Happy Reading!
..
.Sudah 5 hari Areez menjalani hukumannya dan pagi ini William mendapat kabar jika Areez jatuh pingsan di ruang penjara.
"Ck, baru 5 hari tapi dia sudah pingsan, memang lemah!" Decak William, meminta Prajurit itu untuk membantu Areez kembali ke kamarnya.
"Tidak mati saja sudah syukur, ayah, mana ada orang yang tahan di cambuk selama 5 hari tanpa henti" Celetuk Arsen, menyuapkan sesendok makanan.
Neura mengangguk menyetujui. "Arsen benar, tapi kenapa tidak kau genapkan selama 1 minggu saja, sayang?"
Arsen melotot. "Wah, kalian memang sama-sama tidak memiliki hati"
"Ini menjadi pelajaran untukmu, jika suatu hari kau menyakiti istrimu, ibu pastikan kepalamu menggantung di tengah hutan, biarkan hewan buas yang menghukummu"
"Kenapa hukumanku berbeda?" Tanya Arsen tak terima.
"Kau baru di hukum cambuk 1 kali saja pasti sudah mati"
"Ibu meremehkanku?"
"Kau mau mencobanya sekarang?" Arsen menggeleng, apalagi saat melihat tatapan William padanya.
✧༺♛༻✧
Aleesya berjalan di sekitar Istana Kerajaan Aurorise, udara pagi ini sangat dingin meski Aleesya sudah memakai gaun secara berlapis-lapis tapi dinginnya pagi ini berhasil menusuk kulit terdalamnya.
Aleesya mengambil salju di depannya dan membulatkan salju itu menjadi sebuah bola kecil.
Melemparnya ke sembarang arah, Aleesya meringis kecil kala bola-bola saljunya mengenai seseorang.
Aleesya menunduk hormat kala melihat orang itu sudah berjalan mendekatinya. "Maafkan aku, Duke, aku tidak sengaja" Kata Aleesya saat melihat orang itu sudah berdiri di depannya.
"Pukulanmu sangat kuat, Putri, aku yakin jika yang mendapat lemparan itu bukan pria gagah sepertiku, mereka pasti akan kehilangan nyawa" Ucap Duke Erick, menatap Aleesya dengan senyum mengembang.
"Kau ahli mengarang, dan sudah ku katakan, aku bukan Putri, lagi" Balas Aleesya.
"Kau tetap seorang Putri dimataku"
Menghela nafas panjang, Aleesya memilih tak menanggapi.
"Mantan suamimu meninggal karena apa?" Tanya Erick, menatap Aleesya bertanya.
Astaga, kesalahpahaman tentang suaminya yang sudah meninggal masih dianggap serius oleh pria di depannya.
"Karena sudah tak bernyawa" Balas Aleesya, pada akhirnya.
Erick tertawa membuat Aleesya merengut tak paham. "Selain cantik kau juga lucu, ya? Sungguh tidak adil, semesta pasti iri dengan kecantikanmu"
Lagi, lagi Aleesya tak menanggapi. Bertemu pria seperti Erick adalah hal biasa bagi Aleesya, tentunya di zaman sebelum ia menikah.
Setelah ia menikah, jangankan untuk berbicara, ada yang menatapnya saja Areez sudah tak terima.
"Ngomong-ngomong, mantan suamimu dulu Duke di Kerajaan mana?" Tanya Erick, tidak pantang menyerah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Duke!
FantasyBagaimana jadinya jika seorang putri pembangkang harus menikah dengan seorang Duke yang terkenal mengerikan di kerajaannya? Mampukah Putri Aleesya mengendalikan monster dalam diri sang Duke? Atau malah sebaliknya?