Kematian ke enam

1K 104 5
                                    

Masih terus berlanjut dengan ketegangan yang baru




































Greesel tidak bisa tidur setelah apa yang menimpa orang ke lima sebelum nya yang tidak bisa di cegah kematian yang tragis yang menimpa nya.

"Kamu ga tidur?" Tanya Shani yang sadar jika Greesel gelisah di tempat tidur nya.

"Aku ga bisa tidur kalo masih akan ada korban setelah kematian ke lima" balas Greesel dengan gelisah.

Shani bangkit dari tidur nya dan mendekati Greesel lalu duduk di samping Greesel yang juga bangkit dari tidur nya dan memilih duduk di tepi ranjang.

"Kita akan cari tau siapa orang berikutnya tapi kamu juga butuh istirahat, kamu udah berhari-hari ga bisa tidur tenang kan"

Greesel menggeleng lemah.

"Aku ga bisa" lirih nya.

Tok tok tok..

Baru saja Shani hendak berbicara seseorang mengetuk pintu kamar mereka.

Tok tok tok..

Ketukan itu terdengar lagi.

"Biar aku aja yang buka" cegah Shani saat Greesel hendak berdiri.

Shani pun mendekati pintu dengan sedikit was-was karena siapa yang mengetuk pintu kamar mereka di malam yang hampir tengah malam ini.

Ceklek.

Seorang perempuan dengan bekas sisa air mata menatap Shani yang membuka pintu.

"Ada apa ya?" Tanya Shani ramah.

"Hem..Aa...aku....Aku mau mengakui dosa ku pada Daisy"

Greesel yang mendengar itu seketika bangkit dan mendekati perempuan itu.

"Tolong aku...aku ga mau mati hiks..hiks.." tangis nya pecah kembali.

Greesel segera menarik perempuan itu untuk masuk ke dalam.

Mendudukkan perempuan itu lalu mengambil buku Dairy milik Daisy.

Shani sedikit kaget dengan kejadian barusan, karena hati dan pikiran nya terus menolak hal yang tidak masuk akal ini.

Greesel duduk di samping gadis itu lalu membuka buku Daisy terkutuk itu, Shani pun ikut karena penasaran dengan kematian selanjutnya yang berharap bisa di cegah.

"Apa yang kamu lakuin ke Daisy?" Tanya Greesel.

"Aku pernah membully nya ketika di dalam lift, aku mendorong nya sampai dia terbentur, lalu aku menjambak rambut nya dengan kasar dan membenturkan kepala nya pada besi di dalam lift berkali-kali setelah itu aku merobek kemeja yang dia gunakan sampai beberapa kancing nya terlepas, aku minta maaf... Aku benar-benar takut... Sekarang, tadi nya aku menyangkal kalo apa yang kamu bicarakan tentang buku kutukan itu bohong tapi kemarin-kemarin banyak kematian yang aku tau mereka juga ga suka sama si Daisy dan suka membully mereka, jadi aku takut jika apa yang lakukan di lift waktu itu di balas dengan kematian, meskipun apa yang aku lakukan tidak se sering dengan apa yang mereka lakukan"

Shani dan Greesel meringis mendengar perbuatan buruk yang di lakukan gadis di samping nya ini pada Daisy dengan sangat kejam dan tidak berperikemanusiaan.

"Apa alasan kamu melakukan hal se kejam itu sama dia?" Tanya Shani sedikit kesal pada perempuan itu.

"Aku kesel sama dia karena ada satu Dosen yang aku sukai tapi dia malah suka sama Daisy jadi aku bertekad kalo aku bisa dapetin Dosen itu dia juga ga boleh!"

"Tapi apa harus melakukan hal se kejam itu?" Tanya Shani lagi.

"Aku bener-bener ga bisa kendaliin diri aku sendiri, aku bener-bener kesel banget sama dia waktu itu jadi aku ga berfikir panjang" balas nya lagi.

Greesel membuka lembar berikutnya yang berkaitan dengan lift.

"Kamu adalah kematian ke enam" lirih Greesel setelah menemukan satu lembar tempat kematian selanjutnya.

"Hah! Tidak aku tidak mau mati... Aku mohon.... Aku mau tetap hidup.... Hiks..hiks...hiks... Daisy aku minta maaf aku bener-bener menyesal... Maafkan aku... Tapi jangan bunuh aku dengan cara tragis itu.." tangis perempuan itu pecah.

Shani meminjam buku Dairy itu untuk tau seperti apa kematian gadis itu sedangkan Greesel memeluk gadis yang pecah tangis nya itu.

"Seorang perempuan yang tidak aku kenali namun tiba-tiba mendorongku sampai kepalaku membentur besi di dalam lift, dia bahkan menjambak rambut ku dan membenturkan kepala ku berkali-kali, aku tak punya tenaga untuk melawan pada waktu itu karena aku sedang kelelahan akibat tugas-tugas yang membuat ku kurang tidur, aku tidak tau apa alasan dia melakukan hal kejam itu padaku tapi aku harap dia akan mati di tempat yang sama dengan apa yang dia lakukan padaku, akan aku minta Iblis untuk membunuhnya agar rambut panjang gadis itu akan tersangkut di lift yang akan membuatnya merasakan bagaimana rambut nya di Jambak dengan keras sampai rambut nya tercabut sama seperti yang aku rasakan bahkan saking keras nya kepala ku berdarah akibat banyak rambut yang terlepas, dia harus tau betapa sakit nya itu!" Shani membaca buku itu dan gadis yang mendengarnya tambah menangis karena apa yang di tuliskan Daisy untuk dirinya begitu kejam.

"Untuk menyelamatkan kamu dari kematian itu kamu harus hindari menaiki lift entah untuk berapa lama" usul Shani.

"Dan untuk selebihnya aku harap kamu di maafkan Daisy, terus lah merasa menyesal sampai kamu benar-benar selamat dari kematian itu, aku harap kamu bisa tetap hidup, dan satu lagi aku akan selalu di samping mu untuk mencegah hal buruk itu terjadi" lanjut Shani.

'jika aku di dekatnya mungkin aku akan tau bagaimana kematian itu bisa terjadi, mungkin ada semacam jebakan atau apapun itu yang tidak kami sadari namun akan kami cari tau lebih detail lagi siapa tau ada yang terlewat, aku pastikan kasus ini adalah pembunuhan berencana dan kami bisa menangkap pelaku nya yang pandai bersembunyi' batin Shani.

"Untuk sekarang kamu di sini sama kita, untuk memastikan kamu tetap aman" ucap Greesel.

"Hem terima kasih kalian mau membantu ku sedangkan aku kejam pada Daisy, aku bahkan merasa tidak pantas tetap hidup setelah apa yang aku lakukan padanya begitu kejam, tapi aku benar-benar tidak ingin mati dengan cara yang tragis hiks.."

"Tenang lah kamu aman dengan kami" ucap Shani.


































Siapa yang nunggu cerita ini lanjut?

Maaf ya agak lama buat lanjut sinyal nya ancur banget di daerah ku 😌😌

Ingetin buat up ya, kalo perlu inbox aja ok 👍👍  takut nya lupa punya akun WP 😅😅

Maaf kalo ada typo 😌😌

See you next part 👋👋👋

Back To Campus (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang