Happy Reading!
.
.
.
.Areez memasuki ruangan William dengan langkah tergesa, tangannya memegang dokumen yang sekarang sudah tak berbentuk akibat telah ia remas.
Membuka pintu itu kasar, Areez menatap William nyalang. "Apa ini, ayah?"
"Pemegang kekuasaan militer tertinggi, pemilik Asrama Pendidikan yang sangat di sanjung di seluruh negeri, aku pikir kau tidak buta huruf untuk sekedar membaca surat itu" Balas William.
"Aku tidak main-main, ayah! Surat cerai? Apa maksud semua ini? Aku tidak mau menandatanganinya!" Areez merobek surat itu menjadi beberapa bagian dan melemparnya ke udara.
"Ayah masih punya banyak salinannya, kau bisa merobeknya lagi kalau mau"
Areez memejamkan matanya, sungguh akhir-akhir ini Areez sudah sangat lelah. William seolah tak memberinya celah sedikitpun tentang keberadaan Aleesya.
Dan sekarang, tiba-tiba saja Areez mendapat dokumen surat cerai yang sudah ada di atas meja kerjanya.
Siapa lagi yang berani menyampaikan surat sepenting itu jika bukan ayahnya.
"Ayah, kumohon.. Jangan mempersulit aku" Ucap Areez, dengan wajah tak berdaya.
"Kau yang mempersulit dirimu sendiri, jika dari awal kau memperlakukan Aleesya dengan baik, mungkin sekarang Aleesya masih di sini"
"Ya, aku tahu kesalahanku, tapi perceraian.. Bukan ini jalan yang kumau"
"Ayah, ku mohon.. Jangan halangi aku untuk bertemu istriku, setidaknya izinkan aku untuk menjelaskan semuanya" Pinta Areez, sungguh-sungguh.
"Menjelaskan apalagi? Menjelaskan tentang kenapa kau memukulnya apa menjelaskan tentang bagaimana kau berselingkuh darinya?"
"Ayah, aku tidak pernah berselingkuh! Ya, aku mengakui kesalahanku yang terlalu peduli pada Aruna, tapi tidak pernah terpikir di kepalaku untuk meninggalkan Asya demi Aruna"
"Lalu memukulnya?"
Areez menunduk. "Aku bodoh, ayah bisa melakukan apapun untuk membalas perbuatanku, meskipun aku tahu balasan apapun tidak bisa membuat sakit hati Asya menghilang begitu saja"
William tertawa, "kau tahu itu, jadi jangan harap untuk bertemu dengannya lagi! Segera tanda tangani itu"
Melihat William yang hendak pergi, Areez langsung berlutut di depannya. "Ayah, kumohon.. Aku harus melakukan apalagi? Akhir-akhir ini terasa lebih berat, aku mencoba mencari ke setiap negeri, tapi aku masih tidak dapat menemukannya"
"Kumohon ayah.. Jangan siksa aku seperti ini, aku mengakui kekalahanku, kembalikan Asya padaku, kumohon.. " Lirih Areez, dengan keadannya yang tidak bisa di bilang baik.
William menghempaskan tangan Areez, lalu berjalan pergi begitu saja.
✧༺♛༻✧
"Sedang merenung, Putri?" Aleesya tersentak kaget saat melihat kedatangan Erick.
"Apa yang kau lakukan di sini, Duke?" Tanya Aleesya, menatap Erick datar.
"Hanya ingin melihat keindahan Tuhan yang paling cantik" Ungkapnya, menatap Aleesya dengan senyum mengambang.
"Aku harus kembali" Aleesya beranjak dari duduknya, membuat Duke Erick mengikutinya.
"Aku yakin Kenneth tidak akan suka melihatmu mengikutiku" Ucap Aleesya, masih konsisten melangkahkan kakinya.
"Aku bisa meluluhkannya, tidak ada yang gratis di dunia ini, Putri, apalagi jika untuk mendapatkan Anda"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
FantasyBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?