"Lo segitunya nggak pengen ngerusak gue, sedangkan gue sendiri udah rusak karena rasa cinta gue yang salah. Gue beri semua yang ada di dalam diri gue sama orang yang gue cintain dulu, sedangkan dia ngerusak gue. Dan lo?"
Suara Nio tercekat saat tahu satu fakta baru sekarang, walaupun mungkin cintanya hanya habis untuk dokter Farhan saja tapi tubuhnya sudah rusak oleh masa lalunya dan karena ia yang tak bisa menjaga diri juga, rasanya sangat memalukan sekarang, di saat pria itu ingin menjaganya sebaik mungkin dirinya malah sudah rusak lebih dulu sebelum itu semua bisa dokter Farhan lakukan.
Dokter Farhan tersenyum lembut mendengar itu semua, memangnya sekarang itu semua sangat penting? Setahunya sesempurna apapun seseorang pasti akan ada ke kurangannya apa lagi dengan mereka berdua yang hanya manusia biasa? Siapa yang bisa menentukan itu semua baik atau tidaknya? Menurutnya selama dirinya suka maka apapun itu pasti akan dirinya terima dengan baik, toh ia juga banyak kurangnya jadi untuk apa meminta orang lain untuk menjadi sempurna dulu agar bisa bersama dengannya?
"Saya tak pernah berpikir tentang itu semua bahkan sekalipun tak pernah. Menurut saya semua hubungan pasti tak sepenuhnya sempurna semua, jika memang kita berdua sempurna maka tak akan ada gairah untuk bersama-sama, rasanya akan hambar dan biasa saja bahkan mungkin saja kita jadi tak saling membutuhkan karena hal ini. Oleh karena itu sekarang kita bersama agar bisa melengkapi kekurangan masing-masing, saling menjaga satu sama lainnya. Jadi kamu jangan pernah berpikir tentang hal itu lagi mengerti? Sekarang saatnya kita bahagia bukan bersedih atau pun hal lainnya, ini sudah hari kita berdua. Orang lain atau masa lalumu tak ada hak untuk masuk ke dalam sini," ujar dokter Farhan dengan senyuman lembut miliknya, ia tak ingin orang yang dirinya cintainya merasa berbeda hanya karena hal itu, baginya sekarang pemuda itu hanya miliknya dan ia orang pertama.
Mereka akan saling melengkapi seperti hubungan orang lain di luar sana, tapi dengan versi dari mereka berdua juga. Masa lalu tak ada ruangan untuk ada di dalam sini walaupun hanya sesaat saja.
"Gue dulu pernah bikin kebaikan apa sih? Kok bisa dapetin cowok kayak lo, udah baik, perhatian, pengertian, ganteng, perkasa lagi," ujar Nio dengan raut ceria miliknya kembali, ia tahu pria itu tak ingin membahas hal yang menyedihkan maka dari itu dirinya akan mengatakan hal yang berbeda juga.
"Dari mana kamu tahu saya perkasa?" ujar dokter Farhan yang mulai masuk dalam permainan pemuda itu, ia sudah mengatakan hal tadi bermaksud tak ingin membahas hal itu lebih dulu karena ini hari mereka berdua, orang lain tak berhak masuk lebih dulu.
"Dari badan lo lah! Emang lo berharapnya dari mana? gini-gini walaupun lo sering ganti baju di dalam kamar bukan dalam ruang ganti, tapi gue nggak ngintip sama sekali. Hebatkan? Padahal tubuh lo itu sayang banget buat di lewatkan buat asupan, cuman gimana ya? Gue nggak mau di usir sih waktu itu," ujar Nio dengan tawa miliknya sebelum tangan miliknya di tarik sangat pelan, mereka masuk ke dalam kamar yang dulu sering mereka gunakan untuk tidur bersama.
Tatapan mereka kembali bertemu lagi sebelum dokter Farhan tersenyum, "kamu fokus saja untuk sembuh dari sekarang ya? Jangan memikirkan hal yang lain lebih dulu untuk saat ini. Dan saya akan berusaha mencari seseorang yang mau membantu kita melaksakan pernikahan nantinya, karena lebih cepat maka lebih baik bukan?" ujar dokter Farhan, ia membawa pemuda itu ke sini untuk menyuruhnya istirahat.
"Iya gue mau usahain buat sembuh dan rambutnya udah tumbuh lagi. Biar pas kita nikah, semuanya jauh lebih sempurna. Gue nggak mau orang-orang ngehujat lo karena nikah sama pemuda yang rambutnya hilang," ujar Nio, ia akan berusaha sembuh sebaik mungkin agar nanti saat hari itu tiba, maka penampilan mereka akan sama-sama baik dan serasi sebagai pasangan.
"Iya, sana istirahat. Saya harus kembali ke rumah sakit," ujar dokter Farhan dengan senyuman miliknya, ia memang pulang hanya untuk mengantar pemuda itu saja yang memastikan kondisinya baik, sebelum kembali ke rumah sakit
"Pulangnya jangan larut-larut biar kita bisa makan bareng, lo pasti kangen juga kan makan bareng sama gue?" ujar Nio yang sudah berada di atas tempat tidur saat ini, ia ingin sekali nenghabiskan waktu lebih banyak dengan pria yang ia cintai itu, tapi sayangnya hal itu sulit untuk menjadi nyata. Hanya saat di rumah sakit saja mereka akannsering bertemu, jika di luar rumah sakit maka akan jarang bertemu, huh ia lupa satu fakta itu.
"Akan saya usahakan, jika bisa maka saya akan pulang cepat nanti. Yang terpenting kamu hanya perlu istirahat saja sekarang ya? Jangan terlalu banyak gerak, jika rasanya pusing coba buat tidur," ujar dokter Farhan sebelum benar-benar pergi meninggalkan Nio sendirian di dalam apartemen milik pria itu.
"Rasanya nggak terduga banget anjir, siapa sangka karena Herman tadi, dokter Farhan bilang tentang perasaannya sama gue? Dulu Arion emang pernah bilang kalo dokter Farhan itu netral, jadi bisa sama cowok bisa juga sama cewek, tapi gue nggak nyangka kalo dia bakalan cinta sama gue, mana ini cinta pertama dia. Dengan adanya Herman tadi, kami berdua bisa saling tahu gimana perasaan satu sama lainnya dan mungkin aja bentar lagi kami bakalan nikah? Emang beda banget kalo punya hubungan sama orang yang lebih dewasa sama yang seumuran, mungkin emang bener jika orang dewasa tuh nafsunya gede cuman kalo dia bisa nahan itu bakalan bagus banget kayak dokter Farhan tadi." ujar Nio dengan menatap langit-langit kamar mereka, mengenai panggilan waktu itu ia masih belum terbiasa sehingga masih memanggil dokter Farhan, dengan sebutan dokter Farhan atau dokter saja, rasanya sangat sulit untuk tetbiasa.
Nio terdiam, ia tak tahu apa yang akan terjadi ke depannya nanti setelah mereka bersama seperti sekarang. Ia hanya berharap semoga saja pria itu memang takdirnya sehingga tak perlu mencari seseorang lagi untuk bisa hidup bersama dengannya di sini, menghabiskan semua waktu bersama dan menua bersama.
"Mungkin kita berdua sama-sama pria dan nggak mungkin bisa punya anak karena gue bukan Arion. Semua pemeriksaan sejak lahir mengatakan jika nggak ada kesalahan apapun jadi otomatis gue nggak akan bisa hamil kayak Arion. Kami bakalan hidup berdua doang nantinya atau kalo emang mau, dokter Farhan bisa adopsi anak biar keluarga kami makin lengkap. Belom nikah aja udah mikirin anak, sadar otak halu," ujar Nio dengan kekehan pelan miliknya saat menyadari jika pemikirannya sudah terlalu jauh, padahal menikah saja belum, sudah memikirkan anak saja.
Bersambung..
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokterku! {BXB} END✔️
RomanceNio Vincen, pemuda pertakilan yang sudah mengerti jika dirinya suka pasangan sesama jenis sejak kecil. Pemuda yang tinggal di panti asuhan itu mulai melakukan semua hal yang ia sukai, mulai dari berpacaran dengan seorang pria yang menurutnya sempurn...