"Uke itu kayak pihak ceweknya kalo di hubungan sesama jenis, cowok sama cowok,"
Dokter Farhan terdiam, menurutnya wanita itu terlalu sering menonton hal seperti itu sehingga tahu semua hal tentang ini semua.
"Jadi gimana? Hubungan kalian udah sampe mana? Lo nggak nyakitin dia kan? Nggak kasar juga? Inget pasangan itu harus di lembutin dan di perhatiin, kalo mau nanya seputar tentang percintaan lo bisa tanya gue sebagai orang sangat-sangat berpengalaman," ujar wanita itu, namanya Lisa, teman dekat dokter Farhan sejak mereka kuliah.
"Gimana mau punya hubungan atau nanya seputar hubungan sama lo, orang gue sama pemuda itu nggak ada apa-apa. Dia kesulitan, hidupnya kurang beruntung makanya gue bantuin dia, nggak lebih dari itu. Kami juga baru ketemu, nggak mungkin bisa saling cinta," ujar dokter Farhan, ia hanya mengatakan fakta yang mungkin saja terjadi sekarang ini tanpa berbohong sedikit pun, mereka teman maka harus saling terbuka satu sama lainnya.
"Hah? Anjir sayang banget itu, padahal gue udah berharap kalo temen gue ini udah punya pasangan sekarang apa lagi pas tau kalo pemuda itu manis. Gapapa dah, lo jagain dia aja baik-baik siapa tau jadi suka nantinya,"
Dokter Farhan hanya diam mendengar suara temannya itu, lebih baik diam dari pada bicara sehingga membuat temannya itu kembali mengoceh hal yang kurang jelas kembali, memang berita hoax cepat sekali menyebarnya.
"Gue pulang dulu kalo gitu, nanti kabarin aja kalo ada perkembangan antara kalian berdua atau mungkin pemuda itu datang ke sini lagi. Gue mau liat sesekali biar bisa pastiin sendiri apa dia cocok buat temen gue yang random dan nggak punya otak ini," ujar Lisa sebelum beranjak dari sana membuat dokter Farhan hanya diam, biar lah wanita itu merasa senang dengan pikirannya sendiri karena yang jelas itu semua tak mungkin terjadi. Ia tipe orang yang susah jatuh hati, mungkin hanya sekedar kagum sesaat.
"Mungkin karena masih sendirian sampai sekarang sehingga membuat orang-orang yang dekat denganku mendadak menjodohkanku saat aku dekat dengan seseorang. Seperti ini lah nasib jika masih sendirian di usia seperti ini," ujar dokter Farhan dengan tatapan mengarah ke depan sana, hari ini tak ada anak muda yang datang ke sini untuk melakukan pemeriksaan atau bicara dengannya, rasanya sangat melegakan melihat ini semua.
"Ah, bagaimana pemuda tadi? Apa dia berhasil putus dengan kekasihnya atau justru kembali terjebak dengan cintanya sendiri? Aku yakin jika peluang mereka bersama lagi sangat besar, melihat sudah berapa lama mereka berpacaran selama ini, jika saat aku kembali nanti dan dia tak kembali itu artinya dia kembali bersama dengan pacarnya," ujar Dokter Farhan pada dirinya sendiri, tadi sebelum pemuda itu pergi ia mengatakan jika nanti Nio bisa kembali ke apartemen miliknya untuk memikirkan semuanya selama beberapa hari.
Ia tak masalah jika pemuda itu tinggal bersama dengannya karena tak ada masalah bukan jika pria dan juga pria tinggal bersama? Mungkin jika pemuda itu seorang gadis maka ia tak bisa melakukan itu semua, bisa kena kasus.
Untungnya merasa sesama sehingga bisa melakukan apa saja berdua, eh? Kenapa terasa sangat sus? Ia mendadak terdiam dengan pemikirannya sendiri sekarang, sangat luar biasa rasanya.
"Pikiranku sedang tak baik sekarang, entah kenapa sejak tadi selalu terfokus pada pemuda itu saja. Apa mungkin aku menyukai sifat suka bicaranya? Kami sama hanya saja umur membedakan semuanya, mungkin jika kami bertemu sejak dulu pasti akan lebih seru lagi," pikiran dokter Farhan kembali memikirkan hal yang random lagi, pemuda itu mampu membuat dunianya berbeda dalam satu malam saja.
"Fokus Han, kamu kesini buat kerja bukan buat mikirin pemuda itu terus-terusan," ujar dokter Farhan pada dirinya sendiri, selalu saja memikirkan pemuda itu sejak tadi padahal ia datang kesini untuk kerja bukan untuk memikirkan Nio saja sejak tadi, rasanya sangat luar biasa.
Yang biasanya berjalan santai, sepi sekarang menjadi ramai hanya karena memikirkan pemuda itu saja, mungkin saja dunianya berubah sejak pemuda itu datang? Apa ini akan menjadi negatif untuknya atau positif? Jika memang pemuda itu membawa dampak buruk maka dirinya akan membatasi ke dekatan dari mereka berdua mulai sekarang, ia tak ingin sesuatu yang selama ini berjalan baik menjadi berantakan hanya karena pertemuan mereka yang tak baik.
"Jika memang membawa dampak buruk maka mau tak mau aku harus bersikap jahat sekali pun aku seorang dokter. Aku tak ingin hidupku hancur karena hal ini," ujar dokter Farhan ia sudah memutuskan semuanya.
****
Nio terdiam di depan pintu apartemen milik dokter Farhan, tadi pria itu memintanya untuk kembali jika memang semuanya sudah selesai.
Sekarang ia kembali dengan membawa beberapa barang miliknya yang memang sangat penting, terkesan tak tahu malu karena mereka baru bertemu kemarin tapi dirinya sudah berada di sini untuk menumpang kembali. Ia akan sekali mengingat ini semua, pria itu ada di saat-saat paling menyakitkan di dalam hidupnya.
"Kodenya tadi apa ya? Nanti kalo salah mulu terus alarmnya berbunyi dan gue di tuduh maling gimana tuh?" ujar Nio pada dirinya sendiri, tadi pria itu mengatakan tentang kode apartemennya dan percaya jika dirinya orang baik mungkin kalau dokter Farhan orang lain maka dia tak mungkin akan membiarkan pemuda yang baru dia kenal seperti dirinya masuk ke dalam rumahnya tapi pria itu?
Ia akan menunjukan pada dokter itu jika memang ia bukan orang jahat, dirinya akan bersikap sangat baik pada pria itu dan berusaha sebaik mungkin membantu apapun jika dokter Farhan membutuhkannya. Demi apapun ia tipe pemuda yang selalu mengingat tentang orang-orang yang selalu membantu dan juga menyelamatkan dirinya jika dalam masalah.
"Ah! Nama dia! Gue baru sadar anjir," ujar Nio sebelum mengetik beberapa nama di sana dan pintu itu terbuka begitu saja, betapa pandai dirinya karena ingat tentang itu semua sehingga bisa masuk ke dalam apartemen ini kembali.
Nio terdiam saat masuk ke dalam apartemen itu, rasanya sangat nyaman dan juga tenang di sini seakan-akan banyak hal positif ada di sini.
"Biasanya kalo masuk rumah orang, rasanya tenang banget sama nyaman, beda sama rumah sendiri nggak tau kenapa bisa gitu. Ini apartemen dokter Farhan nyaman banget auranya sampai bisa bikin gue makin betah di sini, padahal cuman numpang beberapa hari doang," ujar Nio pada dirinya sendiri, tanpa memerlukan waktu untuk terbiasa, ia merasa senang ada di sini, rasanya sangat berbeda dan susah untuk di ungkapkan dengan perkataan saja.
Bersambung...
Votmen_
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Dokterku! {BXB} END✔️
RomanceNio Vincen, pemuda pertakilan yang sudah mengerti jika dirinya suka pasangan sesama jenis sejak kecil. Pemuda yang tinggal di panti asuhan itu mulai melakukan semua hal yang ia sukai, mulai dari berpacaran dengan seorang pria yang menurutnya sempurn...