22

2.9K 222 1
                                    

Nio hanya diam menunggu Arion membeli makanan untuk mereka berdua, hari ini ia mulai kembali masuk ke sekolah dengan bertemu Arion juga sekarang, temannya itu memaksanya untuk bercerita sehingga membuatnya mau tak mau harus mengatakan semuanya tanpa tersisa, toh hanya mereka berdua yang akan tahu bukan?

"Cerita, buruan! Gue udah beliin makanan banyak buat lo, biar ada tenaga buat cerita. Gue usaha buat nggak mikirin lo anjir, karena lagi hamil, padahal nih hati khawatir banget sama lo," ujar Arion dengan meletakan begitu banyak makanan di hadapan mereka berdua, kantin cukup sepi jadi bisa bicara leluasa sekarang.

Arion sangat khawatir selama beberapa hari ini, temannya itu tak ada kabar setelah putus di depan matanya, bagaimana tak cemas? Sampai sekarang ia bertemu lagi dengan Nio, ia mengira temannya itu akan menghilang tanpa jejak, syukurnya masih ada dan hidup.

"Gue waktu itu ketemu sama seorang dokter, ia bantuin gue pas gue tiba-tiba drop di jalanan. Sampai sekarang gue tinggal di tempat dia, lo nggak perlu khawatir sama gue, fokus sama kandungan lo aja ya? Anak lo lebih penting dari pada gue," ujar Nio dengan mengatakan apa yang sudah ia lakukan selama beberapa hari tanpa kabar, ia tak mati.

"Lo drop? Lo tinggal sama siapa? Dokter mana? Dia baik nggak? Cabul nggak?"

"Iya gue drop di jalan, lo tau sendiri gimana kondisi tubuh gue yakan? Gue nggak mau minta bantuan lo karena ngerasa ini urusan gue sendiri. Gue tinggal sama dokter, nama dokternya Farhan, dia baik. Dia nawarin gue tinggal di rumah gue selagi gue cari tempat buat tinggal, bjir! Nggak lah! Mohon maaf aja nih, dia bukan suami lo yang cabul itu," ujar Nio dengan mudahnya, ia selalu membagi semua hal bersama dengan temannya itu tanpa harus menyembunyikan hal apapun dari Arion.

"Dokter Farhan? Serius? Anjir! Kok bisa kebetulan gini sih? Itu temannya suami gue! Mereka seumuran cuman dokter Farhan belom nikah karena pengen fokus sama kerjaannya, nggak tau sih itu cuman alasan atau gimana karena gue hanya tau itu doang nggak lebih, nanti gue tanyain suami gue deh lebih detailnya tuh cowok gimana. Tapi jujur dia memang baik, dia juga mudah nyambung sama orang lain jadi gue rasa lo ada di tempat yang tepat sekarang ini," ujar Arion, rasanya cukup mengejutkan saat tahu temannya itu tinggal bersama dokter Farhan, pria yang cukup ia kenal karena sering bertemu ikut bersama dengan suaminya.

"Ah? Lo serius? Ternyata dunia ini sempit banget ya Ri? Bisa-bisanya gue malah ketemu temennya suami lo! Mereka jauh beda anjir, soalnya suami lo datar di luar tapi kalo dokter Farhan terbuka sama ceria juga di luar, mungkin karena dia dokter kali ya?" ujar Nio, ia ingat betul bagaimana suami Arion, sangat berbeda dengan dokter Farhan, tapi nyatanya mereka teman!

"Iya, suami gue datar kalo di luar sama cuek juga cuman kalo di rumah harmonis parah makanya gue bisa bunting gini. Apa gue bisa berharap lo sama dokter Farhan nikah? Jadi kita bisa barengan ngedatenya! Pasti seru anjir! Lo bayangin aja tuh," ujar Arion, ia tiba-tiba memikirkan bagaimana serunya jika mereka melakukan double date, pasti sangat menyenangkan!

Nio terdiam, kenapa Arion secara tiba-tiba mengatakan itu semua? Dirinya dan juga dokter Farhan hanya sebatas teman saja tak lebih, lagi pula melihat bagaimana tampang pria itu, ia merasa pria itu normal jadi mana mungkin ada peluang untuk itu semua? Lagi pula dirinya tak ingin melakukan itu semua, kesannya tak tahu terima kasih, sudah di bantu dan di jaga malah berharap untuk di cintai juga kan bangsat!

"Pikiran lo ngadi-ngadi banget anjir, mana mungkin gue sama dia punya hubungan, orang gue barusan putus lagi pula dia tuh normal bege! Mana bisa ngehomo kek kita yang ada dia risi sama gue dan perlu lo tau gue nggak mau ngelakuin itu semua, kesannya nggak tau terima kasih banget, udah di bantu eh berharap dapat cinta juga," ujar Nio mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya sekarang, ia tak ingin di benci seseorang karena itu tak menyenangkan!

"Setau gue sih dia tuh netral, semuanya mau, cewek atau cowok. Kek Herman cuman bedanya keknya dia bisex baik, sejauh ini dia nggak pernah kelihatan sasimo atau banyak pacarnya. Itu sih cuman harapan gue doang, siapa tau jadi nyata yakan? Kalo nggak ya, nggak maksa juga. Cinta kan nggak bisa di paksa, ya nggak?" ujar Arion, ia hanya mengatakan keinginannya saja untuk semuanya biar lah Nio yang menentukan sendiri jalan mana yang akan dia tempu nanti.

Nio menganguk dengan pelan, semua hal yang Arion katakan itu memang benar. Itu mungkin hanya pikiran random dari temannya saja, untuk hal selanjutnya biarlah dirinya dan juga takdir yang melakukan semuanya, melihat dokter Farhan sangat percaya akan takdir, ia akan mencoba percaya juga. Karena tak ada salahnya mengikuti apa yang sudah di tentukan bukan? Selama tiga tahun ini ia selalu mengikuti kata hatinya sendiri dan pada akhirnya hal ini terjadi, jadi untuk selanjutnya biarkan berjalan sesuai dengan keadaan.

****

Dokter Farhan terdiam melihat tatapan datar dari temannya itu, hari ini ia datang berkunjung ke kantor Melviano tapi sambutan yang ia dapatkan hanyalah tatapan datar. Itu semua cukup membuatnya mengerti jika temannya itu tak ingin menerima tamu sekarang, tapi apa boleh buat? Ia sedang bingung saat ini.

"Lo jahat banget sama gue anjir, jarang datang ke sini tapi pas datang lo cuek. Ini kah artinya teman?" ujar dokter Farhan, mulai lagi sifat lebay yang ada di dalam dirinya, sepertinya itu keluar secara refleks saat dekat dengan temannya itu.

"Bilang intinya aja, gue sibuk." ujar Melviano seperti biasa, cuek tapi entah kenapa mereka masih berteman sampai saat ini.

"Gue lagi deket sama seseorang ah ralat beberapa hari yang lalu gue selametin seseorang yang sedang sakit di jalan, dia tinggal di rumah gue saat ini. Selama beberapa hari ini rasanya beda banget, kayak ada yang aneh tapi gue bingung itu apa karena lo tau sendiri kan kalo gue nggak ada pengalaman sama sekali?" ujar dokter Farhan mulai mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini, hanya temannya itu saja yang bisa mengerti dirinya.

Ingin cerita ke Lisa pun itu akan sulit, karena temannya itu pasti hanya akan fokus pada kesenangan saja saat tahu ia dekat dengan seseorang.

Bersambung....

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang