Back To Campus (END)

Skin baru

Apalagi yang di inginkan si kakek.

Mereka makan malam di bawah bulan yang di temani beberapa bintang.

Kehidupan orang kaya yang sempurna dengan segala kisah hidup nya dan kehangatan keluarga.

"Aku mau itu Toy malah kamu jauhin" Kesal Zee.

"Ya maap aku ga tau kamu mau itu, aku ambilin lagi bentar"

"Biar aku Toy, kamu kejauhan" Gracia mencegah Christy mengambil lauk yang di inginkan Zee.

"Lagian ni si Kakek meja makan lebar amat kaya lapangan golf" Kesal Zee lagi.

"Dia rese kalo lagi laper" Sindir Christy.

"Apa Toy? Toy Toy Toy Toy!"

"Udah ribut nya, ga baik ribut di depan makanan" Lerai Shani dengan tegas tiba-tiba mereka mendadak ciut dan diam.

Zee sudah mendapatkan lauk yang dia inginkan dan dia pun makan dengan lahap.

"Besok Zee, Christy dan Gracia akan ke Bandung, karena misi kalian selanjut di sana" Ucap sang Kakek yang membuat mereka memandang nya.

Tapi Shani memandang Gracia.

Gracia hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Skin kita jangan yang aneh lagi dong Ke, yang normal dikit bisa ga sih?"

"Marah-marah mulu sih Zoy, kamu kenapa sih? Pms?" Tanya Lidya.

"Hem enggak!"

"Enggak pms tapi marah-marah mulu, peri kecil Ayah jangan marah-marah terus nanti cantik nya luntur" Lidya mengusap kepala Zee lalu mengusap wajah nya yang masih bau lauk.

"Ka lidya bau!" Rengek Zee.

"Enak Zee, kalo mau tidur tinggal hirup tangan udah berasa lagi makan lagi"

"Ih jorok banget ka Lidya" Christy tutup mulut terasa mual.

"Jorok banget kamu Lid" Kali ini Shani yang angkat bicara.

"Emang kalian ga pernah kaya gitu?"

Mereka hanya menggeleng kecuali sang Kakek yang tidak ikut campur urusan itu.

"Waaaahhh merasa miskin aku" Lirih Lidya so sendu.

"Jadi skin kita apa Ke?" Tanya Gracia.

"Hem... Jadi tukang cilok, tukang es cream sama tukang baso tahu"

"Hah!" Kaget mereka bertiga.

"Kirain skin nya jadi teteh-teteh Bandung, malah makin parah" Celetuk Christy.

Zee mengangguk "Iya kirain aku jadi Ancika malah jadi tukang dagang"