16.Amarah Yang Meluap

14.4K 818 35
                                    

Happy Reading!
.

.
.

Ternyata, Aleesya tidak mendapat panggilan untuk eksekusi.

Mungkin Areez masih mengasihinya.
Atau dia sadar jika kekasihnya memang kaum kelas rendahan yang tidak cocok bila dibandingkan dengan Aleesya?

Oh tentu saja! Aruna sebagai penyuka suami orang tentu tidak cocok dengan Aleesya yang menjadi incaran kaum pria. Meskipun itu terlihat percaya diri, tapi itu memang benar, Aleesya adalah incaran kaum pria.

Sebelum menikah, kegiatan Aleesya adalah menolak semua lamaran dari berbagai Pangeran. Ah, Aleesya jadi merindukan masa itu.

Jika tau akan hidup di tengah bayang-bayang sepasang kekasih yang belum selesai dengan masa lalunya, mungkin Aleesya akan menerima salah satu lamaran itu.

Seperti lamaran dari Pangeran Kerajaan Ambara? Atau Pangeran Kerajaan Ludwig? Tapi, Duke Danwill dari Kerajaan Dinger juga tidak kalah tampan.

Oh, astaga sudah cukup!

Aleesya akan merutuki nasibnya jika terus memikirkan hal itu, sekarang yang Aleesya lakukan adalah kembali menatap cermin meja riasnya.

Lebih tepatnya meja rias barunya, karena yang lalu sudah hancur berkeping-keping oleh belaian sang suami.

Oh, sial!

"Aku tidak suka merah muda" Aleesya menggeleng, kala Lena mengeluarkan gaun berwarna merah muda.

Ngomong-ngomong soal Lena, setelah Aleesya tau jika pelayannya dibawa ke penjara bawah tanah, Aleesya mengancam Areez kalau dirinya akan mogok makan sampai Lena dan 2 prajurit itu dikeluarkan.

Entah takut dengan ancaman Aleesya atau memang Areez yang tidak mau ambil pusing, malam itu juga Areez mengeluarkan Lena dan 2 prajurit itu dengan tubuh mereka yang sudah dipenuhi luka.

"Tapi Duke meminta Anda untuk memakai gaun ini" Aleesya menghela nafas panjang.

Areez dan kepala batunya, baiklah untuk malam ini ia akan menurut.

Malam ini Aleesya dan Areez memang akan menghadiri pesta di Kediaman Noah Aldrich, Viscount Vereza yang sedang merayakan hari pernikannya.

Sebenarnya Aleesya sedikit bingung dengan Areez, biasanya dia menolak datang ke acara yang menurutnya tidak penting, seperti undangan ini contohnya.

Tapi kali ini dia menyempatkan sedikit waktunya ditengah kesibukannya untuk datang ke acara Viscount Vereza. Sepertinya mereka mempunyai hubungan dekat, entahlah.

Tok.. Tok.. Tok

Pintu kamar Aleesya diketuk, Lena membuka pintu itu dan menampilkan Panglima Finley dengan wajah andalannya, datar.

"Duke menunggu Anda" Aleesya mengangguk tanpa mengalihkan tatapannya pada cermin di depannya.

Setelah dirasa puas dengan penampilannya, ia mengikuti Panglima Finley menuju tempat dimana Areez berada.

"Hei, Finley!" Sapa Aleesya, ketika mengikuti langkah Panglima Finley.

"Kau tidak cemburu melihat kekasihmu bercumbu dengan wanita lain? Apa kekasihmu itu menyukai pria dan wanita?" Tanya Aleesya.

Tentu yang dimaksud kekasih di sini adalah Areez.

"Apa kau juga begitu? Apa kau memiliki kekasih lain? Kekasih yang benar-benar perempuan?" Panglima Finley tidak menanggapi ocehan Aleesya.

Dan Aleesya tentu tidak akan diam begitu saja, ia terus memprovokasi Panglima Finley meskipun ia tau, tidak akan ada yang keluar dari mulut Panglima Finley.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang