Happy Reading!
.
.
.
.
.Malam ini Aleesya sedang duduk di sebuah ayunan dengan pemandangan langit malam yang di penuhi bintang-bintang.
Di tangan Aleesya sudah ada sebatang rokok dengan 1 botol alkohol yang menemaninya. Aleesya menyesap nikotin itu dan menghembuskannya secara perlahan.
"Kenapa tidak memanggilku? Aku mencarimu kemana-mana" Celetuk Kenneth, duduk di ayunan yang berada di samping Aleesya.
Aleesya melempari Kenneth 1 kotak rokok dan diterima dengan baik oleh pria itu. Kenneth mulai menghidupkan satu batang rokok dan menyesapnya secara perlahan.
"Ah, nikmat dunia.. " Ucap Kenneth.
Aleesya meminum alkohol yang berada di tangannya langsung dari botol. Entahlah, malam ini suasana hatinya terasa tidak nyaman.
"Pangeran Elvan mengundangku ke acara pernikahannya dengan Putri Liona" Ungkap Kenneth, membuat Aleesya mengangguk.
"Kau tidak berniat mengajakku untuk pergi bersama, bukan?"
"Tentu saja tidak, itu sama saja dengan cari mati"
Aleesya tertawa. "Bukankah menurutmu hidup kita terlalu banyak aturan?"
"Dari kecil, kita harus menaati semua aturan Istana, dan sesudah keluar dari Istana masih harus menaati aturan suami, begitupun denganmu.. Kau masih harus menaati aturan di sini, ya meskipun aturan di sini lebih manusiawi daripada aturan di Eudora" Ungkap Aleesya, memberitahu isi kepalanya.
"Itu adalah konsekuensi hidup sebagai bangsawan, Al, mungkin hidup sebagai rakyat biasa menurutmu lebih menyenangkan tapi mereka juga memiliki kesulitan lain, mereka harus mencari uang dengan cara membanting tulang setiap harinya"
"Memang paling benar tidak usah hidup" Celetuk Aleesya, membuat Kenneth menatapnya serius.
"Kau kenapa?"
Aleesya menggeleng.
"Haruskah aku mengirimi Duke surat cerai?" Tanya Aleesya, menatap Kenneth.
"Itu yang aku tunggu"
Aleesya tertawa, "tidak mudah, aku harus mendapat persetujuan dari kedua Kerajaan, dan Kenn.. Apa menurutmu ayah akan menyetujuinya?"
"Jika dia masih bersikeras, aku sendiri yang akan turun tangan"
"Aku akan mencobanya" Putus Aleesya, pada akhirnya.
✧༺♛༻✧
"Huek.. Huek.. " Areez menutup mulutnya kala merasakan perutnya kembali bergejolak.
Akhir-akhir ini Areez sering merasakan mual dan nyeri di kepalanya, saat Areez memuntahkan isi perutnya yang terlihat hanya cairan bening saja.
"Sial!" Decak Areez, saat melihat itu.
Panglima Finley datang, membuat Areez menutup hidungnya. "Wewangian apa yang kau pakai, Finn?" Amuk Areez, membuat Panglima Finley menjauhkan dirinya, kemudian mengendus aroma tubuhnya sendiri.
"Saya memakai wewangian seperti biasa, Duke"
"Baunya sangat menyengat kau mem- huek, huek!" Areez kembali menutup mulutnya dan berlari ke arah kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
Viễn tưởngBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?