22.Anak Siapa?

13.4K 823 20
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Pagi ini Aleesya meninggalkan Areez yang sedang tidur nyenyak di kamar. Mengingat perkataan Kenneth kemarin, sepertinya Kenneth salah.

Karena setelah Aleesya perhatikan Areez selalu tidur cepat dan sampai pukul 7 pagi ini Areez sama sekali belum membuka mata.

Aleesya memasuki ruang makan dengan langkah anggun, tentu saja, jika dia berjalan dengan tidak anggun, ibunya pasti akan memarahinya.

Aleesya duduk di samping Kenneth yang seperti biasa, bertampang tanpa salah meski daritadi Raja Edward menatapnya tajam.

"Di mana Duke, Al?" Tanya Raja Edward.

"Duke masih tidur Yang Mulia, sepertinya dia kelelahan, aku tidak tega membangunkannya" Jelas Aleesya, yang sebenarnya adalah kebohongan besar.

Karena yang terjadi, daritadi Aleesya sudah berusaha membangunkan Areez, tapi Areez selalu mengatakan sebentar lagi, sebentar lagi, dan sebentar lagi. Membuat Aleesya kesal dan berakhir meninggalkannya.

"Lelah? Memangnya semalam kalian melakukan apa?" Bisik Kenneth, membuat Aleesya menatapnya tajam.

"Apakah dia benar-benar belum bangun?" Kali ini Kenneth bertanya dengan tampang serius.

Aleesya mengangguk. "Kau berbohong ya mengenai jam tidurnya?"

"Tidak, dia benar-benar mengalami kesulitan tidur! Bahkan dulu julukannya monster berjalan" Balas Kenneth benar-benar serius.

"Berhenti mengajak kakakmu berbicara, Al!" Tegas Ratu Elena.

"Aku yang mengajaknya berbicara lebih dulu, ibu" Balas Kenneth, membela.

"Tidak usah membelanya, itu hanya membuatnya semakin manja! Dan kau Aleesya, jangan senang dulu karena Duke selalu membelamu, saat Duke menemukan wanita yang lebih cantik darimu, dia pasti akan meninggalkanmu"

Kenneth menghela nafas panjang. "Ibu, aku mohon jangan menyalahkan Aleesya terus-menerus"

"Dia memang pantas disalahkan!"

Aleesya menggeleng kala melihat Kenneth hendak membalas perkataan ibunya.

"Lupakan masa lalu, El, anak-anak sudah mulai dewasa, kau tidak boleh berpaku pada masa lalu" Ujar Raja Edward.

"Bagaimana aku bisa melupakan masa lalu, jika setiap malam aku selalu dihantui rasa sakit? Dan itu semua karena dia!" Ratu Elena menatap Aleesya tajam, dan Aleesya tentu sudah biasa dengan hal itu.

Aleesya jelas tahu, dirinya adalah biang dari semua masalah. Ingin memberontak dan berteriak jika selama ini dia juga merasakan sakit pun tidak akan mengubah segalanya.

"Maafkan saya, Yang Mulia Ratu" Hanya itu yang bisa Aleesya katakan.

"Kau membuat nafsu makanku menghilang" Ratu Elena beranjak dari duduknya dan berjalan pergi.

Raja Edward menghela nafas panjang. "Aleesya, jangan beritahu hal ini pada Duke Lounder, kau mengerti kan?"

Tak!

Kenneth menaruh sendoknya dengan sedikit membanting. "Anda lebih mementingkan reputasi Anda daripada perasaan putri Anda, Yang Mulia?"

"Kenn, sudah cukup" Aleesya menatap Kenneth memohon.

"Orang dengan seribu kesalahan sepertimu tidak cocok berkata seperti itu" Raja Edward berdiri dari duduknya dan ikut keluar dari ruang makan.

"Al.." Florence menatap Aleesya sendu.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang