41.Kerajaan Aurorise

11.6K 882 43
                                    

Happy Reading!
.
.

.
.

Sejak di perjalanan Kenneth sama sekali tidak membuka suara, seolah ingin memberi Aleesya ruang, Kenneth hanya melihat seluruh tubuh Aleesya kemudian memeluknya erat.

Aleesya hanya diam, melihat keluar kereta kuda dengan tatapan kosong. Ia tidak tahu, apa langkah yang ia ambil benar atau tidak.

Di satu sisi ia ingin bebas dari cengkraman Areez, tapi di sisi lain ia takut, takut apa yang akan Areez lakukan setelahnya.

Areez itu kejam.

"Al, kita sampai" Ucap Kenneth, membuyarkan lamunan Aleesya.

Kenneth membantu Aleesya untuk turun dan Aleesya bisa melihat di depannya adalah Istana besar yang menjulang tinggi.

Itu adalah Istana ibunya, tentunya dulu sebelum ibunya menikah dengan ayahnya.

"Kenn, ini.. "

"Aku bisa menjelaskannya nanti, ayo kita obati lukamu" Kenneth menggiring Aleesya untuk masuk.

Aleesya hanya bisa tercengang kala melihat para Prajurit dan Pelayan menunduk hormat pada Kenneth.

Dan yang paling tidak masuk akal, mereka memanggil Kenneth..

Putra Mahkota?

Apa semua ini?

Kenneth menuntun Aleesya memasuki sebuah kamar besar yang ternyata sudah ada tabib yang menunggu. "Putra Mahkota" Tabib itu menunduk kala melihat Kenneth.

Aleesya melirik Kenneth meminta penjelasan, tapi Kenneth langsung menarik tangan Aleesya untuk duduk.

"Obati lukanya dan katakan apa penyebabnya!" Tegas Kenneth.

Tabib itu mulai mengobati luka Aleesya, dari sudut bibirnya yang bengkak, leher dan lengannya yang merah kemudian beberapa luka goresan kaca di setiap titik tubuh Aleesya.

"Bekas tamparan, bekas cekikan, bekas cengkraman, bukan begitu, Putri?" Tanya tabib itu.

"Duchess" Ralat Aleesya membuat tabib itu terbatuk kecil.

"Putra Mahkota membawa istri orang?"

"Kau ini, dia adikku!" Meringis kecil, tabib itu memilih mengundurkan diri dari sana.

"Areez benar-benar melakukan itu, Al?" Aleesya memilih diam, dan Kenneth langsung paham akan hal itu.

"Dave!" Panggil Kenneth, membuat seseorang dengan pangkat yang kurang lebih sama dengan Panglima Finley, masuk.

"Siapkan para Prajurit, kita serang Kediaman Duke Lounder" Perintah Kenneth, dengan rahang yang mulai mengeras.

"Kenn, tidak!" Aleesya menahan tangan Kenneth yang hendak pergi.

"Al, dia menyakitimu, aku tidak akan diam melihat ini!"

"Kau pikir kau akan menang melawannya? Bukankah kau yang paling mengenalnya? Dengan kau menyerangnya sama saja dengan kau menyerahkan diriku padanya" Jelas Aleesya.

Kenneth mengacak rambutnya frustasi.

Kenapa di saat-saat seperti ini dia seperti tidak memiliki kuasa?

Semua yang Aleesya katakan benar, terlalu sulit mengalahkan Areez.

Jujur saja, jika Kenneth memaksakan diri untuk menyerang Kediaman Areez, hanya sampai depan Kediaman saja Kenneth yakin para Prajuritnya akan terserang habis.

Tingkat kelayakan Prajuritnya masih jauh di bawah Areez.

Aleesya memegang tangan Kenneth menenangkan, "Kenn, yang terpenting sekarang aku sudah baik-baik saja"

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang