24.Hujan Penuh Berkah

20.2K 1K 32
                                        

DISCLAIMER❗

CHAPTER INI MENGANDUNG UNSUR 🔞

UNTUK YANG USIANYA DI BAWAH 18+ TOLONG KLIK KEMBALI!!!

YANG NURUT YA DEK YA...

Happy Reading!
.
.
.
.

Udara malam ini terasa sangat dingin, hujan turun dengan sangat deras. Tapi tidak dengan satu orang yang daritadi meracau kepanasan.


Aleesya sudah menanggalkan seluruh gaunnya, menyisakan korset dan dalaman yang melingkari tubuhnya.

Areez sudah mati-matian menahan sisi dirinya yang lain, ia berusaha tidak menerkam Aleesya yang saat ini sedang dalam posisi tidak sadar.

Tapi, Aleesya seakan tidak membiarkan diri Areez tenang sedikitpun.

Lihat saja, sekarang Aleesya sudah berjalan ke arah Areez dan melingkarkan tangan kecilnya di leher Areez. "Kenapa kau tampan sekali?" Aleesya menatap Areez memuja. "Kau tampan, dan aku suka"

Sedetik kemudian Aleesya merengut kesal, "tapi wajah tampan ini, ini benar-benar kesialan" Aleesya menangkup kedua pipi Areez.

"Para wanita selalu memekik kegirangan saat melihat wajahmu, begitu pula Aruna, dia selalu membuatku kesal, aku tidak akan membiarkannya menatap wajahmu!" 

Aleesya mendorong tubuh Areez ke sofa lalu ikut duduk di pangkuan Areez. "Akh!" Areez memejamkan matanya, menahan sesuatu yang sejak tadi ingin keluar.

"Hentikan, Asya, sebelum aku kehilangan akal" Areez berusaha menyingkirkan Aleesya dari pangkuannya, tapi Aleesya malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Antara aku dan Aruna, kau lebih suka siapa?" Tanyanya, memainkan dada Areez menggoda.

"Kalian sama-sama punya kelebihan"

"Ya, dia memiliki kelebihan di dadanya, sedangkan aku?" Aleesya melihat ke arah dadanya, membuat Areez terbatuk. "Kau tidak menyukaiku karena dadaku kecil, ya?"

Jika dibandingkan Aruna, tubuh Aleesya memang terbilang biasa saja. Tapi jika berbica soal wajah, sungguh, tidak ada yang bisa menandingi kecantikan Aleesya.

Dia benar-benar bak bulan purnama.

"Tidak, bukan begitu, kenapa pikiranmu tiba-tiba ke sana? Sekarang siapa yang mesum?" Aleesya menyengir dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Areez.

Areez kembali memejamkan mata. Sungguh, Aleesya benar-benar menguji dirinya.

Areez adalah pria sejati, dia tidak mau mengambil kesempatan saat Aleesya sedang tidak sadarkan diri seperti sekarang.

"Asya, berhenti menggodaku, jika kau tidak mau aku kehilangan akal sehatku" Areez berusaha menjauhkan Aleesya dari dirinya.

Tapi Aleesya malah memekik kesakitan saat merasakan rambutnya terkait di kancing pakaiannya. "Rambutku, kau menjambak rambutku!" Aleesya berusaha menarik rambutnya dari kancing Areez.

Dan Areez benar-benar merasa frustasi saat merasakan tubuh Aleesya bergerak diatasnya.

"Sshh.. Rambut sialan, kenapa kau tidak mengikatnya saja!" Desis Areez berusaha menarik rambut Aleesya dari kancingnya.

"Berhenti menggerakkan badanmu, Asya!" Bentak Areez, dengan wajah merah, menahan gairah.

Tapi Aleesya dan segala gebrakannya benar-benar membuat Areez kehilangan akal. Aleesya mengelus rahang Areez, lalu tangannya turun ke leher dan kemudian dada Areez.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang