48.Bersiap

16.9K 1.1K 59
                                    

Happy Reading!
.
.
.
.

Berbeda dari pagi biasanya yang begitu tenang, pagi ini seluruh negeri dibuat gempar oleh berita mengenai Kerajaan Atarah yang akan berperang dengan Kerajaan Thunder.

Tentu saja, hampir semua orang berpikir jika Kerajaan Thunder memilih langkah yang salah, karena mereka berani membangunkan Monster Perang.

Areez sudah memakai baju zirahnya, menatap pantulan dirinya di depan cermin, Areez menghela nafas panjang.

Ia melangkahkan kakinya keluar dari Kediaman dan menatap seluruh pasukannya yang sudah siap untuk berangkat ke medan perang.

Melirik Panglima Finley, Areez menepuk bahunya dan membisikkan sesuatu, “nanti berpisah setelah keluar dari Wilayah Lounder”

“Anda tidak mau berubah pikiran, Duke? Tidak bisakah hamba menemani Anda?"

"Tuan Muda Arsen juga tidak jadi ikut, saya tidak bisa membiarkan Anda sendiri, Duke” Ucap Panglima Finley, masih berusaha keras membujuk Areez.

Arsen memang tidak jadi ikut perang, itu semua karena ada masalah di Desa Amerta.

Jembatan yang mereka buat tiba-tiba roboh dan menyebabkan beberapa korban terjatuh.

Oleh karena itu, Areez memerintahkan Arsen untuk menyelidiki kejadian itu. Ada atau tidaknya Arsen, tidak membuat pengaruh besar di medan perang.

Paling Arsen hanya bisa merengek dan mengacau, jadi lebih baik di perintahkan untuk tugas lain saja.

“Pasukan Bayangan dan Pasukan Immortal akan mencari keberadaan Asya, saat mereka menemukannya, bantu aku untuk memantau keadannya” Perintah Areez, membuat Panglima Finley mau tak mau menurut.

Menuruni undakan tangga yang ada di Kediamannya, Areez menatap ribuan pasukannya dengan tatapan tajam.

“Setelah ini kita akan pergi, kita akan mempertahankan tanah air dari orang-orang yang ingin mengakusisi Tanah Lumina sebagai milik mereka”

“Akan banyak nyawa yang dipertaruhkan, akan banyak nyawa yang menghilang, tapi aku yakin dengan potensi kalian, pasukan kita tidak akan bisa ditaklukkan begitu saja, tapi..” Areez menggantung ucapannya, dan menatap para pasukannya secara menyeluruh.

“Aku tidak akan memaksa, aku tidak akan menghakimi, bagi kalian yang tidak berani dan merasa nyawa kalian lebih berharga, kalian bisa membubarkan diri dari sekarang!”

Tidak ada yang membubuhkan diri, mereka semua masih berdiri tegap dengan pandangannya yang lurus kedepan.

Areez mengangguk, “seperti biasa, kalian tidak pernah mengecewakanku”

“Hidup Duke Lounder!” Teriak Panglima Finley.

“Hidup Duke Lounder!”

“Hidup Duke Lounder!”

“Hidup Duke Lounder!”

Terdengar teriakan yang menggema dari barisan pasukan. Areez mengangkat tangannya, membuat suara itu seketika berhenti. “Kita berangkat, sekarang!”

✧༺♛༻✧


Aleesya menatap dirinya di pantulan cermin, ia merasa badannya sedikit berisi, perutnya juga mulai membuncit. Mengelus perutnya pelan, Aleesya menoleh kala mendengar pintunya terbuka.

Melihat Kenneth yang berjalan masuk, Aleesya memutar bola matanya malas. “Jangan terlalu kesal padaku, kau mau anakmu mirip aku?” Tanya Kenneth, mendudukkan dirinya di sofa yang ada di sana.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang