48

2.4K 189 4
                                    

"Makasih sayang," ujar dokter Farhan dengan senyuman tertahan miliknya melihat raut wajah pemuda itu yang seperti menahan ingin buang air besar.

Mungkin karena tahu jika Melviano tipe pria yang tak memandang bulu sehingga bisa saja langsung menolak atau melakukan hal lainnya, sehingga membuat pemuda itu bisa setakut ini padahal itu semua tak seburuk ini juga, mungkin ia terlalu membuat pemuda itu takut sehingga bisa sampai seperti ini.

"Mana tangan kamu?" ujar dokter Farhan dengan meraih tangan Nio, mengelus punggung tangan itu sebentar sebelum tatapan mereka bertemu sekarang, terlihat sangat jelas dari mata itu jika Nio sedang merasa takut.

"Mungkin perkataan saya tadi terlalu menyeramkan sehingga membuat kamu merasa takut, tapi itu lah nyatanya. Melviano orangnya keras dan mungkin saja jika dia tak mau maka akan dia tolak langsung tanpa memandang bulu dengan siapa dia bicara bahkan jika itu orang tuanya sendiri. Tapi tadi saya sudah mengatakan semuanya dan dia bilang mungkin saja ini harus di pikirkan lebih dulu untuk kita berdua, karena kamu tahu sendiri jika saya seorang dokter bukan? Ada hal aneh saja bisa membuat karir saya hancur," ujar dokter Farhan, ia bisa melihat jika Nio tengah mendengarnya dirinya dengan baik.

"Kemungkinan terbesar jika kita masih tetap ingin melanjutkan ini semua, maka kita tak akan bisa melakukan hal biasa orang normal lakukan di luar sana. Melviano dan juga teman kamu bisa melakukan itu semua karena Melvianonya seorang pengusaha, tatapan dan cibiran seseorang tak akan mempengaruhi apapun, tapi jika nanti kita melakukan itu semua maka bisa saja semuanya akan hancur. Seorang dokter selalu di pandang dengan baik, jadi saat mereka melihat perbedaan kita maka bisa saja mereka akan minta orang menghentikan saya karena sudah menyimpang jauh. Jujur saya tak ingin itu semua sampai terjadi walaupun hati ini masih sangat mencintai kamu, jika kamu setuju kita hanya akan melakukan apa yang orang normal lakukan di rumah saja tak bisa di luar maka semuanya akan segera saya siapkan, tentang pernikahan dan hal lainnya. Tapi jika kamu tak setuju, maaf saya tak bisa terus maju sehingga menyebabkan semuanya hancur, munafik memang tapi ini adalah keinginan saya sejak dulu serta kedua orang tua saya, sulit jika harus melepasnya begitu saja."

Bukan tanpa alasan yang jelas dokter Farhan mengatakan itu semua, karena memang sejak dulu keinginannya sangat luar biasa untuk menjadi seorang dokter, bahkan kedua orang tuanya mendukung penuh hal itu sampai sekarang saat di hadapkan kedua pilihan ini, dirinya lebih memilih profesinya, terkesan munafik tapi jika di paksa memilih maka mau tak mau ini yang akan ia ambil.

"Gue nggak papa kok kalo emang harus gitu, karena kan resikonya besar kalo sampe kita nekad ngelakuin hal kayak gitu. Dulu aja pas masih sama dia, kami juga kadang sembunyi-sembunyi walaupun pada akhirnya ketahuan sampe di pisahin. Jangan sampe itu terulang lagi," ujar Nio, ia paham bahkan sangat paham jika ini semua mungkin saja akan terjadi, secara pria itu bukan orang biasa, dia sangat perpengaruh di sini oleh karena itu pasti karirnya jauh lebih penting, di rumah saja sudah lebih dari cukup.

"Bisa dengan mudah mengerti tanpa harus saya jelaskan semuanya dengan baik. Saya akan berusaha sebaik mungkin agar nanti pernikahan kita terasa sangat menyenangkan walaupun hanya perputar di dalam rumah saja tak bisa melakukan hal itu di luar juga." ujar dokter Farhan dengan senyuman lembut miliknya, ia tahu jika si manis akan mudah mengerti dengan apa yang akan ia katakan nantinya.

"Selagi sama lo pasti semua hal bakal terasa menyenangkan. Karena gue yakin kalo takdir kita emang terikat selama ini, tapi dulu lagi sibuk sama urusan masing-masing aja jadi belom ketemu sampai sekarang kita bisa ketemu dan bersama seperti yang di inginkan oleh takdir. Dulu gue sama sekali nggak pernah bayangin akan dapetin ini semua karena ngiranya takdir gue sama dia, ternyata salah. Salah alamat anjir cintanya," ujar Nio dengan senyuman miliknya, rasa takut yang sempat datang langsung menghilang sekarang, jika hanya itu masalahnya maka dengan mudah akan ia terima sebaik mungkin karena itu semua memang sangat berpengaruh terlebih pada seorang dokter seperti Farhan.

"Melviano bersedia membantu untuk mencari orang yang bisa di percaya dan mencari tempat untuk acaranya nanti. Terkadang punya teman itu harus di manfaatkan sebaik mungkin agar semuanya lebih baik dan harus saling memanfaatkan juga agar pertemanan itu berarti," ujar dokter Farhan, senyuman ia berikan saat mengatakan itu semua karena memang perkataannya terdengar cukup gila untuk pemuda itu.

"Jangan rusak otak dedek polos ini om~ aku kan nggak tau apa-apa~ jangan di racunin," ujar Nio dengan tawa miliknya setelah mengatakan itu semua, akhirnya rasa takut yang sejak tadi datang menghilang begitu saja saat tahu semuanya seperti sekarang, rasanya lega sekali.

"Hubungan kita unik ya? Sifatnya sama, bar-bar sama, tak punya filter dalam perkataan sama, pantas saja berjodoh. Saya kira jodoh itu harus saling melengkapi banget, ternyata sama sifatnya juga ngaruh. Ini bakalan jadi pelajaran untuk saya jika ada anak muda yang datang dan menanyakan tentang hal ini pada saya. Rasanya cukup menggelikan memang tapi itu lah nyatanya, niat jadi dokter umum agar bisa melakukan semuanya malah jadi tempat curhat juga untuk anak muda seperti kamu," ujar dokter Farhan saat mengingat apa yang sudah ia lakukan selama ini, ada beberapa anak muda yang memang membayar untuk di dengerkan ceritanya membuatnya menerima saja hal itu.

"Lo berarti serba bisa anjir, jadi makin suka nih dedek," ujar Nio dengan senyuman mengembang miliknya, bersama dengan pria itu ia bisa bersikap alay atau hal lainnya sedangkan dulu tak bisa, takut Herman ilfil melihatnya tapi untuk pria itu pengcualian karena ia tahu dokter Farhan mengerti akan dirinya.

"Kamu bersikap seperti saya ini sugar daddy untuk kamu. Memangnya tampang saya seperti daddy gula? Tidak seperti om-om yang haus akan belaian?" ujar dokter Farhan yang penasaran sejak dulu, pemuda itu melihatnya seperti apa?

"Umur lo kan udah 30an, di katain tua sih nggak cuman lo sangar. Makanya gue bilang lo kayak spek suami idaman buat semua orang, anjay!" ujar Nio, menurutnya seperti itu.

Dokter Farhan terkekeh mendengar itu semua sebelum mencium punggung tangan pemuda itu untuk melampiaskan rasa gemas di dalam hatinya, rasanya sangat bahagia melebihi apapun itu.

Bersambung..

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang