Happy Reading!
.
.
.
.Areez menyantap makan malamnya dengan tenang, di sisi kirinya ada Arsen yang juga menyantap makan malamnya dengan matanya yang terus melirik ke arah pintu masuk.
"Apa kakak ipar tidak ikut makan malam, lagi?" Tanya Arsen.
Pasalnya sudah 3 hari ini Aleesya tidak ikut makan bersama mereka, padahal biasanya Aleesya selalu semangat saat makan bersama.
"Apa kau bertengkar dengannya?" Tuduh Arsen, tepat sasaran. "Kenapa kalian suka sekali bertengkar? Apa itu bahasa cinta kalian?"
"Diamlah" Balas Areez.
"Jika terus begini, aku yakin hubungan kalian tidak akan berjalan lama" Ungkap Arsen terang-terangan.
"Jika itu terjadi, aku akan membunuhmu lebih dulu" Areez menyudahi makan malamnya dan berjalan meninggalkan Arsen sendiri.
"Kenapa dia suka sekali marah-marah?" Gumam Arsen, kembali menyantap makan malamnya.
"Sial, rasanya sepi saat tidak ada kakak ipar, apa aku harus mencari istri?" Arsen menggeleng, "tidak, tidak, sepertinya berganti wanita setiap malam lebih menyenangkan" Kekehnya, kembali menyantap makanan.
✧༺♛༻✧
Areez melirik penjaga kamar Aleesya, itu adalah Pengawal yang Aleesya pilih saat itu. Beraninya mereka memilih Pengawal tanpa persetujuannya.
Areez memasuki kamar Aleesya dengan langkah panjang, ia melihat Aleesya yang menyantap makan malamnya dengan menatap jendela luar kamarnya.
"Apa kau akan tetap bersikap seperti itu? Kau sangat kekanak-kanakan, Asya"
Areez tau, Aleesya tersentak kaget saat mendengar suaranya, tapi Aleesya sama sekali tidak menoleh padanya, dia masih sibuk menyantap makan malamnya.
Areez menghela nafas panjang, "bersiaplah, kita akan berangkat besok" Jelas Areez.
"Berangkat kemana?" Tanya Aleesya ketus.
Areez tersenyum kecil, "bukankah kau mau menghadiri acara ulang tahun Putri Florence? Ah, haruskah aku membatalkannya?"
Dengan sekali gerakan Aleesya sudah beranjak dari duduknya dan berlari menghampiri Areez, "tidak jangan dibatalkan! Kau serius kan?" Tanya Aleesya dengan senyum mengembang.
"Kau mau aku bercanda?" Aleesya menggeleng, "tentu saja tidak, aku tidak menerima pembatalan!"
Areez melihat pipi Aleesya yang masih merah akibat cengkramannya.
Tangannya mengelus pipi Aleesya membuat Aleesya tersentak, "tidak bisakah kau berhenti membuatku marah, hm?""Kau dulu yang membuatku marah" Kesal Aleesya. "Tapi, sekarang tidak lagi, lalu bagaimana dengan pekerjaanmu?"
"Reson sudah kembali, dia akan mengurusnya" Aleesya mengangguk, paham.
"Kau tidak mau memberiku hadiah?" Tanya Areez.
Aleesya menatap Areez sinis. "Jadi kau tidak ikhlas? Kau mau meminta apa?" Areez mengangguk, lalu melirik dada Aleesya.
Aleesya spontan mendorong Areez dan menutupi dadanya, "mesum!"
Areez tertawa, "apa? Aku tidak melakukan apa-apa"

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
FantasyBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?