Happy Reading!
.
.
.
.Seperti yang Aleesya tebak, malam ini banyak pasang mata yang menatapnya memuja dan Aleesya sangat risih dengan itu.
Perayaan malam ini sangat meriah, banyak tamu Bangsawan dari berbagai Kerajaan. Dan hal itu mereka gunakan untuk menjalin hubungan kerjasama.
Seperti Kiel saat ini, ia berbicara mengenai Kerjasama perdagangan dengan Putra Mahkota Kerajaan Ambara.
Sebenarnya Aleesya tidak peduli, tapi masalahnya sejak tadi, Kiel terus-terusan menggandengnya dan membawanya ke sana kemari dengan alasan takut ia membuat masalah.
Padahal, ya memang benar, ia ada niatan untuk kabur. Tapi itu baru niatan, ia belum membuat rencana, ia masih takut bertemu pria-pria tadi.
Tunggu..
Apakah pria itu juga ada di acara malam ini? Melihat dari perangainya, ia sepertinya seorang bangsawan.
Aleesya mengedarkan pandangnya, takut-takut ada prajurit yang tiba-tiba menodongnya dengan pedang.
Pintu ruangan Ballroom terbuka, menampilkan Raja Arthur, Ratu Rosalie, Pangeran Elvan dan tentunya Putri Evelyn yang tampil memukau malam ini.
"Selamat malam semuanya, terimakasih telah meluangkan waktu untuk menghadiri acara hari lahir Putri kami, Putri Evelyn, nikmatilah acara malam ini dengan bahagia" Salam Raja Arthur dibalas tepukan tangan meriah oleh para tamu undangan.
Para bangsawan berbondong-bondong memberi selamat kepada Putri Evelyn, termasuk Florence yang entah sejak kapan sudah berbicara dengan Putri Evelyn dan para Putri lainnya.
"Kau tidak mau bergabung bersama mereka?" Tanya Kiel, menatap adik bungsunya.
Aleesya menggeleng cepat, "lebih baik mendengar pembicaraan kerjasamamu daripada harus mendengar para Putri memamerkan kekayaannya"
Kiel tertawa, adik bungsunya itu memang berbeda dari perempuan lainnya. Apakah dulu ibunya menginginkan seorang putra? Tapi yang keluar malah Aleesya? Entahlah.
Pintu ruangan Ballroom kembali terbuka, terlihat seorang pria tampan dengan struktur wajahnya yang hampir terbilang sempurna, alisnya yang tegas, tatapan matanya yang tajam, hidungnya yang mancung dengan bibir yang sedikit tebal.
Ditambah badannya yang tinggi tegap, membuat para Putri dan bangsawan memekik tertahan.
"Uhuk!" Aleesya terbatuk kaget saat tatapan matanya bertemu dengan pria itu.
"Kau tak apa?" Tanya Kiel, cepat-cepat memberi minum kepada Aleesya.
Aleesya mengangguk, ia tidak salah lihat kan?
Terdengar bisikan-bisikan kecil di sekitarnya.
"Apakah itu Duke of Lounder?"
"Siapa yang mengatakan dia seperti monster? Di banding monster dia lebih cocok di sebut seorang Dewa"
"Dia sangat tampan, aku rela menikahinya hari ini juga"
"Lounder sangat beruntung memiliki pemimpin seperti Duke Lounder"
"Apakah Duke Lounder belum memiliki istri? Jika belum, aku akan meminta ayahku agar melamarnya untukku"
Dan masih banyak bisikan-bisikan kecil lainnya.
Dia Areez Kyne Markie?
Duke of Lounder?
Habis sudah, siapapun tolong Aleesya!Sepertinya malam ini adalah malam terakhirnya berada di dunia, selamat tinggal semuanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
FantasyBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?