Curiga

208 14 22
                                    

Author's POV

Sherina terbangun dan tak mendapati Sadam di sampingnya. Melirik jam yang menyala di meja nakas, masih jam setengah dua pagi. Keningnya mengernyit, kemana suaminya?

"Sayaangg..." Panggilnya dengan suara serak. Namun tak ada jawaban. Dengan malas ia bergerak bangun dari tempat nyamannya, mendekat ke arah pintu kamar mandi, mendorongnya pelan. Kosong, tak ada Sadam disana. "Yaaaang!!!" Sekali lagi ia memanggil Sadam kemudian berjalan keluar dari kamar. Tidak ada siapapun di apartemennya.

Sherina menggaruk kepalanya, mengingat apakah malam ini Sadam nya belum pulang? Tapi dia ingat betul sebelum tidur tadi mereka bahkan sempat berdiskusi tentang acara resepsi mereka yang tinggal empat puluh lima hari lagi akan di gelar. Lalu sekarang kemana perginya manusia itu?

Dari luar terdengar suara kunci pintu di buka, tak lama Sadam muncul setelahnya dengan tentengan di tangannya, berjalan dengan mengendap-endap.

"Dari mana?" Tanya Sherina datar.

"ASTAGA!!!" bagaimana Sadam tidak merasa terkejut, tiba-tiba melihat Sherina yang duduk bersila di sofa ruang tengah dengan suasana ruangan yang cukup gelap. "Ngagetin aja! Kok bangun?!"

"Dari mana, aku tanya?!"

Mengangkat tentengan plastik di tangannya. "Tiba-tiba pengen sate padang.." lalu Sadam bergerak mendekati saklar, menyalakan lampu.

"Hah? Jam segini?"

"Ya orang lapar!"

"Yakin beli sate padang? Bukan abis ketemu orang?! Gak ke club kan?"

"Sayang, mana ada aku ketemu orang pake piyama begini?! Apalagi ke club! Beneran lapar aku tuh!"

Sherina mengangkat sebelah alisnya, skeptis. Mengikuti setiap pergerakan Sadam di depan meja makan. "Yaaaaa.. bisa aja abis pajamas party?!"

"Ampun deh sayang, gak ada, aku beneran ke luar beli ini doang abis itu ya balik!"

"Kenapa gak bangunin aku buat pamitan? Kenapa gak order di ojek online aja? Kan bisa?!"

"Ya aku maunya pergi sendiri, gimana sih.." Sadam kemudian duduk di depan meja makan, mulai menyantap makanannya. "Mau gak? Makan berdua sini!"

Sherina menggeleng, masih belum percaya jika Sadam benar-benar pergi hanya untuk seporsi sate padang di tengah malam begini. Berjalan mendekat ke arah dimana Sadam berada, lantas Sherina mengulurkan tangannya. "Handphone kamu mana?!" Tanya nya ketus.

"Kenapa nanyain handphone aku?"

"Manaaa?"

"Di kamar sayaaaang, aku gak bawa tadi.. galak banget!" lantas Sherina sedikit menunduk, mencari-cari bukti lain di tubuh Sadam namun yang ia cium benar-benar bau asap bakaran. "Aku beneran jajan sate doang Yang! Curigaan amat!!"

"Ya kamu aneh lagian! Harus banget jam segini mau makan sate?" Sadam mengendikkan bahunya sambil terus menyantap sate di hadapannya.

"Ngidam kayaknya."

"Ngaco! Harusnya juga aku yang ngidam kalau pun iya hamil."

"Jadi udah gak kepikiran childfree nih sekarang?"

"Ya tapi gak sekarang juga! Resepsi aja belum!" Sherina lantas beranjak mengambilkan segelas air putih untuk Sadam.

"Kamu kenapa bangun jam segini?!"

"Ya gak tahu, tiba-tiba aja kebangun!" Sherina kembali duduk di hadapan Sadam, menunggu suaminya itu selesai makan.

"Besok bukannya mau CFD sama anak-anak kantor?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang