52

2.4K 207 7
                                    

Kedua tangan Nio langsung mengalung di leher suaminya itu saat mereka sama-sama sudah membersihkan diri beberapa saat yang lalu, bibir mereka terus saja saling menghisap satu sama lainnya melampiaskan hasrat yang selama ini di tahan terus-terusan.

"Ngh!" Lenguhan terdengar dari Nio saat ciuman suaminya itu berpindah di leher miliknya, pria itu terus saja menghisap di sana membuatnya yakin jika ada tanda merah di sana, rasanya perih tapi nikmat.

"Ah! Nghhh!" Seakan tak di beri napas sama sekali, setelah leher sekarang pria itu berganti mencium telinga miliknya dengan tangan yang mulai masuk ke dalam sana, dua nikmat bersamaan ia rasakan saat ini! Rasanya mau pingsan tapi ini bukan saat yang tepat untuk melakukan itu semua.

Dokter Farhan tersenyum penuh arti melihat betapa sexynya pemuda itu sekarang dengan saliva yang terlihat berantakan dan bibir bengkak yang terus mendesah. Ia merasa bangga melihat itu semua dan dirinya ingin si manis hanya ingat akan sentuhannya bukan orang lain apa lagi mantannya, ia ingin menghapus itu semua dan hanya meninggalkan jejaknya saja di sana.

"Ahh! Jari! .... lo gede njir! .... mana tahan!" ujar Nio saat merasakan benda besar di bawah sana, ini bukan penis tapi rasanya ugh!

"Nungging ya? Kita main gaya itu dulu malam ini karena kebetulan mas ada urusan tadi di rumah sakit, lupa bilang sama kamu. Niatnya ingin mengantar kamu saja pulang tapi karena kita sudah terlanjur basah-basahan begini mendingan di lanjut ya?" ujar dokter Farhan, sebentarnya ia ingin menikmati semuanya dengan baik dan membuat kesan menyenangkan saat malam pertama mereka tapi nyatanya ingatannya mengarah pada tugas di rumah sakit yang ada banyak.

"Mmhh!" Nio tak bisa berkata-kata, permainan di bawah sana sangatlah kuat sehingga ia merasa sangat basah, mungkin sebentar lagi akan keluar.

Tubuh kecil itu dipaksa berbalik membuat Nio bisa dengan bebas melihat pemandangan yang ada di pintu kaca yang ada, ia menutup matanya saat merasakan benda besar mulai masuk ke dalam sana. Ah rasanya sangat enak! Tapi aneh, tunggu dulu ini seperti.

"Lo pake! Ahhh! Kon-kondom! Ahh! Nggak mau! Mau! Nggak mau! Mau- mau yang ori! Ngh!" seru Nio, ia tahu ini rasanya sangat aneh saat merasakan benda besar itu mulai masuk dan licin bukan kasar seperti yang aslinya, ia tahu itu semua! Dan dirinya ingin yang ori bukan versi pakai pengaman! Kenapa pria itu malah memakai pengamanan!

"Nanti hm! Ah! Nanti mas jelasin kenapa memakai pengaman," ujar dokter Farhan dengan geraman miliknya, ia terus bergerak dengan cepat membuat bunyi pernyatuan mereka terdengar sangat cabul dan juga menggairahkan. Awalnya sedikit sulit untuk masuk ke dalam sana tapi setelah di paksa akhirnya bisa walaupun butuh perjuangan.

Nio terus saja mendesah merasakan gerakan cepat dari belakang sana, tangan itu nenggenggam dengan erat pegangan pintu balkon agar tak terbuka, bisa malu tujuh keliling jika sampai pintu itu terbuka dan memerlihatkan kegiatan panas mereka berdua sekarang.

"Ahh! Ter-ahh! Lalu! Dalam! Ahh! Huek!" Nio ingin muntah rasanya saat benda besar milik suaminya itu mulai masuk sangat dalam di belakang sana, ia tak tahu jika nafsu dan semangat orang dewasa akan sepanas ini. Jika tahu sejak awal mungkin ia sudah memersiapkan semuanya beserta vitamin juga agar tak mudah lelah. Mereka memang akan bermain cepat tapi jika seperti ini jadinya maka bisa mati dirinya!

Dokter Farhan tersenyum penuh arti, tadi si manis mengeluh bukan karena ia menggunakan pengaman lalu sekarang saat ia bermain cukup kencang pemuda itu malah kewalahan, ini cukup membuktikan jika permainannya sangat memuaskan.

Pria itu terus menggerakan miliknya dengan sesekali mencium tengkuk pemuda itu sehingga membuat penyatukan mereka semakin dalam, rasanya sangat nikmat dan juga menyenangkan.

"Aah! Mau keluar! Mmhh!" rengek Nio saat merasakan miliknya akan segera meledak di tambah penis suaminya membesar di dalam sana membuat ia semakin kelimpuangan. Demi apapun rasanya sangat nikmat sehingga membuatnya lemas.

"Sebentar sayang!" ujar dokter Farhan dengan terus saja bergerak sekarang sebelum merasakan miliknya keluar di dalam pengaman. Ia mendiamkan miliknya lebih dulu sebelum mengeluarkanya dan membuang pengaman itu ke dalam tong sampah. Tubuh lemas itu ia balik dan menggendongnya agar bisa di bawah ke kamar mandi untuk segera membersihkan diri mereka berdua saat ini juga. Pria itu begitu menjunjung tinggi kebersihan maka dari itu setelah bermain ia langsung membawa si manis mandi sekarang.

Beberapa saat kemudian setelah membersihkan diri bersama, pria itu membawa kembali tubuh si manis yang tengah menyandar padanya saat ini. Tadi pemuda itu seperti tak memiliki tenaga lagi sehingga dirinya yang harus turun tangan membersihkan semuanya karena setelah ini ia akan kembali ke rumah sakit.

"Gini aja ... mau langsung tidur nanti setelah gue tidur bentaran baru pake baju. Lo siap-siap aja sama jangan lupa obatin merah-merah di leher lo itu," ujar Nio saat berhasil merebahkan diri di atas tempat tidur, demi apa pun tenaganya habis terkuras karena hal tadi.

"Kamu mas kasih vitamin tapi jarang di minum, jadi lemas kan saat kita sudah bermain seperti ini," ujar dokter Farhan, selama ini ia selalu memberi obat vitamin untuk si manis agar tubuhnya tetap sehat dan juga kuat tapi nyatanya pemuda itu jarang meminumnya.

"Gue nggak ngira kalo ternyata stamina lo kek kuda gini, lo liat jam? Ini udah jam sepuluh malem dan kita sampe ke sini tadi sekitaran jam 6 sore, lo pikir aja sendiri." ujar Nio, ia tak terima di katain seperti itu karena di sini ia yang berjuang! Menahan sakit dan juga hal yang lainnya.

"Mas rajin minum vitamin sama olahraga, tidak mungkin baru masuk langsung lemes 'kan?" ujar dokter Farhan dengan mengenakan pakaian tanpa merasa malu, karena mereka sudah saling melihat beberapa saat yang lalu.

"Iya sih gue nggak olahraga jadi mana mungkin bisa tahan sama itu semua, nanti lo pulangnya jangan subuh ya! Siangin dikit takutnya lo di culik atau di begal karena rumah ini lumayan jauh dari rumah sakit," ujar Nio walaupun lemas tapi perhatiannya harus banyak pada suaminya itu terlebih mereka masih pasangan baru sekarang.

"Iya, mas tahu itu semua. Kamu juga nanti kalau lapar bisa pesan antar saja jangan masak takutnya kamu mengantuk dan memaksa memasak itu akan bahaya," ujar dokter Farhan sebelum berjalan mendekat ke arah Nio dan mencium dahi pemuda itu pertanda jika ia akan segera pamit berangkat.

Bersambung..

Votmen_

#ini kan yang kalian tunggu selama 50 part🗿.

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang