Happy Reading!
.
.
.
."Apa yang membawamu kemari, Aruna?" Tanya Areez saat melihat Aruna membuka pintu ruang kerjanya.
Tadi, para prajurit yang berjaga sempat melaporkan jika Aruna ingin menemuinya.
"Apa kau tidak merindukanku?" Tanya Aruna dengan suara lembutnya.
Itu sangat berbeda dari Aleesya yang berbicara seperti kembang api, meledak-ledak.
Sial, kenapa dia jadi memikirkan Aleesya?
Padahal sudah 5 hari ini Aleesya mendiaminya dan itu benar-benar membuat Areez frustasi.
"Keluar, jika kau hanya membahas hal-hal yang tidak penting"
"Aku merindukan dirimu yang dulu, kenapa sekarang kau seperti menjauhiku?"
"Keluar Aruna!"
Mendengar itu Aruna menghela nafas panjang, "baiklah, aku akan menyampaikan perihal anak-anak itu, mereka sangat giat belajar dan semakin hari mereka semakin pintar beradaptasi"
"Mungkin kau bisa menemui mereka sesekali? Maria sudah menyampaikannya bukan?"
Areez mengangguk. "Ya, kau melakukan pekerjaanmu dengan baik, aku akan memberikan bayaran yang setimpal dengan itu"
"Tidak, aku tidak membutuhkannya, yang aku butuhkan hanya kau tetap berada di sampingku"
"Kau bisa menjadikanku istri keduamu, aku rela" Balas Aruna, membuat Areez menatapnya tajam.
"Omong kosong apa yang kau bicarakan?"
"Kau masih mencintaiku, aku tahu itu dan aku juga masih sangat mencintaimu" Aruna mulai mendekat, kemudian mendudukkan dirinya di pangkuan Areez.
Tangannya mulai menyusuri setiap inci wajah Areez, kemudian dia membelai rahang Areez menggoda.
Wajahnya mulai mendekat, membuat Areez langsung menoleh. Aruna yang melihat itu kembali memundurkan dirinya dengan raut wajah kecewa.
Entah kenapa rasanya berbeda, jika dulu Areez dengan senang hati membalas ciuman Aruna, kali ini seperti ada yang menahan pergerakannya.
Areez mendorong Aruna dari pangkuannya. "Pergilah, sebelum aku menyakitimu"
Aruna beranjak dari duduknya, lalu dengan raut wajah kecewa dia membungkuk hormat pada Areez.
Tak sengaja, mata Areez melihat seseorang dengan rambut pirang keemasan mengintip ke arah mereka.
Itu membuat Areez menyeringai kecil. "Berhenti" Perintah Areez, saat melihat Aruna hendak berjalan pergi.
Areez mendekati Aruna, lalu membawa tubuh Aruna menabrak pintu ruang kerjanya. Sengaja, agar Aleesya dapat mendengar jelas pembicaraan mereka.
"Kau mau menjadi yang kedua?" Tanya Areez sedikit keras.
"Yang pertama atau yang kedua, kau tetap mencintaiku, aku bisa melakukan apapun untukmu" Ungkap Aruna, membelai rahang Areez.
"Apapun?" Tanya Areez kembali.
"Ya, aku bisa bersamamu semalaman kalau kau mau"
Areez tersenyum penuh kemenangan, ia bisa membayangkan raut wajah kesal Aleesya saat ini. "Benarkah? Kau mau jika malam ini kita menjalani malam yang panjang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
FantasyBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?