29.Berbohong?

13.6K 788 96
                                    

Happy Reading!
.
.
.
.

Setelah mendapat kabar jika kesehatan Aruna semakin memburuk, Areez segera menuju Kediaman Bugenvil.

Areez memasuki Kediaman Bugenvil dengan langkah panjang, ia membuka kamar yang ditempati Aruna dan melihat Aruna masih terbaring lemah.

"Kenapa kau meninggalkanku?" Lirih Aruna.

"Aku tidak bisa terus-terusan berada di sini, aku punya banyak pekerjaan"

Aruna menatap Areez dengan raut wajah sedih. "Aku hanya mau berada di dekatmu, aku tidak mau minum obat jika tidak bersamamu"

"Omong kosong apa yang kau katakan?" Amuk Areez.

"Aku akan memanggil Pangeran Elvan" Aruna menggeleng lalu mengambil gunting yang entah sejak kapan berada di dekatnya.

"Jika kau memanggilnya, aku akan menusuk perutku" Ancam Aruna, memposisikan gunting itu ke perutnya.

"Kau sudah gila!? Ada anakmu di sana!"

"Aku tidak mau dia, aku hanya mau bersamamu, Areez" Tangis Aruna, membuat Areez mendekat, lalu dengan sekali tarikan Areez berhasil mengambil gunting itu dari tangan Aruna.

"Aku hanya mau bersamamu, Areez" Ulang Aruna untuk yang kesekian kali.

"Berhenti menangis, minum dulu obatmu" Areez mengambil ramuan yang telah tabib siapkan.

Aruna menggeleng, "aku tidak mau jika kau tidak di sini"

"Aku akan di sini"

"Berjanjilah"

"Aku janji, ayo, minumlah dulu" Aruna segera meminum ramuan yang Areez berikan hingga tandas.

"Apa orang tuamu tau kau hamil?"

Aruna menggeleng, "kau tahu, mereka tidak pernah peduli, aku berada di sini selama 1 minggu saja mereka tidak mencariku"

"Cepat atau lambat, semuanya harus tahu, bayi itu butuh ayah" Jelas Areez.

"Jika dia butuh ayah, maka hanya kau ayah yang cocok untuknya Areez" Balas Aruna dengan mata berkaca-kaca.

"Kau sudah hilang akal, istirahatlah, aku mau menemui Panglima Finley"

"Kau tidak akan meninggalkanku, bukan?"

"Tidak Aruna, istirahatlah" Melihat Aruna kembali berbaring di ranjang, Areez melangkahkan kakinya keluar.

"Finn!" Panggil Areez, membuat Panglima Finley mendekat.

"Apa Anda membutuhkan sesuatu, Duke?"

"Beri kabar di Kediaman jika aku tidak akan pulang malam ini" Jelas Areez, diangguki Panglima Finley.

✧༺♛༻✧

Sudah 2 hari dan Aleesya belum bertemu Areez sama sekali. Pria itu mengatakan jika dia akan menginap di Batalyon selama 1 hari, tapi sampai sekarang Aleesya tidak melihat keberadaan Areez sama sekali.

"Ck! Memangnya ada apa di sana hingga dia betah berada di sana" Omel Aleesya, yang hilang konsentrasi saat sedang melukis.

"Mungkin ada masalah yang mendesak, Duchess" Balas Lena.

"Aku harap benar-benar masalah di Batalyon, bukan yang lain" Aleesya kembali memfokuskan dirinya untuk menggambar lukisannya.

"Kakak ipar!" Teriak Arsen, membuat Aleesya tidak sengaja menggores lukisannya.

Hi Duke! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang