Chapter ini mengandung unsur 🔞
Jika kalian masih berusia dibawah 18 tolong menjauh dari cerita ini!!!Happy Reading!
.
.
.Areez berdecak, ia sudah mengganti berbagai macam posisi tidur, tapi matanya seakan sulit untuk di pejamkan.
Padahal saat berada di Kediaman, Areez hampir tidak pernah tidur larut malam.
Areez beranjak dari tidurnya dan berjalan keluar kamarnya, ia melihat Panglima Finley yang masih berjaga di depan kamarnya.
"Apa Anda membutuhkan sesuatu, Duke?" Tanya Panglima Finley.
"Kita akan kembali ke Kediaman" Perintahnya.
"Sekarang, Duke?" Tanya Panglima Finley memastikan.
"Sejak kapan kerjamu jadi lamban seperti itu, Finn?" Ketus Areez, membuat Panglima Finley menunduk patuh.
"Baik, Duke, saya akan menyiapkan kereta kuda untuk Anda"
"Tidak usah kereta kuda"
"Tapi di luar masih hujan, Duke"
"Memakai kereta kuda hanya membuang waktu, Finn! Ikuti perintahku, dan berhenti mendebabtku!" Panglima Finley mengangguk lalu berbalik, tapi suara Areez kembali membuatnya menghadap Areez.
"Panggilkan Kepala Pelayan untukku"
"Baik, Duke"
Tak lama, datang Kepala Pelayan yang membungkuk hormat pada Areez, "salam Duke, apa Anda memanggil hamba?"
"Aruna sudah tidur?"
Kepala Pelayan itu mengangguk, "sudah Duke, nona Callan sudah tidur"
"Bagaimana dengan keadannya?"
"Sudah lebih baik dari sebelumnya, Duke"
Areez mengangguk, "baiklah, terus pantau keadaannya dan jika ada apa-apa kau bisa mengirim seseorang ke Kediaman"
"Baik, Duke"
✧༺♛༻✧
Aleesya bangun dengan tubuhnya yang berada di pelukan Areez, itu hal biasa yang ia lihat saat bangun tidur.
Aleesya memindahkan tangan Areez yang melingkar di perutnya.Setelah 3 hari penuh merawat Areez yang tiba-tiba berubah seperti bocah 5 tahun, akhirnya Aleesya bisa terbebas, karena sekarang kondisi Areez sudah mulai membaik.
Aleesya segera menyiapkan diri dan menata tatanan rambutnya. Pagi ini ia berencana untuk mengunjungi Desa Armerta untuk kegiatan amal.
Setelah selesai bersiap, Aleesya memoles wajahnya dan memakai pemerah bibir agar tidak terlihat pucat.
Aleesya kembali melihat penampilannya pada cermin besar di depannya, setelah dirasa pas, Aleesya beranjak dari sana dan bersiap untuk berangkat.
Tapi tangan besar yang memeluknya dari belakang berhasil membuat Aleesya tersentak kaget. "Apa yang kau lakukan, kau membuatku kembali berantakan!"
Aleesya berusaha melepas pelukan Areez, tapi bukannya lepas Areez malah menaruh kepalanya pada ceruk leher Aleesya.
"Akh!" Aleesya meringis saat merasakan Areez mengigit lehernya.
"Areez berhenti! Aku sudah telat, jangan main-main!" Amuk Aleesya.
"Mereka bisa melakukannya tanpamu, Asya" Balas Areez, dengan suara seraknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
FantasíaBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?