Happy Reading!
.
.
.Pagi ini Aleesya memutuskan untuk bangun lebih awal, itu semua ia lakukan karena udara pagi ini sedang sejuk.
Aleesya melihat cahaya matahari yang sedikit demi sedikit memancarkan sinarnya, Aleesya menutup mata seraya merasakan angin pagi yang menerpa wajahnya.
Tentu itu semua indah, sebelum pria yang memiliki rupa yang hampir mirip dengan suaminya bergabung dengannya.
"Kau sedang membayangkan menjadi tokoh utama di novel romansa?"
Aleesya berdecak, ia membuka mata dan melihat Arsen yang menatapnya mengejek. "Apa kau tidak memiliki pekerjaan lain selain menggangguku?"
"Kenapa kau suka sekali marah-marah?"
Aleesya memutar bola matanya malas, "lalu? Haruskah aku berbicara lemah lembut seperti kakak ipar tidak jadimu itu?"
Arsen berpikir, lalu sedetik kemudian ia bergidik ngeri. "Itu akan menakutkan, sepertinya kau memang cocok menjadi perempuan bertulang besi"
"Diamlah, aku sedang tidak ingin diganggu" Aleesya kembali menenangkan diri, mencoba tidak menganggap keberadaan Arsen.
Tapi, lagi-lagi Arsen kembali bersuara. "Apa semalam kau bertemu Aruna? Bagaimana? Apa kau menamparnya atau menjambaknya? Ah, apa kau menaruh racun di minumannya?"
Aleesya menghela nafas kasar, "sungguh, aku sedang tidak ingin mendengar nama perempuan itu"
Mengingat kejadian semalam benar-benar membuat Aleesya naik darah. Beraninya Aruna berbicara secara terang-terangan jika dia dan Areez masih saling mencintai.
Meskipun pernikahannya adalah pernikahan politik, tapi Aleesya tidak terima jika hanya dia yang menderita, sedangkan Aruna dan Areez bersenang-senang di belakangnya.
Akan Aleesya pastikan, itu tidak akan terjadi!
"Sepertinya ada kejadian menarik, ada apa?" Tanya Arsen dengan mata berbinar.
Jangan kaget, pria itu memang sangat semangat jika membahas sebuah gosip. Jika kalian ingin mengetahui gosip terpanas di Kerajaan ini, maka tanyakan saja pada Arsen.
Karena Arsen adalah mulut dari para mulut.
"Kenapa kau suka sekali ikut campur?"
"Cerita saja tidak usah malu-malu, kau tidak cocok bersikap malu-malu seperti perempuan"
"Ya, karena yang cocok menjadi perempuan adalah dirimu, mulutmu seperti ibu-ibu penggosip!"
Arsen memegang dadanya, "kau menyakiti hatiku"
"Ck, urus saja perempuan yang kau bawa semalam, sebelum ketahuan" Ucap Aleesya, membuat Arsen melotot.
"Bagaimana kau tahu? Padahal aku sudah berusaha untuk tidak terlihat"
"Berusaha tidak terlihat katamu? Bahkan kau secara terang-terangan mencumbu perempuan itu dari awal menginjakkan kaki ke Kediaman sampai memasuki kamarmu" Mengingat kejadian itu benar-benar membuat Aleesya mual.
Arsen menyengir, "benarkah? Tapi, yang harus kau tahu, perempuan itu sangat cantik, dia artis opera"
"Kutebak dia bodoh"
"Ya, sedikit, bagaimana kau tahu?"
"Tidak ada perempuan pintar yang mau bercumbu dengan laki-laki yang bukan suaminya"
Arsen tertawa terbahak-bahak, membuat Aleesya menatapnya bingung. "Kau membawa masalah pribadimu di sini, tenang saja, aku tidak akan membiarkan kakakku kembali pada Aruna"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
FantasyBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?