27.Sakit

14.1K 785 23
                                    

Happy Reading!
.
.
.

Langit sore mulai tertutup awan gelap, rintikan hujan mulai turun dengan sangat deras.

Areez semakin mempercepat laju kudanya tanpa mempedulikan rintikan hujan yang membasahi tubuhnya.

Akhir-akhir ini Atarah memang sering turun hujan.

Areez sebenarnya tidak mau keluar Kediaman di musim hujan seperti ini, tapi Areez sudah terlanjur membuat janji temu dengan para prajurit di Batalyon.

"Duke!" Teriak Panglima Finley, saat melihat kuda yang ditumpangi Areez tiba-tiba berhenti secara mendadak.

Areez mengangkat tangannya, menandakan jika dia baik-baik saja.

Melihat ke depan, Areez menemukan seorang perempuan yang sangat familiar di matanya, perempuan itu sedang meringkuk kedinginan di sana.

Areez turun, di ikuti Panglima Finley di belakangnya. "Aruna?" Panggil Areez, membuat perempuan itu mendongak dan langsung memeluk Areez, erat.

"Areez.. " Cicit Aruna.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

"Dimana pelayanmu?" Lagi, lagi Aruna tak menjawab.

"Sepertinya nona Callan pingsan, Duke" Ucap Panglima Finley, membuat Areez merasakan pelukan Aruna yang mulai melemas.

Mau tak mau, akhirnya Areez menggendong Aruna dan membawanya menaiki kuda.

"Anda mau membawa nona Callan, Duke?" Tanya Panglima Finley.

"Kau mau aku meninggalkan dia ditengah hujan lebat seperti ini?"

Panglima Finley diam, tapi tak lama Panglima Finley kembali berbicara. "Tapi Duke, sepertinya Duchess tidak akan suka dengan hal itu"

Kali ini Areez yang diam.

"Kita bawa Aruna ke Kediaman Bugonvil" Ucap Areez, kembali melajukan kudanya.

Kediaman Bugenvil adalah Kediaman Areez yang berada di tengah-tengah perkebunan teh. Kediaman ini sering Areez datangi saat sedang lelah dengan tugas-tugas yang ia kerjakan.

Sesampainya di Kediaman Bugenvil, Areez menggendong Aruna ke salah satu kamar. Areez juga memerintahkan para pelayan untuk memanggil tabib dan mengganti pakaian Aruna.

Tak lama, tabib datang untuk memeriksa kondisi Aruna. Areez bisa melihat raut kaget tabib itu saat sedang memeriksa kondisi Aruna. "Apa ada masalah yang serius?"

Tabib itu berdiri, lalu menunduk. "Maaf Duke, saya merasakan ada 2 denyut nadi pada nona Callan"

Areez menaikkan 1 alisnya tak mengerti, "maksudmu?"

"Nona Callan sedang hamil, Duke" Jelas tabib itu, membuat tubuh Areez tiba-tiba menjadi kaku.

"Areez.. " Lirih Aruna, mecoba membuka matanya.

Areez melirik tabib itu, membuat tabib itu membungkuk hormat dan meninggalkan mereka berdua.

Areez mendekat, membuat Aruna beranjak untuk duduk, tapi Areez menahannya. "Berbaring saja"

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang