53. Midnight

702 92 15
                                    

Jisung menatap langit malam dari balkon kamarnya, malam itu angin berhembus kencang yang menandakan hujan akan turun sebentar lagi.

Karena merasa kedinginan, Jisung akhirnya memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamar.

Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, ia baru saja selesai menidurkan Gyuvin di dalam box bayinya.

Bayi berusia dua minggu itu tidak terlalu susah untuk di tidurkan, hanya diberikan susu saja ia langsung tertidur.

Sedangkan Minho sejak pagi tadi pergi ke istana utama karena ada urusan dan belum pulang sampai sekarang.

Jisung menoleh kembali kearah balkon ketika mendengar samar suara hujan yang mulai turun dan semakin deras.

Sebenarnya Jisung ingin menunggu suaminya itu pulang, tetapi ia sudah mengantuk sekali sekarang karena lelah mengurus Gyuvin yang entah kenapa rewel sekali seharian ini.

Karena malam sebelumnya Jisung merasa dirinya kurang tidur karena harus mengurus Gyuvin yang tiba-tiba terbangun lalu menangis di tengah malam.

Jisung menguap lalu menggosok matanya yang sudah sangat mengantuk, sebelum tidur sepertinya ia ingin membuat susu hangat terlebih dahulu karena malam itu yang terasa sangat dingin.

Padahal Jisung sudah mengenakan piama lengan panjang sekarang, tapi tetap saja terasa dingin sekali.

Jisung keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah untuk pergi ke dapur.

Saat ia tiba di ruang tengah, Jisung mendengar suara pintu depan istana yang terbuka.

Karena istana tersebut kedap suara terhadap suara dari luar, jadi suara hujan tidak akan terdengar apalagi di lantai bawah.

Jisung segera berjalan kearah pintu depan untuk memeriksanya.

"Kak?"

Ternyata disana ada Minho yang baru saja masuk ke dalam istana.

Minho segera melepaskan sepatunya lalu menoleh kearah Jisung yang menghampirinya.

"Aku kira kau sudah tidur, makanya aku tidak memencet bell," ucapnya.

Jisung menatap jubah suaminya yang basah di bagian belakangnya, sepertinya terkena hujan.

"Kakak tidak pakai payung?" ucap Jisung sambil membantu melepaskan jubah tersebut.

"Pakai, tapi karena hujannya terlalu deras makanya tetap basah," balas Minho.

Jisung menganggukkan kepalanya lalu melipat asal jubah di tangannya.

"Kakak mau makan?"

"Tidak, aku sudah makan di istana."

Jisung menganggukkan kepalanya lalu berjalan kembali ke arah kamar diikuti oleh Minho di belakangnya, sepertinya lelaki tupai itu lupa tujuan awalnya ingin membuat susu hangat.

Saat mereka sudah sampai di kamar, Jisung langsung memasukkan jubah berharga puluhan juta tersebut di keranjang cucian, setelahnya ia menoleh kearah suaminya yang sedang melihat Gyuvin yang tertidur.

"Dia rewel sekali hari ini?"

Jisung menganggukkan kepalanya sambil menguap disana.

"Iya, kakak mau aku siapkan air hangat?" tawarnya.

"Aku akan siapkan sendiri, kau tidur saja jika sudah sangat mengantuk," balas Minho ketika melihat Jisung yang sudah terlihat sangat mengantuk disana.

"Baiklah."

Minho berjalan menghampiri Jisung yang berdiri di dekat kasur.

"Maaf tidak membantumu, aku tau mengurusnya sendirian itu pasti sangat melelahkan."

Prince Lee (Minsung) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang