Diam

731 96 23
                                    

Diam bukan berarti tidak punya rencana!!!
























































































Anak-anak sekolah seperti biasa, meski terasa berbeda karena mereka tak melihat ada yang membully di sekolah, namun keadaan tetap tegang karena tidak ada yang berkorban untuk di tindas di sekolah.

Waktu Ekskul tiba.

Zee mendatangi teman-teman nya yang tengah bermain basket.

"Hai guys... " Sapa Zee se akrabnya Zee pada mereka.

"Tim Basket putra lagi latihan juga?" Tanya Zee.

"Iya, mereka ada pertandingan kita juga ada pertandingan, jadi lagi giat giat nya latihan" Jawab Reggie si tinggi besar.

"Oh... Eh guys... Di vote bulan depan kalian mau pilih siapa?" Tanya Zee.

"Ya selamatin diri sendiri, kita tukeran vote biasanya, tapi ada juga yang vote kita karena ngefans" Balas Levi yang sama tingginya dengan Reggie.

"Apa ada yang Vote Marsha?" Tanya Zee lebih ke berbisik.

"Ga ada alasan untuk ga vote dia Zee" Balas yang lain.

"Seberapa berkuasa nya dia di sekolah ini?"

Reggie merangkul Zee agar lebih dekat "Dia terlalu kuat untuk di tumbangkan" Bisiknya.

Zee mengernyit bingung "Dia juga gatau siapa gue yang nantangin dia" Bisik Zee.

Reggie mengangguk "Gue percaya sama lu, karena selama ini, cuma lu yang berani menantang perempuan sint*ng itu, bokap dia yang ngasih gue beasiswa buat sekolah di sini, tapi sikap nya sama anak nya sama aja, Sama-sama merasa bisa menindas orang lain, gue udah ngalah selama ini karena beasiswa yang gue Terima, tapi kalo permainan gila itu ga di hentikan lebih banyak orang lagi akan celaka gara-gara pembullyan yang di lakukan di sini, kali ini kalo karena gue dukung lu buat lawan dia bisa membuat beasiswa gue di cabut, gue rela deh, asal banyak siswa terselamatkan"

"Gue pastikan Lu akan tetap sekolah disini dan akan tetap di tim basket kita buat pertandingan, tapi gue cuma butuh bantuan kalian sedikit saja untuk menghancurkan semuanya"

"Bantuin apa yang lu butuhin Zee?" Tanya Levi.

Zee menatap mereka satu persatu "Tolong jangan Vote Marsha di voting berikutnya, sebelum permainan ini di hancurkan gue mau dia merasakan dulu apa itu Zona Merah"

"Wah seru kayanya kalo Marsha yang di bully, yang biasanya jadi penonton doang" Ucap Shasha.

"Kalian bersedia kan?" Tanya Zee.

"Gue setuju" Balas Reggie dengan cepat.

"Gue ikut deh" Tambah Levi.

"Gampang itu mah" Tambah Shasa.

Yang lainnya nya pun setuju.

Zee pun beralih ke tim basket putra yang juga tengah latihan, dia melakukan hal yang sama demi rencana nya.

Di tempat lain.

Back To Campus (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang