Kematian ke lima

1.3K 123 11
                                    

Alur kematian misterius

















































"Kalo terus kaya gini bisa-bisa kematian akan terjadi sampai ke sepuluh sesuai yang ada di buku Dairy nya, dan yang di tuju adalah para pembully atau orang-orang yang pernah menyakiti Daisy" ucap Gracia di bawah pohon besar dekat asrama.

"Hem ini aneh, kimono nya bahkan g ada yang mindahin ke kolam melainkan terbang ke kolam, dengan jarak yang cukup jauh dari ruang ganti, bener-bener ga ada yang terlibat di kasus kemarin, bener-bener seperti kecelakaan" tambah Zee.

"Terus gimana caranya kita cegah kematian selanjutnya?" Tanya Christy dengan wajah polos nya.

"Jujur ini kasus sulit, harusnya Roy kiyosi yang bantu kasus ini" tambah Lidya.

Semua menatap Lidya.

"Kenapa? Bener kan, ga ada salahnya kita tanya dia soal buku itu, siapa tau emang beneran ada makhluk yang bantu Daisy yang membuat rencana di bukunya berhasil, alias Daisy bener-bener menjual jiwa nya pada jin atau semacamnya demi semua rencana di buku nya terjadi di dunia nyata" jelas Lidya.

"Aku ga tau harus apa, aku mulai bingung, mending kita cari Greesel, dia pasti lagi cari orang selanjutnya dengan gelisah, aku kasian liat dia yang mulai terguncang mental nya gara-gara kematian yang dia saksikan sendiri dan ga ada yang percaya sama dia" ucap Shani.

Shani pun beranjak dari sana dan mencari keberadaan Greesel di susul Zee dan Christy, namun Gracia menahan pergelangan tangan Lidya.

"Lid" cegah Gracia.

"Ya, kenapa?" Lidya kembali berbalik menatap Gracia dengan tatapan heran.

"Aku setuju ide kamu, kamu panggilan aja Roy Kiyosi, siapa tau dia bisa bantu" ucap Gracia setelah beberapa saat.

"Ci Gre! Ka Lidya! Ayo, malah kaya sinetron Indosiur di bawah pohon page pegangan segala" teriak Zee.

Seketika Gracia melepaskan pegangan nya dan mereka pun tampak canggung.

"Ayo Ci! Keburu hujan" teriak Christy kali ini.

"Panas gini keburu hujan!" Heran Zee mendorong bahu Christy.

"Hehe daripada keburu imsak, kan masih lama" balas Christy.

Ada saja ke randoman dua anak itu.

"Eh malah kaya film prindavan ya hahah, tiba-tiba ada yang nyanyi, ga mandi ge gaya, ga mandi gaya" canda Zee sambil nyanyi.

"Hah! Ga mandi ge gaya?" Heran Christy cengo.

"Koi Mili gaya Zoy bukan ga mandi ge gaya" ucap Christy setelah mengerti beberapa saat.

"Kan versi Sunda" balas Zee.

"Mana bisa gitu" protes Christy.

"Udah ayo!" Zee berlalu sambil terus bernyanyi lagu versi Sunda nya.

"Ku ga butuh sampoooohhh..
Ga mandi ge gaya... Ga mandi gaya..., Ga mandi ge gaya...."

Back To Campus (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang