata bulat yang terlihat sedikit sembab, bibir kecil yang sudah pasti berbisa karena sering berkata kotor, tubuh yang sangat pendek.
"Loh? Pertanyaan gue bener kok dan nanyanya sama dokter, apa lo dokter gadungan? Masa nggak ngerti sih! Semua cowok sama aja anjing!" ujar Nio kesal sendiri, masalahnya dengan Herman masih ada di dalam hatinya sekarang dan saat ini ia malah bertemu dengan dokter yang tak mengerti dengan apa yang ia katakan barusan! Rasanya ingin sekali mengamuk tapi ia takut di masukan ke dalam rumah sakit jiwa.
"Saya dokter sungguhan, kamu tak mengenal saya? Dokter Farhan Arvind yang saya rasa cukup terkenal atau mungkin kamu terlalu nolep sehingga tak tahu siapa saya? Dan perlu kamu tahu jika kamu juga seorang pria jadi kamu juga sama saja," ujar dokter Farhan apa adanya, bisa-bisanya seorang pemuda mengatakan jika ia dokter gadungan? Apa-apaan ini? Memangnya wajahnya terlihat tak menyakinkan sebagai seorang dokter?
Nio terdiam, ia pernah mendengar nama itu tapi lupa di mana. Ia tahu dokter Farhan Arvind tapi untuk wajahnya ia sama sekali tak tahu, memang seperti ini lah orang sibuk sepertinya, tak tahu apa-apa.
"Tahu? Sudah? Saya mau pergi sekarang, kita bicara di tengah jalan seperti tengah melakukan pelanggaran, kamu pulang saja ke rumahmu. Sekarang banyak kejadian penculikan," ujar dokter Farhan kembali saat merasa pemuda itu hanya diam saja, sungguh bicara dengan seseorang yang patah hati itu sama saja bicara dengan batu.
"Tunggu! Lo belom jawab pertanyaan gue tadi! Gue nanya apa lo ada obat buat sakit hati nggak? Hati gue sakit banget anjir!" ujar Nio dengan menahan kembali tangan pria itu agar mau menjawab pertanyaannya sekarang, ia juga butuh seseorang yang bisa diajak bicara agar rasa sakitnya berkurang, terlebih saat ini ia tak tahu harus kemana, mendengar perkataan pria itu cukup membuatnya merasa takut demi apapun itu, bagaimana jika nanti ia di culik dan di cabuli?
"Jangan bicara disini, kita jadi tontonan orang-orang jika kamu sadar akan itu semua," ujar dokter Farhan dengan tatapan mengarah pada beberapa orang yang tengah melihat mereka sekarang, ia takut akan ada orang yang iseng sehingga membuat hal aneh atau berita murahan untuknya nanti. Demi apapun harga dirinya jauh lebih penting sekarang karena ia sudah menjadi dokter sangat lama.
"Bicara dimana?" tanya Nio sedikit bersemangat, setidaknya ia punya seseorang yang bisa diajak bicara sehingga rasa sakitnya mungkin sedikit berkurang dan ia bisa berlindung di sesuatu tempat sekarang, karena ia tak ingin di culik! Sangat menyeramkan itu semua!
"Di apartemen saya mungkin, karena sekarang saya mau pulang ke rumah. Tugas di rumah sakit sudah selesai, atau besok saja kita bicara kembali? Kamu bisa datang kerumah sakit itu besok dan menemui saya," ujar dokter Farhan dengan menunjuk kearah rumah sakit tempatnya kerja, ia tak ingin membawa seseorang ke apartemennya karena mereka baru bertemu, ia baru sadar akan hal itu.
Nio terdiam, ia mengerti dari perkataan pria itu sekarang, mereka baru bertemu barusan mana mungkin pria bernama Farhan itu mau membawanya kesana, lagi pula ia juga merasa canggung sekarang karena kesannya ia menawarkan diri untuk ikut bersama ke apartemen pria itu, kesannya murahan sekali.
"Besok aja deh gue kesana, lo pasti ada di sana kan besok? Soalnya takutnya pas gue datang kesana lo nggak ada," ujar Nio, ia memilih datang saja besok, semoga saja dirinya tak di culik nanti malam karena keluyuran di luar.
"Saya selalu ada di rumah sakit setiap harinya, jadi tak mungkin saya tak di sana besok," ujar dokter Farhan, ia ingin segera pergi karena semakin banyak pasang mata mengarah pada mereka berdua, ia merasa tengah terciduk melakukan hal yang mesum di luar bersama dengan pemuda itu bawah umur.
"Oke, besok gue kesana dan nanya tentang obat yang gue inginkan tadi. Gue tau pasti sebagai dokter lo tau obat yang bagus buat gue sekarang, demi apapun anjir sakit banget hati gue," ujar Nio pada akhirnya, ia ingin teman bicara saat ini tapi sepertinya itu tak mungkin terlebih mereka baru bertemu sekarang, pasti pria itu akan mengira jika ia gila.
Dokter Farhan langsung beranjak dari sana setelah mendengar itu semua, ia sudah tak tahan melihat beberapa tatapan aneh orang-orang padanya. Mungkin pemuda itu tak sadar akan tatapan mereka, tapi dirinya jelas sadar itu semua dan sebagai seorang pria yang cukup terpandang di kota ini rasanya sangat aneh.
Nio hanya bisa menatap ke pergian pria itu sekarang, walau pun mereka sempat bicara sebentar tadi, tapi entah kenapa ia merasa sedikit lega sekarang. Rasa sesak dan juga sedihnya sedikit berkurang, mungkin dirinya memang butuh teman untuk bercerita tapi hanya Arion teman satu-satunya yang ia miliki sedangkan sekarang temannya itu sudah tak bisa diajak overthingking bersama lagi.
"Sekarang gue kemana? Kalo diem disini doang pasti bakalan ketahuan kalo ada yang mau menculik gue, bisa-bisanya gue baru sadar kalo sekarang musim penculikan, kalo dari kemarin sadarnya mungkin gue mikir-mikir lagi pas ingin putus," ujar Nio pada dirinya sendiri sekarang, ia baru ingat akan rumor itu saat dokter tadi mengatakan semuanya, mungkin jika sejak beberapa hari yang lalu ia sadar, maka dirinya akan berpikir ulang saat ingin putus waktu itu.
Ia terdiam di tempatnya tadi cukup lama, sebelum berjalan kearah rumah sakit yang tadi dokter itu katakan, mungkin ia akan berdiam diri di luar rumah sakit agar orang jahat tak berani mendekati dirinya, hidupnya sangat suram sekarang.
Bersambung...
Votmen_
#maafin soalnya lupa up nih cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokterku! {BXB} END✔️
RomanceNio Vincen, pemuda pertakilan yang sudah mengerti jika dirinya suka pasangan sesama jenis sejak kecil. Pemuda yang tinggal di panti asuhan itu mulai melakukan semua hal yang ia sukai, mulai dari berpacaran dengan seorang pria yang menurutnya sempurn...