3.Hampir Kehilangan Nyawa

18.7K 1K 5
                                    

Happy Reading!
.

.
.
.

Aleesya menunggangi kuda sampai di sabana yang luas, di depan sana terlihat gunung yang menjulang tinggi.

Pemandangan yang tidak pernah ia lihat di Kerajaannya dan itu sangat menakjubkan.

"Putri, ini sudah terlalu lama, Yang Mulia Putra Mahkota akan mencari Anda" Kata Prajurit Liam, sedikit takut.

Ya, Aleesya memang keluar dari Istana bersama Liam, sebenarnya bukan itu rencananya.

Tapi karena prajuritnya itu mengetahui rencananya dan berniat memberitahukannya pada Kiel, dengan jurus memohonnya yang sudah ia jamin  ampuh, alhasil di sinilah mereka sekarang.

"Tunggu sebentar lagi, Liam" Jawab Aleesya, masih sibuk memandangi pemandangan di depannya.

srek.. srek..

Bunyi dari rerumputan panjang di belakang mereka.

Liam dengan sigap melindungi Aleesya. "Putri, tolong tunggu di sini, saya akan mencari tahu darimana asal suara itu"

"Apakah itu hantu? Maka jangan tinggalkan aku sendiri, Liam!" Liam melongo, bukan perampok atau hewan buas yang Putri Aleesya takutkan, melainkan hantu?

Mana ada hantu di pagi buta seperti ini!

"Tidak, Putri! Saya akan mencari tahu" Mendapat anggukan kecil dari Aleesya, membuat Liam dengan cepat mencari tahu asal suara itu.

Aleesya yang tadinya berbinar menatap pemandangan, menjadi merinding sendiri. Bagaimana jika hantu itu tiba-tiba muncul di depannya? Membayangkan saja membuat Aleesya takut.

srek.. srek..

Suara itu kembali terdengar, "Liam, apa kau di sana?" Teriak Aleesya.

Tidak ada jawaban dari sana. Takut dengan segala hal yang akan muncul dalam rerumputan itu, Aleesya melajukan kudanya menjauhi rerumputan itu.

"Kenapa buku-buku itu tidak pernah menceritakan tentang hantu yang ada di Kerajaan Atarah?" Omel Aleesya, saat mengingat buku yang ia baca hanya bertuliskan keindahan Kerajaan Atarah.

Aleesya kembali melajukan kudanya tanpa tujuan, ia melihat sebuah Castle yang di kelilingi tembok besar dan penjagaan yang ketat.

Bahkan Kerajaan Atarah sendiri tidak memiliki penjagaan seketat itu.

Dengan otak keingintahuaannya, Aleesya mendekati Castle itu hingga tak terasa jika ia sudah terlalu dekat.

Menyadari itu, Aleesya cepat-cepat berbalik, tapi ia urungkan ketika mendengar suara pertengkaran di dekat sana.

Aleesya turun dari kudanya dan mendekat, ia melihat seorang pria yang memunggunginya sedang berhadapan dengan wanita cantik yang ia tebak adalah seorang bangsawan, melihat dari bagaimana cara wanita itu berpakaian, sudah menjelaskan semuanya.

"Tapi aku mencintaimu" Kata wanita itu lirih, sedangkan laki-laki di depannya bersikap acuh.

"Lupakan semua itu, Aruna, kita sudah tidak memiliki hubungan"

Perempuan yang dipanggil Aruna itu menangis, "maafkan aku.. aku mohon maafkan aku"

Aleesya melotot dengan apa yang dilihatnya, "meraka sangat... Menjijikkan" Komentar, Aleesya.

srek..

Tiba-tiba sebuah pedang berada di depan leher Aleesya, membuat Aleesya menjerit kaget.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang