36.Salahku?

12K 825 50
                                    

Happy Reading!
.
.
.
.


Aleesya meminum obat pencegah kehamilan yang ia beli secara sembunyi-sembunyi oleh bantuan Lena.

Entahlah, melihat Areez seperti kemarin semakin membuat Aleesya takut.

Apalagi melihat hal-hal yang berkaitan dengan Aruna masih ada di Kediaman ini.

Di satu sisi Aleesya ingin mempercayai Areez, tapi di sisi lain Areez seolah mencurigakan untuknya.

Saat mendengar ada yang membuka pintu, Aleesya buru-buru menaruh obatnya di dalam laci.

Aleesya melihat Areez yang baru saja memasuki kamarnya.

Dengan senyum mengembang, Aleesya menghampiri Areez dan mengalungkan tangannya di leher Areez.

"Kau sudah melakukan perintahku?"

Aleesya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Baiklah, aku harus mandi" Ucap Areez, mengecup bibir Aleesya.

"Aku juga belum mandi" Bisik Aleesya.

Areez tersenyum miring mendengarnya, "menggodaku, hm?" Areez mengangkat tubuh kecil Aleesya ke dalam gendongannya.

Dan setelahnya, terjadilah satu kesatuan itu.

✧༺♛༻✧

Pagi ini Aleesya bangun dengan tubuhnya yang masih ada dalam pelukan Areez, mereka masih sama-sama telanjang akibat pergulatan mereka semalam.

Aleesya berbalik menatap Areez dengan senyum kecil. Wajah tenang Areez saat sedang tidur adalah favoritnya, tangan Aleesya mulai menyusuri anggota wajah Areez.

Dari alis, mata, kemudian turun ke hidung.

"Sudah puas menatapku?" Areez tiba-tiba membuka mata, membuat Aleesya melotot, kaget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah puas menatapku?" Areez tiba-tiba membuka mata, membuat Aleesya melotot, kaget.

"Kau tampan" Puji Aleesya.

"Aku akan menurunkan ketampanan ini untuk mereka" Areez mengelus perut polos Aleesya, membuat Aleesya menarik dirinya menjauh.

"Kau lapar? Kita sudah melawatkan sarapan" Tanya Areez, saat melihat jendela sudah cerah.

Aleesya menggeleng, "aku lelah"

Areez tertawa, lalu menarik Aleesya untuk kembali ke pelukannya. "Padahal aku mau lagi"

"Tidak, aku benar-benar lelah, kau bermain seperti orang kesetanan!" Keluh Aleesya, saat mengingat kejadian semalam.

Areez seakan tak membiarkannya istirahat, setelah mendapat pelepasan, Areez kembali menggaulinya, begitu terus sampai pagi hari.

"Aku merindukanmu, kita sudah lama tidak melakukan itu" Balas Areez mengecup punggung polos Aleesya.

"Tapi tidak berkali-kali juga!" Kesal Aleesya.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang