Author's POV
Sadam memasuki unit apartemen yang terlihat masih gelap dengan tv yang menyala dan sosok perempuan yang tertidur di sofa. Sepertinya istrinya itu ketiduran. Sadam lantas duduk di tepi sofa tepat di sebelah tubuh istrinya. "Sayang.. bangun hey.. pamali tidur jam segini.." Di tepuknya halus sisi wajah istrinya itu sebelum Sadam mendaratkan ciuman berkali-kali disana. "Ayo banguunn.. tidur sore itu gak baik.." ujarnya setelah Sherina membuka matanya yang terlihat sembab.
"Udah pulang?" suara seraknya terdengar. Setelahnya ia bangun terduduk di tempatnya lantas menarik kerah baju Sadam untuk ia endusi. Mencari wangi parfum lain di sana namun tak ia temukan.
"E..eehh..? Ngapain sih?" Sadam menahan sebelah tangan Sherina yang memegang kuat kerah bajunya. Lalu terlihat Sherina menggeleng.
"Makanan buat makan malem nya mana?" tanya perempuan itu kemudian.
"Tuh.." Sadam menunjuk bungkusan di atas meja di sebelahnya.
"Mandi dulu gih.. aku siapin makan malemnya.."
"Oke cintaku.." Sadam mencuri kecup dari bibir istrinya itu setelahnya ia beranjak dari sebelah Sherina.
Sesekali Sherina terlihat berpikir, ada curiga menyelinap di hatinya. Skenario buruk tentang apa yang di lakukan Sadam seharian ini di luar rumah tiba-tiba memenuhi kepalanya.
"Hayooo ngelamun.. Cuci muka dulu makanya biar nyawanya ngumpul.." suara Sadam membuat Sherina sedikit terlonjak di tempatnya. Setelahnya menunduk, menatap segelas air putih yang Sadam sodorkan. "Minum dulu.." setelahnya Sherina mendapat kecupan ringan di pelipisnya. "Gimana seharian di rumah setelah jadi istri? Kecapekan ya kamu? Sampe ketiduran di sofa kayak tadi.."
Sherina menggeleng lalu menarik kursi di depan nya untuk ia duduki. "Ayo makan, aku laper!" ucapannya terdengar seperti perintah yang tak boleh di bantah. Sadam duduk di hadapan Sherina yang saat ini terlihat mood nya tidak baik-baik saja. Bisa jadi efek tidur sore, pikir Sadam.
Nyatanya hingga saat mereka hendak tertidur, Sherina malah asik dengan buku yang di bacanya. Padahal sebelumnya ia akan lebih memilih mengobrol banyak sambil menunggu kantuk datang. Sadam yang baru saja memasuki kamar menatap heran pada istrinya."Sayang.." panggilan yang berbalas gumaman pelan dari Sherina. Sadam duduk di sisi lain ranjang mereka. "Kamu kenapa deh? Dari tadi badmood banget kayaknya. Lagi PMS ya?"
"Enggak.."
"Kalau gitu udah dong baca bukunya.."
"Belum ngantuk."
"Yang.." Sadam berbaring tepat di sebelah Sherina, setelah menyingkirkan rambut panjang istrinya itu agar tak tertindihnya. "Kamu lagi mikirin apa hmm?" Sadam mengecup pundak Sherina.
Perempuan itu menghembuskan nafas lantas menutup buku di tangannya, kemudian membalik tubuhnya. "Dam.. kalau laki-laki selingkuh itu biasanya alasan nya apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Future
Fanfiction"Ini kalau anak kita laki-perempuan sepertinya lucu ya jeng kalau nantinya kita besanan.." ujar wanita yang nampak jauh lebih dewasa dibanding wanita yang lain. Bu Ardiwilaga, beliau akrab di sapa seperti itu. Wanita disebelahnya tersenyum sambil me...