Bertahap

769 94 10
                                    

Mulai parah!!!




















































Shani, Zee dan Christy tengah menunggu kepulangan Gracia yang tak kunjung pulang sepulang sekolah tadi, dan tak ada yang bisa menemukan keberadaan nya.

"Kenapa ga di lacak aja sih!" Kesal Zee memukul lutut nya sendiri.

"Iya ngelacak bukan hal yang sulitkan buat kita, kenapa harus nunggu ga pasti gini, kalo sampe Ci Gre kenapa-napa gimana?" Tambah Christy.

"Gracia ga akan suka kita ikut campur urusan nya, dia bilang untuk percaya kan sama dia" Balas Shani.

Zee dan Christy menatap Shani tak suka.

"Kemana Cici yang sempet khawatir apapun tentang Ci Gre sampe Cici kecelakaan demi mencari Ci Gre? Kemana Cici yang kaya gitu? Sekarang Cici bisa tenang saat kita ga tau Ci Gre sedang di bully habis-habisan sama mereka!" Sentak Zee dengan amarah.

"Bukan nya Cici yang paling khawatir kalo udah soal Ci Gre? Kenapa Cici jadi se tenang ini? Cici udah berubah!" Tambah Christy.

Zee pergi dari depan Shani di susul Christy dengan rasa sesal di hati mereka namun belum sempat mereka melangkah lebih jauh.

Ceklek.

"Uhuk.. Uhuk.... " Gracia masuk rumah dengan tertatih dan terbatuk-batuk sampai luruh ke lantai.

"CI GRE!" Seru Zee dan Christy segera menghampiri Gracia.

Shani pun ikut kaget dan berlari ke arah Gracia.

"Ge kita harus ke rumah sakit!" Panik Shani.

"Sekarang aja Cici panik!" Sindir Zee.

"Aku ga tau kalo keadaan nya kaya gini, udah ayo bawa Gracia ke rumah sakit"

Gracia menahan tangan Shani dengan kuat.

Dengan tatapan sayu nya Gracia berbicara dengan lirih "Aku ga apa-apa, aku cuma mau istirahat, aku capek"

"Enggak! Ini cukup serius, kita harus ke rumah sakit"

"Shan.. Please"

Shani terbius dengan tatapan nya dan akhirnya.

"Yaudah kita ke kamar"

"Ko ke kamar, ke rumah sakit dong Ci" Protes Zee.

"No, Zee ke kamar ya, aku capek" Cegah Gracia.

"Tapi Ci.. "

Gracia menggeleng untuk meyakinkan Zee.

Pada akhirnya mereka hanya bisa pasrah dengan keinginan Gracia yaitu membawa nya ke kamar.

Sementara itu Lidya masih di sekolah dan tengah berbicara dengan beberapa guru yang belum pulang karena banyak berkas yang harus mereka selesaikan sebelum masuk masa ulangan.

'Dari sekian banyak Guru mereka semua rata-rata mengabaikan semua pembullyan itu bahkan mereka hanya mengatakan kalo ini semua hanya permainan anak-anak untuk menghilangkan jenuh ketika di sekolah, ada apa dengan sekolah ini?'

Back To Campus (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang