48. Ceremony

744 97 9
                                    

Jisung menatap dirinya sendiri di cermin, saat ini ia tengah mengenakan hanbok berwarna biru muda.

Sesuai dengan tradisi turun-temurun yang ada di negeri mereka, hari ini akan diadakan upacara untuk meminta kelancaran bagi seseorang yang sebentar lagi akan melahirkan.

Upacara ini biasanya diadakan disaat usia kandungan tersebut sudah mencapai bulan ke-7 sampai bulan ke-8.

Sebenarnya upacara seperti ini sudah jarang sekali dilaksanakan di era modern seperti ini karena kebanyakan orang menganggap upacara tersebut sudah terlalu kuno.

Tetapi untuk kalangan bangsawan, upacara ini biasanya harus tetap dilakukan.

Selain itu juga nantinya akan ada upacara pengungkapan jenis kelamin bayi menggunakan cara yang tradisional.

Meskipun saat ini sudah diciptakan alat yang sangat canggih untuk mengungkap jenis kelamin bayi dengan akurat, cara tradisional ini tentunya tidak boleh dilupakan karena merupakan adat dan budaya yang sudah ada sejak dulu.

"Jisung ayo."

Jisung menoleh kearah belakangnya, di sana ada Saerom yang berdiri menatap kearahnya, wanita itu saat ini mengenakan hanbok berwarna merah muda.

Jisung berjalan dengan perlahan ke arah kakak iparnya itu karena kandungannya yang saat ini yang sebentar lagi akan memasuki bulan yang ke-8 membuat perutnya terlihat besar.

Saerom segera menggenggam tangan adik iparnya dan mengajaknya keluar dari ruangan tersebut.

Upacara itu sendiri akan diadakan di taman belakang istana dan akan dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat, serta beberapa tamu yang diundang khusus ke sana.

Saat ini Jisung sudah berada di sisi kiri taman istana dengan Saerom yang masih setia menggenggam tangannya, ia menatap gugup orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Sedangkan di seberang sana, tepatnya di sisi kanan taman istana ada Minho yang berdiri dengan Junhui yang ada di sebelahnya.

Sang pangeran saat ini mengenakan hanbok berwarna kuning emas.

Lantunan lagu upacara pun mulai dimainkan disana dengan menggunakan alat musik tradisional tentunya.

Mereka mulai berjalan ke arah panggung yang ada di tengah taman tersebut.

Saat mereka sudah saling berhadapan, Minho dan Jisung membungkukkan badan mereka untuk saling memberikan hormat satu sama lain.

Setelah itu mereka diminta untuk duduk bersimpuh di atas bantalan yang ada disana dan masih saling berhadapan.

Tata upacara yang akan dilakukan pertama kali adalah saling menyiramkan air suci yang sudah dicampurkan dengan kelopak bunga mawar putih pada tangan mereka masing-masing.

Junhui meletakkan sebuah wadah yang berisi air suci di sana diikuti oleh Saerom yang membawa sekuntum bunga mawar putih di tangannya.

Jisung menengadahkan tangannya ke depan, dengan perlahan Minho menyiramkan air suci itu di atas tangan Jisung.

Kemudian bergantian Minho yang menengadahkan tangannya dan Jisung menyiramkan air suci itu diatas tangan suaminya.

Setelah itu Saerom menyerahkan sekuntum bunga di tangannya pada Minho.

Minho menerima lalu menyelipkan bunga tersebut di daun telinga Jisung.

Minho tersenyum di sana lalu mendekatkan wajahnya kearah Jisung dan mencium lembut kening istrinya.

Semua orang yang hadir bertepuk tangan disana karena tata upacara yang pertama telah selesai.

Tata upacara berikutnya adalah meminta doa kepada para tetua kerajaan.

Prince Lee (Minsung) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang