39. Friend

769 95 0
                                    

Saat ini Jisung sedang membantu menata rambut suaminya yang akan pergi menghadiri acara pelantikan beberapa pejabat kota yang baru di aula utama kota mereka saat ini.

Dengan perlahan Jisung meletakkan mahkota di tangannya diatas kepala sang pangeran.

"Sudah selesai," ucap Jisung.

Minho menatap penampilannya yang merupakan hasil karya istrinya itu di cermin yang ada pada meja rias di hadapannya.

Padahal sebelum ia menikah, pelayan kerajaan yang akan menata penampilannya, namun sekarang berbeda.

Minho berdiri dari duduknya, setelah itu Jisung langsung memasangkan jubah abu-abu ditangannya pada suaminya.

"Kak nanti temanku ingin datang kesini, bolehkan?" tanya Jisung sambil menatap lelaki dihadapannya.

"Tentu saja, setidaknya kau tidak terlalu kesepian di istana," jawab Minho sambil menganggukkan kepalanya.

Mendengar itu Jisung seketika tersenyum senang.

"Aku pergi dulu, nanti jangan lupa minum susu mu."

Minho mengecup pipi Jisung kemudian mengecup sekilas bibirnya, setelah itu ia berjongkok di hadapan perut istrinya.

"Ayah pergi dulu," ucap Minho sambil mengecup perut istrinya.

Hal itu membuat wajah Jisung seketika memerah, sial merasa ia malu sekali sekarang.

Setelah suaminya itu pergi, Jisung langsung mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruang utama, ia memberikan pesan untuk temannya agar segera datang ke istana.

Woobin langsung membalas iya dan akan berangkat kesana, melihat itu Jisung seketika tersenyum lalu mematikan handphonenya.

Jisung mengusap pelan perutnya sendiri, ah ia sungguh tidak menyangka akan mengandung secepat ini.

Apalagi jika anak yang sedang ia kandung nantinya laki-laki, pasti akan menjadi putra mahkota setelah suaminya diangkat menjadi raja.

Tetapi jika perempuan juga Jisung tidak masalah sih, yang penting anaknya sehat maka ia akan senang.

Setelah beberapa saat, Jisung langsung berjalan ke arah pintu utama ketika mendengar bell istana berbunyi.

Jisung tersenyum senang ketika melihat Woobin yang berdiri di hadapannya.

"Ayo masuk!"

Jisung segera mengajak Woobin untuk masuk ke dalam, sedangkan lelaki itu sibuk melihat sekelilingnya.

"Istanamu bagus sekali," puji Woobin sambil berjalan mengikuti Jisung yang ada didepannya.

"Terima kasih, ekspresimu sama sekali dengan sepupuku saat kesini," balas Jisung sambil tertawa kecil.

Jisung meminta Woobin untuk duduk di sofa yang ada di ruang tengah.

"Kau ingin minum apa?" tanya Jisung pada temannya.

"Tidak perlu repot-repot, jus jeruk saja," balas Woobin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Jisung hanya menatap temannya itu dengan tatapan datar, katanya tidak perlu repot-repot.

"Kau tunggu disini."

Setelah mengatakan itu, Jisung langsung berjalan pergi ke dapur.

Lagi-lagi Woobin menatap ke sekelilingnya, hingga matanya berfokus pada foto pernikahan yang ukurannya sangat besar di ruangan tersebut.

Ah ia ingat sekali Jisung yang menelponnya disaat satu hari sebelum pernikahannya.

Temannya itu curhat panjang lebar tentang pernikahannya dan rasa gugup yang ia rasakan, hal itu membuat Woobin tersenyum karena tidak menyangka temannya sudah melangkah sejauh ini.

Prince Lee (Minsung) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang