10.Pria Tua Mesum

19.5K 898 3
                                    

Happy Reading!

.
.
.
.

Aleesya tersentak kaget saat melihat ada seorang pria yang tidur di sampingnya. Ah, Aleesya baru menyadari jika sekarang ia sudah menikah.

Aleesya berbalik dan menatap wajah tenang Areez saat tidur. Jika sedang tidur, pria itu terlihat lebih tampan.

Aleesya bisa melihat dengan jelas, struktur wajah Areez terlihat sangat tegas. Cocok dengan sifatnya yang memang suka menakut-nakuti orang.

Dan alis tebal itu.. Aleesya sangat penasaran, apakah itu asli?

Aleesya membawa tangannya untuk menyentuh alis milik Areez, tapi sebelum itu terjadi..

"Sudah puas menatapku, Duchess?" Aleesya melotot dan buru-buru beranjak dari tidurnya.

"Aku tidak menatapmu, hanya saja, apa kau menambal alismu?"

Areez mengerutkan dahinya, pertanyaan konyol macam apa itu?

"Lupakan! Aku harus mandi" Ucap Aleesya, saat menyadari pertanyaan konyolnya.

"Mau ku bantu?" Tanya Areez, menggoda.

"Dasar pria tua mesum!"

"Siapa yang kau panggil tua?" Aleesya berbalik dan menatap Areez mengejek, "entahlah, yang pasti bukan aku"

✧༺♛༻✧

"Aku akan sangat merindukanmu" Aleesya memeluk Kiel erat, kemudian berganti ke Florence.

"Kenn" Aleesya merentangkan tangannya dan memeluk Kenneth tak kalah erat.

"Kau tak perlu sedih, aku akan ikut denganmu"

"Apa!?" Pekik semua orang di sana, kecuali Areez.

"Kenapa kau harus ikut?" Tanya Ratu Elena tak terima, kemudian tatapannya beralih pada Aleesya.

Oh astaga! Dia tidak tahu apa-apa, kenapa seperti dia yang disalahkan?

"Tentu karena aku bukan bagian dari Kerajaan, aku kemari hanya untuk menghadiri pernikahan Aleesya"

"Ya, dia memang harus pergi, aku tidak tahu apa yang akan orang-orang bicarakan saat melihat dia di sini" Sahut Raja Edward.

"Reputasimu memang yang paling penting di atas segalanya, Yang Mulia" Balas Kenneth, menusuk.

"Pergilah Kenn, jangan membuat masalah" Kali ini Kiel yang menyahut.

"Apa kau juru bicaranya? Kenapa suka sekali ikut campur?"

"Kenneth Eugene Mevousa!" Bentak Raja Edward. "Pergi dari sini, aku tidak ingin melihat wajahmu lagi"

"Edward!" Ratu Elena memegang lengan suaminya.

"Dengan senang hati, Yang Mulia, satu lagi, namaku hanya Kenneth Eugene, tidak ada Mevousa lagi di hidupku"

"Kenneth!" Ratu Elena menatap Kenneth berkaca-kaca.

Kenneth mendekati ibunya, lalu mencium dahi ibunya cukup lama, setelah itu ia menghampiri Florence dan memeluknya erat, pecah sudah tangis Florence.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang