41

1.7K 181 6
                                    

Nio terus menarik tangan dokter Farhan tanpa memperdulikan tatapan bertanya dari orang-orang di sekitar sini, di mana ada seorang pemuda dengan kepala di perban tengah menarik tangan seorang dokter tanpa peduli jika di sini posisinya pemuda itu yang tengah sakit jadi seharusnya dia yang di tarik tapi ini malah kebalikannya.

Hati pemuda itu tengah sangat kacau antara ingin marah dan juga kecewa dengan apa yang sudah Herman katakan barusan, selama ini pria itu selalu bersikap baik walaupun sering kali berselingkuh tapi tak pernah sama sekali kata kasar terucap dari Herman bahkan sampai menghinanya seperti tadi, mengatakan jika dirinya haus akan sentuhan seseorang sampai sudah menemukan orang berbeda dalam waktu yang sangat singkat. Mungkin pria itu ikut merasa kecewa padanya juga? Karena mereka baru putus tapi dirinya sudah bersama dengan orang lain, dulu ia juga merasakan hal itu setiap kali Herman berselingkuh tapi tak pernah sama sekali menghina pria itu tapi apa yang ia dapatkan sekarang?

Di hina seakan-akan dirinya pria murahan yang mau mengangkang demi mendapatkan sentuhan seseorang, rasanya sangat menyakitkan. Andai tak ingat jika ada dokter Farhan di sana tadi, pasti sudah bisa di pastikan jika Herman akan habis ia pukuli, walaupun sakit tapi kemampuan memukulnya masih sangat luar biasa!

Dokter Farhan hanya bisa mengikuti pemuda yang terus menariknya itu, tanpa peduli jika mereka tengah menjadi pusat perhatian dari beberapa orang yang ada di sini, itu semua wajar saja terjadi karena ada seorang pasien tengah menarik dokter, bukan sebaliknya.

Jujur ia merasa sedikit syok melihat perkataan Nio dan juga pemuda yang ia yakini sebagai mantan dari pemuda yang ia cintai itu, di saat orang dewasa menyelesaikan masalah baik-baik dengan bicara empat mata berdua, mereka malah bicara hal yang sangat menyakitkan di depan umum tanpa merasa malu sedikitpun, semua ucapan mereka cukup menampar dirinya. Di mana pemuda yang merupakan mantan Nio yang suka berselingkuh itu ternyata masih ingin kembali dengan pemuda itu, bagaimana bisa dirinya diam saja? Ini peluang yang luar biasa untuknya memperbaiki semuanya karena pemuda itu sudah kembali bersama dengannya, pemuda itu kembali untuknya jadi sekarang ia akan menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin, persetan jika sampai pemuda itu tak menyukai apa yang akan dirinya lakukan nanti.

Saat mereka sampai di depan pintu apartemen milik dokter Farhan, pemuda itu membalik tubuhnya sebelum mengulurkan tangannya yang masih nengangur agar bisa mengambil kunci dari pria itu, ia sedang tak mood bicara, memang masalahnya sama satu orang tapi kenanya semua orang, beginilah Nio.

"Apa? Kamu ingin menarik kedua tangan saya?" ujar dokter Farhan bingung, bukankah sekarang tangan satunya sudah ada di genggaman tangan pemuda itu, lalu kenapa sekarang Nio mengulurkan tangan satunya pada dirinya? Apa ingin menggenggam kedua tangannya? Ia sih mau-mau saja karena memang ini yang sudah sejak lama ia inginkan.

"Kunci apertemen lo," ujar Nio dengan mengdengus saat mendengar apa yang pria itu katakan, kenapa pria itu tak paham sih? Ia semakin badmood!

"Ah ..." dokter Farhan menggaruk belakang kepalanya sendiri saat mendengar itu semua, sebelum mengambil kunci apartemennya yang ada di dalam saku celana miliknya saat ini, rasanya seperti jatuh dari atas ketinggian demi apapun itu, hayalan menghancurkan dirinya sendiri.

Nio langsung mengambil kunci itu sebelum membuka pintu apartemen milik dokter Farhan, saat mereka berhasil masuk ke dalam, tubuhnya secara tiba-tiba di himpit di antara pintu dan juga tubuh pria itu membuat ia bertanya-tanya apa yang ingin dokter Farhan lakukan sekarang?

"Saya mencintai kamu," ujar dokter Farhan secara langsung, kehadiran mantan kekasih dari Nio berhasil membuatnya merasa takut sehingga ingin mengatakan semua yang ia rasakan tanpa tersisa sedikitpun, dirinya tak ingin kehilangan pemuda itu saat sudah berhasil menggenggam tangannya seperti sekarang, takdir sudah berbaik hati dengan mengembalikan pemuda itu jadi ia tak akan menyia-yiakan semuanya begitu saja, walaupun perkataannya terdengar sangat aneh.

"Hah? M-maksud lo?" ujar Nio tak paham, kenapa pria itu secara tiba-tiba mengatakan hal ini padanya? Cinta? Sejak kapan? Bukannya hanya dirinya saja yang mencintai pria itu? Jujur hatinya merasa senang tapi melihat hanya kata itu saja yang keluar, ia harus berjaga-jaga takutnya dokter Farhan hanya bercanda padanya.

Dokter Farhan melepaskan tautan tangan mereka berdua, sebelum mengurung tubuh kecil itu dalam kedua tangan miliknya sekarang, tatapan kedua matanya hanya tertuju pada pemuda itu. Ia ingin mencari perkataan yang bagus agar pemuda itu mudah mengerti dan tak salah paham nantinya.

"Saya mencintai kamu. Kamu tak salah mendengar barusan atau ini hanya bercandaan dari saya saja. Ini memang serius dari dalam hati saya, seingat saya perasaan ini mulai ada saat kita berpisah waktu itu sehingga saya menyadari ini cinta. Kamu tahu? Selama hampir tiga puluh tahun hidup saya tak pernah jatuh cinta sama seseorang, sehingga saat menyadari ini semua saya sulit untuk mengungapkannya dengan kata-kata yang bagus atau romantis seperti kebanyakan orang. Melihatmu bersama dengan dia tadi, berhasil membuat saya ingin mengatakan semuanya secara langsung, mungkin kamu tak merasakan hal yang sama, saya tak akan memaksakan itu semua. Yang terpenting apa yang selama ini saya simpan sudah keluar semuamya, saya harap kamu masih mau tinggal di sini bersama dengan saya ya? Lupakan apa yang barusan keluar dari bibir saya," ujar dokter Farhan saat melihat perubahan dari raut wajah dari pemuda itu, mungkinkah Nio risi? Jika iya maka demi apapun ia rela di tampar dari pada pemuda itu harus pergi dari hidupnya.

Kedua mata bulat itu terlihat berkaca-kaca, karena tahu jika dirinya tak sendirian merasakan ini semua. Cintanya di balas! Walaupun tak tahu akan bagaimana melihat perbedaan mereka yang sangat jauh dan juga profesi pria itu yang cukup berpengaruh, untuk sekarang ia akan menikmati semuanya lebih dulu.

Tubuh pria itu ia peluk, kedua tangan miliknya memeluk tubuh tegap itu dengan erat seakan-akan jika pelukan mereka lepas maka pria itu akan hilang dari sini.

"Sutt! Diem lo bangsat! Gue mau menikmati setiap perkataan lo tadi, jadi lo harus diem ngerti? Perlu lo tau kalo gue juga cinta sama lo! Entah kenapa perasaan ini muncul di gue padahal lo tau sendiri kalo gue barusan sakit hati yakan? Tapi takdir yang lo percaya malah kasih perasaan ini sama gue," ujar Nio dengan terus memeluk pria itu, tanpa peduli dengan semuanya lagi.

Bersambung...

Votmen_

Om Dokterku! {BXB} END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang